08 - 2 : TERSIHIR

79 12 2
                                    

Klik.

“Auh, bikin kaget saja.” Kangtae terkejut karena ada penampakan Sitter Oh di balik lokernya. Dia terlihat agak ‘menakutkan’ karena wajah pucat dan lingkar hitam di matanya. Sitter Oh sendiri merinding ketika melihat wajahnya di cermin.

“Terjadi sesuatu saat sif malam tadi?” tanya Kangtae, perlu tahu.

“Punya concealer, gak?”

“Apa itu?” Kangtae tidak punya.

“Kalau cushion?”

“Di ruang istirahat.”

“Ah, buat kulit. Sudahlah.” Sitter Oh akan duduk saja, beristirahat. Dia duduk di sofa.

Dengan agak canggung karena concealer dan cushion tadi, Kangtae mulai membicarakan hal lain. Dia bertanya, “Ada pasien yang acting out semalam? Siapa?” (Acting out, ekspresi perilaku pada emosi yang berfungsi untuk meringankan ketegangan yang berkaitan dengan emosi-emosi tersebut atau untuk mengomunikasikannya dengan cara menyamar, atau tidak langsung, kepada orang lain. [psychology.binus.ac.id])

“Pak Go Daehwan,” sebut Sitter Oh, lalu kakinya berselonjor.

“Bagaimana?” Kangtae duduk di samping Sitter Oh, membaca grafik pasien.

“Bagaimana?” Kangtae duduk di samping Sitter Oh, membaca grafik pasien

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Tengah malam tiba-tiba saja ngamuk, kacaulah pokoknya. Dia keluar kamar keliaran di koridor, matanya melotot, mulutnya berbusa, kejang-kejang—Argh, aku sama sekali gak tidur tadi. Kenapa sih ini selalu terjadi pas aku sif malam? Hh.” Sitter Oh merasa menderita sekali setiap kali dirinya bekerja sif malam, sedangkan Kangtae nampak mencemaskan sesuatu tentang Go Daehwan.

” Sitter Oh merasa menderita sekali setiap kali dirinya bekerja sif malam, sedangkan Kangtae nampak mencemaskan sesuatu tentang Go Daehwan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Go Daehwan sekarang sudah jauh lebih tenang. Dia tertidur dengan disuntikkan obat penenang oleh Kepala Park di kamar rawatnya.

“Bagaimana dia? Aku takut tumor otaknya kambuh lagi. Dia meracau terus semalaman.” Pak Kan nampak berantakan di ranjangnya.

“Anda tidak perlu cemas. Aih, Anda tidak tidur, ya, semalam?” Kepala Park melihat ada kantong hitam di bawah mata Pak Kan.

“Iya. Makanya hari ini aku mau bolos saja dari Kelas Meditasi, dan tidur.”

PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now