06 - 5 : MIMPI BURUK

162 15 0
                                    

“Depresi psikotik,” sebut Kepala Park, tentang gangguan yang dialami Bu Kang yang Kangtae tanyakan padanya, “Karena depresinya sangat parah, dia berhalusinasi dan bahkan mengalami delusi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Depresi psikotik,” sebut Kepala Park, tentang gangguan yang dialami Bu Kang yang Kangtae tanyakan padanya, “Karena depresinya sangat parah, dia berhalusinasi dan bahkan mengalami delusi. Dia itu penerima bantuan pemerintah, tapi, karena kondisinya, dia pikir dirinya itu adalah wanita simpanan konglomerat.”

“Sepertinya beliau punya anak?” pikir Kangtae, bukan sekedar menebak.

“Punya, perempuan,” jawab Kepala Park, otomatis. “Dia membesarkan anaknya sendirian tanpa suami, tapi beberapa bulan yang lalu anaknya itu meninggal karena kecelakaan.”

Oh. Kangtae mengerti sekarang.

“Bu Kang pikir, putrinya itu masih hidup sampai sekarang. Yah, mungkin dia masih sulit menerima kenyataan itu.” Kepala Park tidak pernah menyalahkan Bu Kang atas apa pun.

Di kelas dongeng, Lee Areum sedang membacakan buku dongeng yang dibacanya minggu ini pada pasien lain dan juga Munyeong di depan kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di kelas dongeng, Lee Areum sedang membacakan buku dongeng yang dibacanya minggu ini pada pasien lain dan juga Munyeong di depan kelas. Dalam dongengnya itu, banyak ulangan kata ‘ibu’ selain nama tokoh utama dongeng yang adalah Emile. Kata ‘Ibu’ itu, ditambah ucapan Bu Kang tadi, sangat mengganggu pikiran Munyeong.

“Diam,” gumam Munyeong, pada pikirannya sendiri, sementara Lee Areum terus bercerocos membaca kata ‘ibu’, ‘ibu’, dan ‘ibu’, maka, “DIAM!” Munyeong membentak secara tiba-tiba, mengejutkan semua orang.

Kelas dongeng pun bubar karenanya, dengan mengecewakan dan banyak tanya-tanya tentang tindakan Munyeong itu. Bahkan, Lee Areum menangis—mengira Munyeong benar-benar membenci dirinya—di sepanjang jalan menuju kamar rawatnya bersama dua pasien lain.

“Kenapa? Ada apa ini?” Kangtae bertanya pada pasien-pasien yang lewat; Lee Areum, Ju Jeongtae, dan Bu Yoo.

“Bu Penulis meminta Areum membaca dongeng keras-keras, tapi, waktu Areum sedang bagus-bagusnya membaca, tiba-tiba Bu Penulis berteriak, menyuruh Areum diam. Itu kan gak masuk akal!” Ju Jeongtae marah pada Go Munyeong.

“Menurut pengalamanku,” Bu Yoo angkat bicara, “sebentar lagi Bu Penulis PASTI akan kerasukan. Tadi itu, dia mendengar suara-suara hantu, makanya jadi aneh begitu.”

PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now