01 - 5 : HARI YANG PANJANG

235 31 1
                                    

Sambil lukanya dijahit oleh Sitter Kim di ruang obat-obatan, Kangtae terus diam memikirkan sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil lukanya dijahit oleh Sitter Kim di ruang obat-obatan, Kangtae terus diam memikirkan sesuatu. Entah apa, tapi pokoknya sepertinya yang berhubungan dengan kejadian bersama Go Munyeong tadi. Sitter Kim sampai marah, karena bahkan laporannya tentang selesainya jahitan itu pun tidak digubris oleh Kangtae.

Sedangkan Munyeong, juga sedang diprotes oleh Wadir Lee di sepanjang lobi menuju keluar dari rumah sakit. Tapi, dengan anggunnya, Go Munyeong tidak begitu mempedulikan.

“Okeh. Okeh, hoh?” Wadir Lee bercerocos, “Kita anggap saja acara tadi kacau gara-gara pasien yang kabur itu, tapi bagaimana dengan insiden pisaunya? Katanya kan ada sitter yang terluka. Kalau pihak rumah sakit merilis beritanya, bagaimana? Auh, ‘Penulis  Dongeng Anak-anak Mengayunkan Pisau Alih-alih Pena, Apakah Dia akan Menulis Novel Action?’ Kalau ada berita macam begitu, bagaimana?!”

“Suap saja, kan biasanya juga begitu.”

“Kalau gak berhasil?! Kalau gak berhasil?!”

“Rayu-lah, manfaatkan kecantikanku.”

“Huh.” Wadir Lee benar-benar dibuat pusing oleh Go Munyeong. Untungnya, Penata Yoo segera datang menjemput dengan mobil sehingga dia tidak perlu terlalu berlama-lama menunggu dengan penulisnya yang sangat menyebalkan itu.

“Nah, cepat naik,” kata Wadir Lee, pada Go Munyeong, dengan sudah membukakan pintu. Tapi ….

“Duluan saja, aku ada urusan,” kata Munyeong, lalu memakai kacamata cokelatnya dan berbalik kembali ke dalam rumah sakit.

“Urusan apa?! Hey, Go Munyeong! Ah, dia pasti mau bikin masalah lagi tuh. Ah.” Wadir Lee benar-benar stress dibuatnya.

Penata Yoo membengong heran di balik kemudi.

“Pasien yang seharusnya diam di ruang isolasi,” Kangtae sedang diceramahi oleh Kabag Jang di ruangannya, “malah berkeliaran dan mengacaukan acara mendongeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Pasien yang seharusnya diam di ruang isolasi,” Kangtae sedang diceramahi oleh Kabag Jang di ruangannya, “malah berkeliaran dan mengacaukan acara mendongeng. Karena itu, sejak tadi banyak sekali telepon keluhan dari wali pasien. Harus ada kambing hitam untuk membereskannya,” dan Kabag Jang kurang lebih sudah memutuskan siapa kambing hitam itu. Dia melirik Moon Kangtae.

PSYCHO BUT IT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang