Bagian Empat

42.6K 3.7K 16
                                    

BAGIAN EMPAT, LELAKI KEJI YANG TELAH KEHILANGAN HATI

*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*

Pada malam harinya, hal tak terduga terjadi di gedung pelayan. Sang Margrave tiba-tiba berkunjung tanpa pemberitahuan. Para pelayan sempat panik mengira ada sidak dadakan.

Apalagi dengan adanya keributan yang ditimbulkan Emelly hari ini. Mereka khawatir barangkali akan dipecat tanpa surat rekomendasi sama seperti wanita itu. Tidak mendapat surat rekomendasi artinya mereka tidak bisa bekerja pada bangsawan lagi.

Alih-alih mendengar hal yang mereka takutkan, ternyata Tuan Margrave hanya bertanya dengan sedikit gengsi dimana ruangan Lala berada. Kegaduhan di gedung pelayan pun berangsur tenang kembali.

Natelia sebagai pelayan meja makan yang dengan sukarela menggantikan tugas Emelly segera mengantarkan Tuan Margrave ke kamarnya.

Sesampai mereka di tempat tidur Lala, Delzaka menyuruh semua pelayan keluar kecuali Natelia. Rupanya si Buntal sudah terlelap. Ia memejamkan mata dalam kondisi berkeringat dan nafas cepat, sementara dahinya tersemat kain basah.

"Dia sakit?"

"Maaf, Margrave. Setelah mandi Lala mengalami demam," jelas Natelia berdiri di belakang Delzaka.

Mengedarkan pandangan sekilas, rahang Delzaka mengeras samar. Kamar yang diisi untuk empat orang ini memiliki ventilasi yang buruk. Pencahayaan minim. Perapiannya pun belum cukup hangat meski api menyala terang diatas tumpukan kayu bakar. 

Bagi orang dewasa, ruangan seperti ini tidak menjadi masalah. Tetapi, si Buntal berbeda. Dia kecil dan rapuh. Lingkungan yang kurang baik bisa mempengaruhi kesehatannya. 

"Sudah kau panggilkan dokter?"

"Sudah, Margrave. Dokter bilang kemungkinan besar Lala terkejut dengan kejadian tadi siang."

"Dia sakit hanya karena terkejut?"

Natelia mengangguk mengiyakan. "Anak-anak memang begitu sensitif, Margrave. Hal yang mengejutkan bagi mereka bisa menimbulkan trauma."

"Baiklah, kau boleh keluar," ujar Delzaka tanpa berpaling ke belakang.

"Baik, Margrave."

Natelia bukan pelayan yang tak peka. Ia segera memberi waktu privasi untuk mereka berdua. Sebelum memutar knop pintu, Natelia sempat menimang-nimang haruskah ia melapor tentang jenis kelamin Lala?

Tapi ..., ini sudah hari ke-sepuluh sejak Lala tinggal di kastil. Harusnya Margrave lebih dulu tahu kebenaran bahwa secara biologis Lala adalah anak perempuan. Beliau sendiri, 'kan, yang membawa Lala. Natelia mengangguk yakin dan segera keluar ruangan.

Tinggallah Delzaka di kamar itu. Pelan-pelan, ia duduki kursi yang tersedia di samping ranjang. Di lihat dari dekat, ternyata penampilan Buntalan sudah bersih seperti habis dicuci. Baru kali ini Delzaka melihat wajah aslinya tanpa debu. Benar-benar seputih susu.

"Kau terlihat seperti manusia sekarang," ledek Delzaka sebagai kalimat pembuka. Kendati demikian, entah mengapa hatinya terasa pedih menyaksikan bocah mungil itu terbaring sakit.

Rupanya kau selemah itu. Seperti ranting yang mudah patah. Pantas saja Vincent selalu mengusir anak-anak tiap kali ia akan melakukan adegan berdarah-darah.

Apakah dua puluhan tahun silam Hara juga demikian?

Delzaka Theorka mungkin dianggap bagai pahlawan sempurna bagi masyarakat. Sosoknya yang tegas, adil, dan kuat menjadi suri teladan hingga melegenda. Namun, hanya segelintir orang yang tahu bahwa sebagai orang tua, Delzaka bukan ayah yang baik.

Ketika masih sedikit muda, Delzaka kerap bertugas di luar wilayah Aslett. Merawat Hara sepenuhnya dilakukan oleh Amberly, istrinya. Delzaka terlalu sibuk sampai tidak memiliki waktu berkumpul bersama mereka. Bahkan dia pernah terjebak di tempat yang jauh selama lima tahun dan hanya bisa bertukar kabar melalui surat.

Penyesalan datang ketika Amberly berpulang lebih dulu ke tangan Tuhan. Delzaka hanya mampu melupakan kesedihannya dengan bekerja dan bekerja. Mendedikasikan hidupnya menumpas musuh dan kejahatan adalah cara dia melampiaskan rasa kesepian.

Barulah saat Delzaka pertama kali menerima surat lamaran pernikahan untuk Hara, ia menyadari telah melewatkan masa pertumbuhan gadis itu. Sudah pasti Delzaka merasa bersalah. Hara yang tumbuh dewasa tanpa seorang ibu, pasti lebih sedih lantaran ayahnya pun bersikap acuh tak acuh.

Lambat laun, Delzaka mencoba berubah. Dia sebisa mungkin menyisihkan waktu agar dapat membaur dengan putrinya. Awalnya terasa canggung, namun seiring berjalannya waktu, hubungan mereka sedikit demi sedikit mulai membaik. 

Hara menjadi lebih terbuka sejak saat itu. Ia begitu mengandalkan dan seringkali mengeluhkan kekhawatirannya pada sang Ayah. Sementara Delzaka banyak memberi masukan yang tentunya membantu Hara memecahkan masalahnya. Pria itu pun tak segan membagikan kesedihannya yang selama ini selalu berusaha ia pendam sendiri.

Sayang sekali momen damai itu tak berlangsung lama. Begitu Hara tertangkap basah memiliki seorang kekasih dari kerajaan yang mereka perangi, hubungan yang sempat membaik itu kembali retak seperti sedia kala.

"Kau pasti hidup nyaman sekarang. Bersama bajingan pilihanmu yang norak itu," gumam Delzaka tersenyum kecut.

Alis Labelina tiba-tiba mengerut tak nyaman. Sementara pipi tembamnya bergerak-gerak seperti menghisap sesuatu.

"Apa yang kau mimpikan sampai membuat ekspresi seperti itu, Buntal?" tanya Delzaka, tergoda menekan pipi Lala dengan telunjuknya.

Be My Father?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang