02 - 5 : PENAKUT

131 19 0
                                    

“Heh, Go Munyeong,” Wadir Lee langsung marah-marah begitu melihat Munyeong turun dari lantai dua toko buku, “bagaimana kau akan membereskan masalah ini? SAKSINYA BUKAN CUMA SATU-DUA ORANG! Kau SELALU bertindak sesuka hati dan melimpahkan semuanya padaku. Heh, kau, ngapain saja kau tadi, hah? Merokok, ya? Kau merokok, ya?” Wadir Lee juga memarahi Penata Yoo yang memang sempat merokok saat acara berlangsung tadi.

“Uh, bisa gila aku. MUNYEONG-AH. HEH, GO MUNYEONG, LEBIH BAIK KAU BUNUH SAJALAH AKU. AUH!” Wadir Lee benar-benar frustrasi karena masalah ini, dan parahnya Go Munyeong nampak tidak mau peduli pada masalah yang dibuatnya sendiri itu.

Sedangkan Sangtae … menunggu Kangtae dengan sabar di bangku di depan gudang toko buku tempat Kangte menunggu sebelumnya tadi. Melihat kakaknya sudah keluar dari gudang—dari lorong menuju gudang itu, Kangtae lega dan langsung menghampirinya. Kangtae duduk di samping kanannya.

Sangtae menjauh. Tapi, akhirnya mereka pulang naik bus berdempetan.

Sangtae memeluk erat-erat buku Anak Zombi karya Go Munyeong, yang tidak sempat dia tunjukkan langsung pada penulisnya itu dan melihatnya menandatanganinya, lagi, dan berfoto bersamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sangtae memeluk erat-erat buku Anak Zombi karya Go Munyeong, yang tidak sempat dia tunjukkan langsung pada penulisnya itu dan melihatnya menandatanganinya, lagi, dan berfoto bersamanya. Sangtae kesal pada Moon Kangtae.

“Hyung sedih ,ya, karena tidak dapat tanda tangan? Kalau Hyung sedih, aku juga jadi sedih lho?” kata Kangtae, membujuk.

Hmph. Sangtae tidak semudah itu dilunakkan.

“Argh. A-argh. Perutku. Perutku sakit sekali.” Kangtae berpura-pura untuk menarik perhatikan Moon Sangtae. Lalu, saat Sangtae mulai panik, Kangtae, “Kejutan! Lihat, apa yang kubeli?” katanya, sambil menunjukkan sebuah ensiklopedia dinosaurus yang begitu mengagumkan.

Sangtae terbelalak. “Ensiklopedi Dinosaurus! Wah? Ensiklopedi Dinosaurus! Ensiklopedi Dinosaurus!” Dia langsung menyergap buku itu dengan gembira, dan membuka-bukanya.

“Hyung senang?”

“Ya, senang sekali, senang sekali. Sangat senang.”

“Jadi, Hyung lebih suka aku … atau Penulis Go Munyeong?”

“Maiasaura,” Sangtae lebih tertarik pada buku dinosaurusnya, “artinya Ibu Dinosaurus yang Baik menurut bahasa Latin. Dia adalah dinosaurus herbivora yang bermulut seperti bebek. Dromaeosaurus, artinya Kadal Pelari Cepat. Dinamai begitu karena kecepatan berlarinya,” dan bla-bla-bla-bla, Sangtae terus membaca buku barunya itu keras-keras, sementara Kangtae membuka jendela bus dan menikmati angin yang berhembus masuk melaluinya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now