13 - 4 : PINTU TRAUMA

60 8 0
                                    

Hari ini Pak Kan berwajah cerah dan menemui Sangtae di depan dinding yang sedang dilukisnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini Pak Kan berwajah cerah dan menemui Sangtae di depan dinding yang sedang dilukisnya. Sekarang lukisannya sudah benar-benar hampir selesai.

“Oh? Selamat siang! Selamat siang. S-su-sudah sehat? Sekarang sudah sehat? Telinganya sudah tidak apa-apa?” Sangtae menyapa dan bertanya.

“Ya. Berkat kau, aku bisa cepat sembuh. Nah, ini bukumu. Aku kembalikan.” Pak Kan mengembalikan buku The Boy Who Fed On Nightmares Sangtae.

“Ce-ceritanya bagus, kan? Bagus, kan?”

“Ya. Makanya aku sampai hafal seluruh ceritanya.”

“B-bagian mana yang paling Ajussi suka? Bagian mana?” Sangtae ingin berdiskusi.

“Mm,” Pak Kan mengingat-ingat dan, “Jangan dilupakan. Jangan dilupakan, tapi hadapi. Kalau kau tidak bisa menghadapinya, selamanya kau tidak akan tumbuh dan hanya tetap anak-anak. Bagian itu.”

“Ya! Ya! Aku juga-aku juga paling suka bagian itu. Hadapi! Jangan dilupakan, hadapi! Bagian itu yang paling kusuka.” Sangtae antusias sekali.

“Hmm,” Pak Kan senang mendengarnya.

“Apa kau masih terus berlatih menggambar kupu-kupu?” tanyanya, kemudian.

“Ya! Mm, ak-aku berlatih sedikit-sedikit di buku gambar. Sedikit.” Sangtae memilih-milih warna dan melanjutkan lukisannya.
Pak Kan menengadah ke lukisan Sangtae, “Ah, kalau begitu, akan lebih cepat melihat kupu-kupu di sini atau lebih cepat aku keluar dari sini kira-kira?”

“Pintu,” sebut Sangtae, cemerlang, “Orang yang lebih cepat menemukan pintu jawabannya.”

“Kau benar,” Pak Kan tercerahkan, “Ayo kita segera temukan pintu itu dan keluar bersama!”

“Ya.” Sangtae sibuk melukis.

Juri baru saja turun dari lantai dua, memeriksa keadaan para pasien, dan yang dia khawatirkan adalah, “Bu Yoo Seonhae agak aneh hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Juri baru saja turun dari lantai dua, memeriksa keadaan para pasien, dan yang dia khawatirkan adalah, “Bu Yoo Seonhae agak aneh hari ini. Dia tidak mau bangun. Kapan terakhir kau bicara dengannya?” Juri bertanya pada Perawat Seon.

“Kemarin siang—Eh? Jangan-jangan ….”

“Sepertinya, mm, orang itu akan muncul lagi ya?”

PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now