06 - 4 : SI JANGGUT BIRU

105 12 0
                                    

Mengetahui rupanya Kangtae pindah ke rumah Munyeong, sejak semalam tadi, Juri uring-uringan tak karuan

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Mengetahui rupanya Kangtae pindah ke rumah Munyeong, sejak semalam tadi, Juri uring-uringan tak karuan. Karenanya, pagi ini pun, dalam perjalanan berangkat kerja bersama Ibu Kang menuju RSJ OK, dia tidak mengatakan sepatah kata pun.

Ibu Kang bicara, “Mereka kan tidak benar-benar pindah. Mereka akan pulang setiap akhir pekan. Bolak-balik, begitu. Lagi pula kan—”

TIIIN! “Aish! Yang bener dong, kalau nyetir! Dasar, gak tau aturan!” Juri mengumpat setiap kali ada kesempatan, membuat Ibu Kang jantungan.

“Go Munyeong tidak memaksa Kangtae pindah ke rumahnya untuk tinggal bersama. Ini masalah pekerjaan, karena Sangtae—”

TIIIIIIIN, “AISH! LAMPU SENNYA, LAMPU SEN!”

“HEH, KAU ITU, KALAU MARAH, MARAH SAJA PADAKU, JANGAN PENCET-PENCET KLAKSON BEGITU! BUAT APA PUNYA MULUT?! ” Ibu Kang jadi marah juga karenanya.

Juri menghardik keras pada Ibu Kang.

“NGOMONG! PAKAI MULUTMU TUH!”

Maka, “TIN. TIN. TIN-TIN-TIN, TIN-TIN-TIN-TIIIIN!” Juri menirukan suara klakson alih-alih mengeluarkan segala unek-uneknya secara harafiah.

“Kau sudah gila ya?” Ibu Kang tercengang.

“Pak? Coba sebutkan namamu? Kau tahu ini di mana?” Direktur Oh sedang memeriksa keadaan Go Daehwan, berdasarkan informasi yang didapatkannya tadi malam dari Pak Kan

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

“Pak? Coba sebutkan namamu? Kau tahu ini di mana?” Direktur Oh sedang memeriksa keadaan Go Daehwan, berdasarkan informasi yang didapatkannya tadi malam dari Pak Kan. Tapi, jangankan menjawab pertanyaan, Go Daehwan bahkan tidak merespons ucapan Direktur Oh. Ini aneh, pikirnya dan Pak Kan.

“Kondisi pasien bisa saja tiba-tiba berubah, kalian pantau terus dan laporkan semuanya padaku,” perintah Direktur Oh, pada Dokter Kwon dan Kepala Park, dan diiyakan. Dia pun, dengan Dokter Kwon, akan berkeliling untuk memeriksa pasien lainnya.

Kepala Park merapikan selimut Go Daehwan terlebih dahulu sebelum pergi juga dan … “Go, Dae … hwan,” Go Daehwan menyebutkan namanya seperti yang tadi diminta oleh Direktur Oh. Kepala Park tentu saja terkejut.

“Oh, cantik. Seperti … malaikat,” ucap Go Daehwan lagi, mengawang-awang.

“Siapa? Siapa yang cantik seperti malaikat itu?” Kepala Park berusaha untuk tetap membuat pasiennya bicara, sekaligus terrenyuh karena perkembangan yang luar biasa ini.

PSYCHO BUT IT'S OKAYDär berättelser lever. Upptäck nu