10 - 5 : RINDU

92 8 0
                                    

Setelah memenuhi tas travel Sangtae dengan baju-baju pemiliknya, Juri berjalan-jalan lesu mencari Munyeong di Kastel Terkutuk ini untuk pamit, dan dia menemukan kepala orang itu menyembul dari balik salah satu kursi di ruang makan yang dilewatinya.

“Aku pergi? Hh, kau sudah makan, belum?” Juri tidak bisa mengabaikan rasa cemasnya terhadap orang yang dulu pernah menjadi teman kecilnya itu.

Munyeong menoleh, dan rupanya dia sedang melahap sandwich. Katanya, “Tidak ada makanan di sini, hanya ada ‘anggur’.”

Makanya, dua teman kecil ini pun duduk bersama meminum anggur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Makanya, dua teman kecil ini pun duduk bersama meminum anggur. Munyeong menuang duluan ke gelas pialanya sendiri, kemudian Juri, setelah berkata, “Aku bawa mobil ke sini.”

“Terus?”

“Naik taksi sajalah, kalau begitu.” Lalu Juri meneguk anggurnya habis dalam sekali teguk. Dia nampak frustrasi karena sesuatu.

Melihat itu, Munyeong senang dan menuangkan anggur ke gelas Juri, sambil mengobrol, “Sekarang kau sudah tidak takut lagi padaku?”

“Masih takut,” jawab Juri, dengan ditambah, “Aku takut, benci, dan iri padamu,” sebelum dia meneguk lagi anggur yang dituangkan Munyeong untuknya.

Munyeong tertegun. Dia menoleh pada Juri yang meneguk habis lagi anggur di gelasnya dan mengisi lagi gelasnya itu dengan anggur yang sama. Munyeong memerhatikannya, terus sampai Juri setengah mabuk.

Sementara Kangtae dan Sangtae belum memejamkan mata padahal sudah sama-sama berbaring di kasur masing-masing

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sementara Kangtae dan Sangtae belum memejamkan mata padahal sudah sama-sama berbaring di kasur masing-masing. Kangtae memandangi Sangtae, dan Sangtae berkata dengan tegas bahwa, “Aku ini kakakmu.”

“Ya, dan aku adik Hyung,” jawab Kangtae, menyambung.

“Milikku. Moon Kangtae itu milik Moon Sangtae.”

“Ya. Aku milik Hyung.” Kangtae memasrahkannya.

“Aku menyayangimu,” ungkap Sangtae, agak menghibur Kangtae. Katanya, “Meski baru bertemu, aku sangat-sangat menyayangimu.” Lalu, dengan malu-malu, Sangtae berguling memunggungi adik yang sangat disukainya itu.

PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now