15 - 4 : SAUDARA YANG SALING MENYAYANGI

79 9 0
                                    

Direktur Oh dan Kangtae sama-sama keluar dari ruangan direktur. Mereka entah menuju ke mana. Kangtae bertanya, “Pak Direktur, tadi Anda mengajak saya bersenang-senang bersama, kan?”

“Kenapa? Kau mau menertawakanku?”

“Bukan. Nanti saya akan sering mampir. Saya ingin menanam pohon di kebun rumah sakit. Apakah boleh?” Kangtae bertanya.

“Pohon? Boleh saja. Pohon apa?”

“Yah, mungkin pohon kenari atau ginko."

“Jangan ginko. Bau.”

“Oh, baik.”

Sementara itu, di Kastel Terkutuk, Munyeong tidak tidur dengan nyenyak di ranjangnya. Dia memimpikan kejadian kemarin dan ketakutan-ketakutan lainnya tentang Do Heejae. Dia bermimpi buruk.

Kemudian seseorang datang dan menyelipkan Mangtae ke tangannya. Munyeong menggenggam boneka itu kuat-kuat dan … terbangun dan kaget melihat Kangtae ada di depannya. Dia langsung duduk.

“Sepertinya … kau mimpi buruk,” kata Kangtae, tentang yang dilakukannya tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Sepertinya … kau mimpi buruk,” kata Kangtae, tentang yang dilakukannya tadi.

“Kemasi barangmu dan pergi. Pergi hari ini juga. Mangtae sudah cukup bagiku. Aku tidak membutuhkan Kangtae lagi,” kata Munyeong, dingin.
Kangtae hanya diam.

“Oh iya, kau juga tidak suka, kan, jadi orang yang dibutuhkan? Bagus. Pergi dari sini.” Munyeong terus saja mengusirnya.

“Kau … benar-benar akan hidup sendiri?” tanya Kangtae, menantang.
Munyeong menjawab, “Sebelum ini pun aku hidup sendirian. Orang sepertiku sudah seharusnya tidak hidup bersama orang lain. Aku harus hidup jauh dari orang lain.”

“Kenapa?”

“Karena memang begitulah aku terlahir.”

“Go Munyeong,” Kangtae bicara, “sekarang kau tidak bisa hidup sendirian lagi.”

“Kenapa?”

“Karena sekarang kau sudah tahu … apa itu kehangatan dan rasa kenyang,” kata Kangtae, lembut, “Jadi, sudahlah, kau juga akui saja.”

“Apa?” Munyeong tetap dingin.

“Bahwa kau adalah seorang anak yang ingin dicintai.” Kangtae menyentuh lembut pipi gadis ini, dan menatapnya dengan senyum.

” Kangtae menyentuh lembut pipi gadis ini, dan menatapnya dengan senyum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now