Bagian Tujuh

32K 2.9K 18
                                    

BAGIAN TUJUH, KECIL BUKAN BERARTI LEMAH

*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*

Kastil Aslett memang sangat tertutup bagi khalayak asing.

Namun, pada hari-hari tertentu, Duke membuka gerbang bagi setiap orang yang ingin mendapatkan penghargaan Aslett dengan menunjukkan produk inovasi mereka.

Persidangan Evaluasi, begitulah orang-orang menyebutnya.

Pada hari tersebut, Duke akan mendanai pengusaha yang produknya dinilai layak dipasarkan setelah melewati berbagai macam pertimbangan dan seleksi. 

Seperti hari ini, misalnya. Selepas mengadakan perburuan kecil dengan kolega, Sidang Evaluasi akan segera dibuka. Gestan berganti busana dengan setelan formal.

Beberapa tamunya merupakan pejabat tinggi sehingga demi menjaga wibawa, Dores menyarankan agar Duke mengenakan pakaian yang lebih sopan.

Tubuh kekar Duke kini dibalut jas hitam dengan rumbai di bahu. Saat butler hendak mengancingkan jas bagian atas, Duke mencegahnya.

"Ini sesak. Biarkan saja terbuka."

Butler itu sempat tertegun. Tidak heran para pelayan wanita selalu salah fokus saat berpapasan dengan Tuan Duke walau pada akhirnya mereka gemetar ketakutan juga.

Lihat saja dada Tuan Duke di balik kemeja ketatnya sekarang. Sangat bidang dan lebar. Dengan diberkati wajah menawan pula, pria manapun akan minder bersanding di sisinya.

"Baik, Tuan Duke."

Seusai merapikan diri, Duke bergegas keluar kamar diikuti beberapa bawahan.

Kres!

Baru berjalan satu langkah dari pintu, Gestan merasa menginjak sesuatu di bawah sepatu mengkilapnya.

Lagi-lagi kulit kacang.

"Pfft." Orang-orang di belakang Duke kelepasan tertawa.

"Ck!"

Decakan lidah Duke seketika membungkam mereka.

"Mengawasi bocah empat tahun saja kalian tidak becus," geram Duke tanpa menengok ke belakang.

Jelas itu bukan sekedar peringatan. Duke telah menandai mereka satu per satu!

"Ma-maafkan keteledoran kami, Tuan Duke!" Segera, orang-orang itu memohon pengampunan dengan membungkuk serendah mungkin. 

"Ak-akan kami pastikan anak itu tidak me-mengganggu Anda lagi!"

Setelah dipikir-pikir, memang mereka-lah yang salah. Mereka terlalu menggampangkan keusilan Lala sehingga tidak mengira kelakuan bocah empat tahun itu dapat mengusik Tuan Duke.

"Sekali lagi dia melakukannya, leher kalianlah yang akan ku gorok pertama kali."

"Ba-baik, Tuan Duke!"

Duke muak dikerjai dengan cara yang konyol. Pasalnya, ini bukan kejadian kedua Gestan mengalami hal serupa.

Siang tadi, saat datang ke ruang kerja, meja kursinya tiba-tiba dipenuhi kulit kacang. Lalu saat jendela dibuka, bocah itu juga melemparinya kulit kacang dari luar.

Kenapa dia begitu terobsesi mengganggunya dengan kulit kacang?

Selepas huru-hara di kamar terselesaikan tanpa korban jiwa, Duke melanjutkan tujuan awalnya, yakni menghadiri pertemuan di aula rapat.

Hiruk pikuk orang-orang langsung senyap ketika sang penguasa Aslett memasuki ruangan.

Kursi kebesaran tersedia bagi Duke dan beberapa pihak berstatus tinggi. Mereka disebut 'Dewan Negen', sembilan penasihat dengan keahlian berbeda.

Merekalah yang selama ini menjadi pengikut setia Aslett sejak kursi kepemimpinan ditempati Amberly. Dua diantaranya kosong lantaran pemilik bangku tersebut adalah Delzaka dan Vincent.

Satu per satu mulai menghadap Duke. Pengusaha lama memberikan laporan terkait perkembangan bisnis mereka, sementara para pemula mengajukan proposal berharap gagasan mereka akan diterima.

"Buang," tolak Duke, melempar proposal yang menurutnya tidak berguna.

"Simpan idemu ini sampai mati."

"Sampah."

"Kau sebut tiruan ini inovasi?"

Proposal mereka dicerca dan dihempaskan secara bergantian.

"Duke, senjata ini cukup ringan untuk latihan." Diana Delta, salah satu anggota Negen, meminta pertimbangan ulang.

"Terlalu ringan," singkat Duke, "selanjutnya!"

Meski disebut penasihat, bukan berarti argumen mereka selalu disetujui Gestan. Tidak hanya keuntungan materi, Duke juga mempertimbangkan aspek-aspek lain jika ide-ide tersebut dikembangkan.

Giliran Viscount Miguelis menghadap Duke, semua orang fokus memperhatikan. 

"Ini obat baru?"

"Benar, Duke. Saya menemukan resepnya dari salah satu jurnal penelitian peri seperti biasa. Itu disebut ramuan versat, bisa digunakan untuk banyak jenis penyakit sedang hingga berat," jelas Miguelis membusungkan dada, yakin idenya akan diterima.

"Bagaimana menurutmu, Tenz?" Sembari menilai dengan mengapit dagu, Duke meminta pendapat Negen yang ahli di bidang farmasi.

Tenz membolak-balik kertas proposal sambil mengangguk-angguk. "Cukup cepat dibuat jika kita membutuhkan jumlah besar dan dalam situasi mendesak. Tapi tumbuhan ini belum pernah dijadikan bahan obat untuk manusia. Perlu uji coba terlebih dahulu."

"Baiklah, untuk sementara ku terima proposalmu," final Duke, disambut tatapan iri dari para saingan Viscount.

Be My Father?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang