04 - 6 : ANAK ZOMBI

153 18 0
                                    

Sangtae, setelah dibentak Kangtae tadi, berlari memasuki gedung rumah sakit dan akhirnya meringkuk di bawah meja di dapur rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sangtae, setelah dibentak Kangtae tadi, berlari memasuki gedung rumah sakit dan akhirnya meringkuk di bawah meja di dapur rumah sakit. Dia memikirkan bentakan Kangtae tadi, mengingat-ingatnya, dan, “Kesal. Dia kesal. Dia membenciku. Aargh. Jangan, jangan, ini tidak boleh. Argh. Kenapa? Oh, kelinci.” Sangtae melihat wortel berbentuk kelinci menyodor pada dirinya. Tapi, saat dia hendak mengambilnya, wortel kelinci itu melompat mundur.

“Keluar, sini. Kalau kau keluar, akan kuberikan kelincinya padamu,” kata Ibu Kang, membujuk. Ibu Kang, selain baru-baru ini menjadi induk semang dari tempat tinggal Kangtae dan Sangtae, sejak sebelumnya juga adalah tukang masak di RSJ OK.

Sangtae merengut, menolak.

“Aku akan membuatkan kura-kura dari lobak juga, lho?” bujuk Ibu Kang lagi, agar Sangtae mau keluar dari bawah meja.

Sangtae diam saja.

“Aduh.” Kalau begini, Ibu Kang harus bicara dengan lebih serius. Maka Ibu Kang menaruh wortel kelincinya tadi di atas meja, lalu berjongkok dan bicara, “Kangtae menunggumu di luar. Kau harus keluar menemuinya, supaya aku juga bisa membereskan tempat ini dan cepat pulang. Ya?”

Sangtae tidak mau dengar.

“Ayo. Ayo kita pulang. Ayo keluar,” dan, “Aduh!” Ibu Kang malah ‘terlempar’ ketika mencoba memaksa Sangtae keluar dari bawah meja. Dia hanya berhasil ‘mengambil’ tas Sangtae.

Karena pinggangnya sudah sakit dan Sangtae belum mau juga keluar dari bawah meja, maka Ibu Kang keluar sendiri untuk menemui Kangtae yang sudah cukup lama menunggu.

“Hyung bagaimana?” tanya Kangtae, cemas.

“Nanti pokoknya aku akan membawanya pulang. Kau duluan saja, sana. Ini.” Ibu Kang menyerahkan tas Sangtae pada Kangtae.

“Maaf, merepotkan.” Kangtae merasa tidak enak.

“Merepotkan apa?” Ibu Kang sama sekali tidak merasa keberatan.

“Kalau begitu, saya permisi.” Kangtae mengangguk hormat, lalu pergi pulang terlebih dahulu.

“Kangtae-ya,” Ibu Kang memanggil. Katanya, “Jangan langsung makan kalau sudah sampai di rumah. Aku akan membawa pulang tumis daging.”

“Baik.” Kangtae, dengan senang hati, akan menunggu. Dia pun pergi dengan punggung membungkuk. Auh, Ibu Kang benar-benar tidak tega melihatnya. Anak itu sudah melalui sangat banyak hal, pikir Ibu Kang, letih.

 Anak itu sudah melalui sangat banyak hal, pikir Ibu Kang, letih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now