11 - 3 : SUDAH BERUSAHA

98 10 5
                                    

Tidak berbeda dengan Kangtae, senyum Munyeong di ruang baca Kastel Terkutuk pun berubah jadi lebih indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak berbeda dengan Kangtae, senyum Munyeong di ruang baca Kastel Terkutuk pun berubah jadi lebih indah. Dia sedang memuji tindakannya sendiri kemarin, yang telah menahan diri dan tak melakukan apa pun terhadap tamu yang aneh itu.

Di sampingnya, ada sesuatu yang menarik; gambar Mobil Terbang buatan Sangtae. Munyeong menyukai gambar itu, dan membulatkan suatu tekad berkatnya. Dia pun pergi ke suatu tempat, sedangkan Kangtae sedang menerawang kertas-kertas yang ditemukannya tadi di novel Pembunuhan Penyihir Barat milik Bu Park. Ah, tapi dia tidak bisa menemukan petunjuk kecil sekalipun. Jadi, Kangtae akan menyimpannya dulu saja di loker.

Tanpa diketahui, Direktur Oh sudah berada di balik pintu loker Kangtae dan sedikit mengintipinya. Ouh! Betapa kaget Kangtae saat menoleh dan Direktur Oh berada tepat di depan mata, sampai agak mengumpat.

“’Kampret’?” Direktur Oh mengulang dengan tercengang, “Kau semakin berani saja, ya, sekarang?” komentarnya, dan Kangtae langsung meminta maaf.

“Kau tidur di mana semalam?”

“Apa?” Kangtae merasa salah dengar.

“Heran saja,” kata Direktur Oh, sambil duduk, “wajahmu bisa berubah begitu dalam semalam. Mungkin tempat tidurmu yang berubah? Jangan-jangan ‘keluar mencari pasien’ hanya alasan saja.”

“Tidak, bukan begitu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Tidak, bukan begitu.” Kangtae bingung, kenapa orang-orang terus mengatakan ‘wajahnya berubah’.

“Ah, kira-kira kenapa harus ke sana ya?” Direktur Oh membicarakan Bu Park yang ‘katanya’ mendatangi rumah Munyeong semalam.

Kangtae pikir, Direktur Oh masih bertanya tentang dirinya. Jadi, “Yah, karena saya sangat cemas dan—"

“Untuk mengucapkan selamat ulang tahun?”

“Bukan. Bukan itu alasan utamanya. Saya—”

“Bukan kau, tapi Bu Park Okran,” Direktur Oh sebal sekali pada Kangtae, “Kenapa dia pergi ke sana? Tidak mungkin dia sampai kabur dari rumah sakit, kalau hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun.”

“Saya harap sih,” Kangtae berdoa, “memang hanya untuk itu Bu Park datang ke sana. Saya harap, tidak ada hal buruk apa pun lagi yang menimpa kami.”

PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now