07 - 4 : IBU YANG BERSALAH

87 12 0
                                    

Para pasien di RSJ OK cukup ribut karena pengumuman penutupan Kelas Dongeng Go Munyeong untuk sementara yang ditempel di papan pengumuman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Para pasien di RSJ OK cukup ribut karena pengumuman penutupan Kelas Dongeng Go Munyeong untuk sementara yang ditempel di papan pengumuman. Beberapa tidak menyetujui itu, menyayangkan, tidak peduli, dan ada pula yang malah menyetujuinya. Mereka adalah Ju Jeongtae, Lee Areum, Pak Kan, dan Bu Yoo.

“Kenapa?! Kenapa ditutup?! Ah, aku kan suka banget kelas ini, bikin sakit kepala, gak pernah bisa ditebak. Ish!” Ju Jeongtae merengek-rengek di depan papan pengumuman.

“Kalau aku sih sudah menduga,” kata Pak Kan, tahu. “Akal sehat gurunya sangat mencurigakan, sikapnya dalam mengajar juga jelek.”

“Bapak pengawas sekolah, hah?”

“Auh, dasar kau ya?!” BUK, Pak Kan memukul bagian belakang kepala Ju Jeongtae yang katanya menyukai sakit kepala itu.

“Hmp, aku kan sudah mengerjakan semua PR-nya, kelasnya jangan ditutup. Aku yakin banget akan dapat pujian dari Bu Penulis kali ini. Ih!” Lee Areum merajuk sedih karena pengumuman itu.

Bu Yoo berkomentar, “Kau kerasukan roh anak sombong ya, mau pamer sudah mengerjakan PR? Pagi-pagi begini kok sudah manyun saja begitu, bawa sial.”

“Anda kok kasar begitu sih sama Areum, pagi-pagi begini?” Ju Jeongtae turun tangan.

“Kalian … menjalin hubungan?” ramal Bu Yoo, dan Ju Jeongtae langsung membawa Lee Areum pergi dari Bu Yoo dan Pak Kan di depan papan pengumuman ini, entah ke mana.

“Mereka … sebentar lagi akan kena masalah besar tuh.” Bu Yoo meramal lagi menurut pengalaman dan terawangannya.

Di atap rumah sakit, selagi istirahat, Kangtae menelepon Sangtae

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di atap rumah sakit, selagi istirahat, Kangtae menelepon Sangtae. “Sudah makan?” tanyanya, memeriksa.

“Telur ceplok, lobak dadu, sosis tiga, sup tahu.” Sangtae menyebutkan menu makanannya dari balik telepon.

“Sekarang sedang apa?”

“Hanya duduk."

“Kalau Bu Penulis?”

“Hanya duduk.”

“Hmp?” telepon Kangtae ditutup begitu saja oleh Sangtae yang hanya sedang duduk di ruang baca Kastel Terkutuk, berhadapan dengan Go Munyeong yang katanya hanya sedang duduk juga. Mereka berdua benar-benar hanya duduk, tidak bekerja, dan—

PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now