Bagian Tiga (2)

41.5K 3.5K 16
                                    

"Yeay, dapat uwang yagi!" Labelina berlari ke kamar untuk menyimpan koin emas pemberian Nenek Diana.

Setelah meninggalkan tempat yang menyediakan makanan gratis ini, dia hanya bisa bertahan hidup dengan uang. Makanya, Lala menabung sebanyak yang dia bisa. Karena kalau mencuri, dia pasti akan dipukuli orang-orang lagi.

Labelina melompat-lompat berusaha keras meraih knop pintu kamar. "Ugh! Ih! Ugh!"

Para pelayan yang melewatinya tertawa gemas. Bahkan tak ada satu pun lompatan anak balita itu yang berhasil menyentuh knop.

"Lala mau dibantu?" tawar salah satu pelayan bernama Natelia.

"Tak! Lala bica cendili!" sahut Lala percaya diri bak orang dewasa. Dia akhirnya menyeret bangku kecil yang sebenarnya diam-diam sudah didekatkan oleh Natelia.

Dinaikinya pijakan tersebut dengan penuh semangat. Knop yang sangat tinggi itu akhirnya mampu dia putar dan tadaaa...

Emelly menyambut dengan seringai jahat. Di tangannya ada tas teddy tempat Lala menyimpan uang berharga.

"Dari mana bocah sekecil kau memiliki uang sebanyak ini? Pasti mencuri, ya? Harus ku laporkan pada Margrave!"

*****

"Lala tak menculi! Lala tak menculi! Lala tak menculi!"

"Diamlah!"

"Emelly, mungkin kamu hanya salah paham."

"Kalian juga ikuti aku saja! Akan ku buktikan kalau bocah ini benar-benar pencuri!"

Bising-bising dari lorong menginterupsi perbincangan Diana dan Delzaka. Para ksatria yang sedang berlatih pun sampai menghentikan aktivitas mereka gara-gara keributan tersebut. Termasuk Danzelion.

Labelina dijunjung paksa di pinggang wanita pelayan yang orang-orang kenali bernama Emelly. Bocah kecil itu menggantung dalam posisi tengkurap seperti karung. Tangan kaki pendeknya meronta ingin diturunkan. Sementara di belakang mereka beberapa pelayan berlari panik mencoba menghentikan Emelly.

"Lala?" Joviette dan Vincent bergegas mendekat. Apa yang terjadi sampai anak polos itu diperlakukan dengan kasar?

Begitu pula Delzaka. Ia beranjak dari tempat duduknya seketika. Atensi tajamnya mengisyaratkan bahwa ia butuh penjelasan sesegera mungkin. "Apa-apaan ini?"

Atas dasar apa seorang pelayan berani bertindak kejam pada anak kecil yang secara resmi diakui keberadaannya oleh sang Margrave sendiri? Seharusnya Emelly memiliki alasan kuat mengapa dia berani memperlakukan Lala sedemikian buruknya atau hidupnya yang dipertaruhkan.

Emelly sempat menciut saat dirinya menghadapi tekanan kuat yang dipancarkan Delzaka. "Sa-salam, Margrave. A-ada sesuatu yang hendak sa-saya laporkan pada Anda."

Saat Emelly membungkuk, Labelina mengambil kesempatan itu untuk mengginggitnya.

"Aw!" Emelly refleks melepaskan Lala sehingga bocah itu tersungkur keras.

Bruk!

Kaget, Labelina membatu sesaat setelah dijatuhkan.

Joviette lekas berlari membantu Lala berdiri, namun si bocah justru enggan dibantu. Dia bersikeras menempel pada tanah tak mau dibangunkan. Tampaknya, posisi itu adalah cara dia melampiaskan amarahnya.

Selagi Joviette sibuk membujuk Lala agar kembali berdiri, Emelly menyerahkan tas teddy milik Lala sebagai barang bukti. "Ma-margrave, lihat apa yang saya temukan!" Emelly menumpahkan seluruh isi tas tersebut memperlihatkan pada semua orang.

"Akhir-akhir ini banyak yang kehilangan uang. Saat saya sedang membersihkan kamar, saya menemukan ini tersembunyi di bawah ranjang. Tampaknya anak itulah yang mencuri uang milik rekan-rekan saya," lanjut Emelly mengadu dengan berapi-api. Sejak Labelina dibawa ke kastil, ia tidak lebih dari bocah kotor yang pandai menghabiskan makanan. Mustahil uang sebanyak itu dia dapatkan tanpa mencuri.

Lala tentu tak diam saja. Ia akhirnya mau bangun begitu uangnya jatuh berserakan di mana-mana. "Emelly bohong! Lala tak menculi! Lala tak menculi!" bantah Lala ingin mengambil teddy-nya kembali, namun dicegah oleh Joviette.

"Mencuri?"

"Ya! Percayalah pada saya, Margrave! Saya telah bekerja di kastil ini selama sepuluh tahun! Sedangkan bocah nakal ini baru tinggal sepuluh hari saja sudah berani berkeliaran kesana kemari!"

"Lalu, kau ingin aku melakukan apa padanya?" tanya Margrave dengan suara yang amat dingin.

Bagus, ini kesempatan untukku! Emelly membungkuk sembilan puluh derajat saat mengungkapkan permohonannya. "Saya yang rendahan ini tidak mungkin meragukan keadilan Anda. Tapi, tolong beri hukuman yang setimpal padanya walaupun dia masih muda, Margrave. Kebiasaan buruk seperti itu jika dibiarkan bisa terbawa hingga dewasa."

Be My Father?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang