07 - 2 : BUKAN TONG KOSONG

94 9 0
                                    

Munyeong benar-benar tidak melakukan apa pun di rumah, seperti kata Kangtae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Munyeong benar-benar tidak melakukan apa pun di rumah, seperti kata Kangtae. Dia hanya berbaring di ranjang, dengan mata terbuka, dan menatap lurus ke arah langit-langit kamar yang bukan sedang mengamatinya. Munyeong sedang … teringat pada suatu momen di masa kecil ketika dirinya duduk di depan cermin bersama sang ibu.

Dengan jari-jarinya yang gemulai dan berkuteks merah, Do Heejae menyisiri rambut putrinya di depan cermin dan berkata, “Sama sepertiku, kau sangat cocok berambut panjang. Jangan pernah memotong rambutmu ya?”

“Tapi aku bosan,” keluh Munyeong, kesal.

“Kau harus patuh pada Eomma. Kau tidak akan pernah memotong rambutmu. Jawab,” tapi Munyeong diam saja.

“JAWAB!” bentak Do Heejae, dengan melempar sisir ke arah cermin. Maka, “Baik, Eomma,” Munyeong menjawab dengan agak ketakutan.

Karena momen itu, sekarang Munyeong mengobrak-abrik meja riasnya, mencari gunting, dan dia menemukan tiga di laci paling kanan. Munyeong akan … memotong rambutnya dengan salah satu gunting itu. Ya. Tapi tekadnya terhenti begitu gunting itu sudah menganga di depan rambutnya dan PRANG! Munyeong melemparkan gunting itu ke cermin.

Wadir Lee, yang baru saja tiba di lantai satu, mendengar suara pecahan kaca itu dan segera berlari ke lantai dua, memeriksa keadaan Munyeong. Saat dilihat, Munyeong sudah duduk di tepi ranjangnya dan cermin di meja riasnya pecah mengerikan.

 Saat dilihat, Munyeong sudah duduk di tepi ranjangnya dan cermin di meja riasnya pecah mengerikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Munyeong-ah, kau baik-baik saja?” tanya Wadir Lee, dengan setengah lega dan sangat berhati-hati.

“Aku ingin memotongnya, tapi tidak bisa,” sebut Munyeong, lemas.

“Apa? Kau ingin memotong apa?”

“Eomma,” jawab Munyeong, lesu.

Wadir Lee pun berpindah mengamati Munyeong dari arah depan, dan, “Kau … diganggu oleh halusinasi itu lagi? Sejak kapan? Sejak kapan itu dimulai?!”

Munyeong menoleh, dan jawabannya, “Sejak hari pertama aku datang ke sini.”

“Uh.” Wadir Lee langsung kalap. Dia mengemasi barang-barang Munyeong ke koper dan mengomel, “Kau tidak boleh tetap di sini. Ikut denganku, kita kembali ke Seoul. Sekarang.”

PSYCHO BUT IT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang