04 - 4 : TIDAK BERGUNA

114 13 0
                                    

“Silakan pizza-nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Silakan pizza-nya.” Jaesu menyajikan sepanggangan pizza ukuran besar pada seorang pembeli, yang adalah … Wadir Lee.

“Tunggu,” kata Wadir Lee, memerintah.

“Ya? Ada apa?” Jaesu bersikap sopan.

“Katanya, kalau aku membeli pizza ukuran besar begini, aku akan dapat gambar mukaku sendiri secara gratis. Ada tuh, tulisannya di depan.”

“Oh, itu. Maaf, tapi itu hanya untuk pembelian di siang hari. Maaf sekali.”

“Hmp. Penipu,” tuduh Wadir Lee, dengan menghunus pisau.

Jaesu agak bingung.

“Ah, aku tertipu. Bagaimana, ya, caranya, supaya aku bisa menipu Munyeong dan membawanya kembali ke Seoul? Huh.” Wadir Lee kehabisan ide di saat seperti ini.

Jaesu geleng kepala dan kembali ke dapur.

Tak lama, warung pizza ini kedatangan pembeli lagi, dan itu adalah Nam Juri. Dia menyapa Jaesu dan … aura kecantikannya, tanpa diduga-duga, menyerang dan menyejukkan hati Wadir Lee yang sedang gundah.

 Dia menyapa Jaesu dan … aura kecantikannya, tanpa diduga-duga, menyerang dan menyejukkan hati Wadir Lee yang sedang gundah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Oppa, aku mau … sayap, dan bir segelas besar,” pesan Juri, langsung pada Jaesu.

“Tumben. Gak biasanya kau minum-minum.”

Wadir Lee menguping.

“Segelas saja. Aku sedang ingin minum.”

“Kenapa? Ada masalah, ya, di rumah sakit?”

“Tidak.”

“Ya sudah, kalau begitu, aku temani ya?”

“Aih. Gak usah. Oppa kerja saja di dapur. Hm.”

Hihi. Ini adalah kesempatan bagi Wadir Lee. Saat Jaesu bergerak pergi dari meja Juri, dengan berpose keren, Wadir Lee berkata, “Saya juga … makan sendirian hari ini. Mau bergabung? Pizza-nya terlalu besar untuk dimakan sendirian.”

“Hmp. Tidak, terima kasih.” Juri menolak, dengan sopan, dan Wadir Lee tidak bisa berbuat banyak tentang hal itu.

Setelah mengernyit aneh ke arah Wadir Lee, Jaesu pergi ke dapur untuk menyajikan pesanan Juri tadi. Lalu, Juri pun bisa meneguk bir pesanannya itu, berbarengan—tapi masing-masing—dengan Wadir Lee.

PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now