14 - 4 : KAKAK YANG BAIK

93 8 0
                                    

“Aha, Jaesu-ssi! Mengoroknya keras sekali. Berisik! Berisik!” Sangtae sampai kabur ke luar rumah di pagi hari, saking berisiknya dengkuran Jaesu itu, dan dia memeriksa ponselnya.

“Eh? Ke-ke-kenapa belum telepon ya? Me-mereka belum baikan? Me-mereka harus baikan, supaya aku bisa pulang.” Sangtae kebingungan, begitu pula dengan Juri yang pesannya tidak dibalas oleh Munyeong.

” Sangtae kebingungan, begitu pula dengan Juri yang pesannya tidak dibalas oleh Munyeong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Juri mencoba menelepon temannya itu, tapi tidak diangkat. Ah, haruskah dia pergi ke rumahnya saja? Juri benar-benar mencemaskan temannya itu.

Perawat Seon datang.

“Seonbae, aku mau pesan kopi. Seonbae mau pesan juga, tidak?” tanyanya, menawarkan.

“Boleh. Aku americano.”

“Aku latte,” Dokter Kwon nimbrung sambil lari.

Perawat Seon monyong-monyong, tapi dia memesankan juga kopi Dokter Kwon itu. Dua americano untuk dirinya dan Juri, dan satu latte untuk Dokter Kwon.

Tiba-tiba Bu Yoo datang ke meja depan ini, dan bertanya, “Aku kok tidak melihat Sitter Moon sejak kemarin.”

“Dia cuti, untuk sementara,” jawab Juri.

“Eh? Sejak kapan?” Perawat Seon juga kaget.

“Oh, begitu rupanya?” Bu Yoo agak kecewa.

“Kenapa?” Juri bertanya.

“Mm, tidak. Aku hanya … ingin berterima kasih saja tentang kejadian waktu itu, sekalian ingin mentraktirnya makan juga.” Bu Yoo agak malu-malu, dan gengsi, saat mengatakannya.

Juri tersenyum, “Lain kali saja. Kalau Sitter Moon masuk, Anda bisa mentraktirnya.”

“Ya, tentu saja,” jawab Bu Yoo. Tapi, dia tidak langsung pergi. Dia bertanya lagi, “Mm, ngomong-ngomong, tidak ada telepon untukku, kan?”

“Tidak,” jawab Perawat Seon, polos.

“Anda menunggu telepon siapa? Ayah Anda?” Dokter Kwon tercengang sekali, dan lebih tercengang lagi saat Bu Yoo mengiyakannya.

“Kalau ayah Anda menelepon, bagaimana?” tanya Juri, ‘meminta saran’.

“Mm, beri tahu aku saja dulu,” jawab Bu Yoo, canggung, dan dia pergi setelah itu.

Perawat Seon tersenyum, tapi, “Auh. Jangan-jangan Bu Yoo mau mendonorkan hatinya untuk ayahnya.”

“Mungkin?” Juri angkat bahu.

“Ngomong-ngomong, kenapa Sitter Moon tiba-tiba ambil cuti?” heran Dokter Kwon, dan Juri tidak bisa begitu saja memberi jawaban untuknya.

“Ngomong-ngomong, kenapa Sitter Moon tiba-tiba ambil cuti?” heran Dokter Kwon, dan Juri tidak bisa begitu saja memberi jawaban untuknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now