13 - 3 : ETIKA DALAM BERSIKAP

66 12 1
                                    

“Jangan pernah coba-coba menghubungiku lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jangan pernah coba-coba menghubungiku lagi.” Bu Yoo sedang bicara dengan seseorang di telepon di meja depan. Dia nampak sangat marah.

“Kau tidak punya hak apa pun atasku. Ya, datang saja. Aku akan membunuhmu begitu melihatmu!” dan BRUK, Bu Yoo menutup telepon dan hampir melumat gagang telepon itu.

Perawat Seon, Sitter Oh dan Dokter Kwon menenangkannya.

“Kalau orang itu ada menelepon lagi, bilang saja padanya kalau aku sudah mati. Uhuh, uhuh, uhuh.” Bu Yoo terengah-engah, marah, lalu pergi.
Dokter Kwon menyusul.

Kepala Park datang dan bertanya, “Siapa yang menelepon, sampai marah begitu?”

“Orang itu lagi. Ayahnya Bu Yoo Seonhee,” sebut Perawat Seon, menjawab.

“Wah, gak tau malu,” kritik Sitter Oh, “Dia mengirim anaknya ke rumah dukun, kan, waktu Bu Yoo masih kecil? Gara-gara dia pikir anaknya kerasukan?”

“Ih, kalau ayah kayak begitu sih, aku juga gak mau, deh, ketemu. Selama ini ke mana saja dia?” Perawat Seon bergidik-gidik.

“Perawat Seon?” Kepala Park bukan memanggil.

“Ya?” Perawat Seon siap menerima perintah.

“Kau tidak boleh bicara sembarangan dan menilai keluarga pasien seperti itu. Kita tidak berhak. Belum tentu yang kita ketahui dari Bu Yoo adalah segalanya. Ayahnya juga pasti punya alasan sendiri. Ya?”

Sitter Oh menunjuk-nunjuk Perawat Seon di belakang Kepala Park, dan Perawat Seon merunduk dan cemberut.

Kepala Park pergi.

“Huh. Yah, aku salah,” gerutu Perawat Seon.

 Yah, aku salah,” gerutu Perawat Seon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok-tok-tok. Wadir Lee segera bangkit dan membukakan pintu untuk Ibu Kang yang datang membawakan makanan. Dia menyilakannya masuk dan beres-beres seperlunya juga sedikit menyemprotkan pengharum ruangan. Sebelum ini, Wadir Lee sedang mempelajari banyak buku dongeng.

“Kenapa kau tidak makan malam?” Ibu Kang memarahi Wadir Lee sambil disilakan duduk.

“Oh, ya, itu, ada yang harus dikerjakan.” Wadir Lee duduk juga.

PSYCHO BUT IT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang