13 - 1 : FOTO KELUARGA

70 9 0
                                    

Apa yang membuat Kangtae akhirnya datang ke pemotretan itu? Padahal ini sudah terlalu kejam baginya. Padahal dia sudah cukup menderita selama ini. Tapi, karena kupu-kupu itu, lagi-lagi dia harus kembali merasakan siksaan. Padahal baru saja dia bisa bernapas dengan lega.

Rumah itu memang terkutuk, sehingga disebut Kastel Terkutuk. Seolah dia tidak mengizinkan para penghuninya untuk merasakan bahagia. Kangtae menyesal memasuki rumah ini, tapi dia sudah tidak bisa mundur lagi. Dia sudah telanjur jatuh hati pada wanita yang tinggal di sana. Dia tidak ingin Munyeong menderita pula seperti dirinya. Tapi, lantas, bagaimana dengan ibu dan kakaknya? Kangtae dalam dilema semalaman hingga pagi ini.

“Aku dan Oppa berangkat ya? Kalau kau berubah pikiran, menyusul saja. Terlambat pun tidak apa-apa.” Munyeong berpamitan dari luar kamar. Kedengarannya wanita itu tidak ceria dan merasa berat. Ah, sungguh, apa yang harus Kangtae lakukan?

Setelah lama, Kangtae turun pula dari tempat tidurnya. Dia bergerak menuju setelan dan pesan singkat—dari Sangtae dan Munyeong—yang menggantung di dekat pintu. Dia bergerak dengan lemas. Malas.

Di saku dalam setelan jas itu, ketika dirogoh, rupanya ada Mangtae dan pesan singkat lain di tas punggungnya dari Munyeong, ‘Berkat Mangtae yang kauberikan ini, sekarang aku tidak bermimpi buruk lagi

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Di saku dalam setelan jas itu, ketika dirogoh, rupanya ada Mangtae dan pesan singkat lain di tas punggungnya dari Munyeong, ‘Berkat Mangtae yang kauberikan ini, sekarang aku tidak bermimpi buruk lagi. Aku senang sekali memiliki keluarga seperti kau, Oppa, dan Mangtae. P.S.; Mangtae-nya kembalikan lagi ya? Milikku.’

Kangtae pun berdiri cukup lama memandangi setelan jas itu, sebelum kemudian dia memutuskan untuk menurunkannya dari gantungan dan mengenakannya. Dia juga melepas perban menyesakkan yang melilit kepalan tangannya. Tidak lama, dia telah siap untuk berangkat. Dia pergi menuju pemotretan itu dan tiba sebelum terlambat.

Munyeong dan Sangtae sudah hampir dipotret saat dia datang, tapi, “Tunggu-tunggu, tunggu,” Sangtae menyela. Dia melihat adiknya datang dan senang sekali karenanya.

Munyeong pun terperangah dan bangkit.

Kangtae menghampiri, dan bertanya, “Aku … belum terlambat, kan?”

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Kangtae menghampiri, dan bertanya, “Aku … belum terlambat, kan?”

Lebih dari apa pun, Munyeong dan Sangtae senang sekali Kangtae datang. Mereka tersenyum sangat lebar dan matanya berbinar-binar. Kangtae senang melihat senyum mereka, terutama Munyeong.

“Kalau kau tidak datang, tadinya aku akan minta dieditkan saja,” kata Munyeong, lega sekali.

“Makanya aku datang.” Kangtae juga lega.

“Keren sekali. KEREN sekali, keren! Be-berapa ini? Seratus ribu?” Sangtae menyentuh-nyentuh jas Kangtae dan berbinar-binar bertanya padanya.

“Hyung juga keren.”

“Ya, aku jug-juga keren. Kau pakai gel rambut, pakai gel rambut. Pakai punyaku?” Sangtae berputar-putar mengagumi adiknya yang keren itu.

“Maaf, kalau Anda bertiga mau foto bersama, silakan berdiri sejajar.” Fotografer mengarahkan, dan Sangtae mengiyakan bahwa mereka bertiga memang akan berfoto bersama, menyebutkan bahwa ini adalah foto keluarga, dan Munyeong turun duduk ke kursinya sementara Kangtae dan Sangtae diarahkan untuk berdiri lebih rapat di kiri dan kanan Munyeong. Kangtae senang sekali memiliki momen ini bersama mereka berdua; Sangtae dan Munyeong.

“Nah, karena ini foto keluarga, ayo berfoto dengan ceria. Tersenyum, ya, semuanya? Satu, dua, tiga!” Fotografer memotret, dan jadilah foto keluarga mereka bertiga.

 Tersenyum, ya, semuanya? Satu, dua, tiga!” Fotografer memotret, dan jadilah foto keluarga mereka bertiga

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
PSYCHO BUT IT'S OKAYOnde histórias criam vida. Descubra agora