07 - 5 : PENDOSA

74 10 0
                                    

“Auh, dasar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Auh, dasar. Sekarang kau sudah sadar?” Ibu Kang membawakan air minum untuk Juri yang baru tersadar dari mabuknya.

Juri minum.

“Tadi Kangtae datang, dan baru pergi.”

“Kenapa dia ke sini? Sendirian? Apa katanya?” Juri langsung tersegarkan.

“Kalau kau begitu menyukainya, kenapa tadi kau mabuk dibawa pulang laki-laki lain? Sambil digendong lagi.” Ibu Kang bukan memarahi.

“Digendong? Aku?” Juri minum lagi.

“Yah, ketidaktahuan itu berkat. Lebih baik tidak ingat saja. Sudah.” Ibu Kang mengambil kembali gelas Juri yang sudah kosong, lalu keluar kamar.

Tiba-tiba Juri ingat kalau sebelumnya dia bertemu dengan Lee Sangin, Wakil Direktur PT Di Atas Segalanya, dan dia menampar orang itu sangat keras. Wah, kenapa dia melakukan itu?

Lalu, saat dibawa pulang, Juri menjambak-jambak rambut Wadir Lee dalam gendongan dan meneriakinya dengan sangat keras. Argh! Ah, Juri pasti sudah gila. Argh! Juri merasa jadi orang paling bodoh sedunia.

Kangtae juga setengah mabuk di taksi, dalam perjalanan pulang menuju Kastel Terkutuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kangtae juga setengah mabuk di taksi, dalam perjalanan pulang menuju Kastel Terkutuk. Lalu Munyeong mengiriminya pesan pendek bertubi-tubi; Di mana? Kapan pulang? Cepat. Aku bosan. Kenapa gak dijawab?! Mau mati ya?!

Dengan susah payah, Kangtae membalas ‘tugu’, diganti ‘tungnggu’, dan akhirnya ‘tunggu’ terkirim pada Munyeong. Kangtae tertawa-tawa sendiri dengan mata terpejam.

Lama kemudian, Kangtae tiba di Kastel Terkutuk, dan rupanya Munyeong menunggunya di anak tangga hingga ketiduran. Kangtae pun duduk pula di sampingnya, dengan lelah. Kangtae membangunkan Munyeong dengan sedikit tepukan.

“KENAPA BARU DATANG?!” bentak Munyeong, begitu bangun.

“Kenapa tidur di sini?” tanya Kangtae, lemah.

“KAU SENDIRI YANG MENYURUHKU MENUNGGU. ISH.” Munyeong mengendus-endus dan, “Kau minum-minum?”

Kangtae mengangguk.

PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now