08 - 5 : LEBIH MEMBUTUHKAN

77 11 0
                                    

“Aku pulang!” seru Sangtae, saat melihat sembulan kepala Munyeong dari balik sofa ruang baca, sambil melintas. Dia pergi begitu saja ke kamarnya, tak mendengarkan sapaan balik Munyeong.

“Ah, malas nulis,” desah Munyeong lalu melemparkan buku dan pena barunya ke meja. Mangtae si boneka jelek tidak cukup untuk meredakan rasa bosannya.

Oh iya! Kan ada Sangtae

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oh iya! Kan ada Sangtae. Munyeong menerobos masuk begitu saja ke kamar Sangtae, tanpa mempertimbangkan kalau Sangtae sedang berganti pakaian.

“Oppa! Oppa!”

“Ketuk pintu dulu, kalau masuk. Ketuk pintu dulu.” Sangtae buru-buru merapikan celana pendeknya. Dia baru melepas baju dan sekarang hanya memakai kaus dalam dinosaurus dan celana pendek.

“Kita main yuk? Oppa bisa main poker kan?” tanya Munyeong bertubi-tubi.

“Eh, Mangtae?” Sangtae melihat ada Mangtae di tangan Munyeong.

“Poker!” Munyeong berkeras.

“Mangtae itu kan punyaku.” Sangtae menyela.

“Sekarang punyaku. Kangtae memberikannya.”

“Tidak. Mangtae itu, pada Mei 2007 sengaja dibuat Kangtae untukku. Mangtae bisa makan mimpi buruk, dan aku—”

“Pada Juni 2020, dia aku adopsi. Jadi sekarang ini milikku.” Munyeong menegaskan.

“Tidak, dia tidak boleh diadopsi. Aku gak pernah mengizinkannya. Kenapa jadi diadopsi, huh? Mangtae itu punyaku.”

“Punyaku.” Munyeong menjauhkan Mangtae dari sambaran Sangtae.

“Tidak, dia punyaku.” Sangtae berusaha mengambilnya.

“Punyaku. Kangtae memberikannya padaku.”

“Tidak, dia punyaku.”

“Punyaku!”

“Punyaku!”

“Punyaku!”

Munyeong dan Sangtae kejar-kejaran berebut Mangtae. Munyeong mengacung-acungkan lengannya menjauhkan Mangtae dari Sangtae, dan Sangtae melompat-lompat untuk mengambil Mangtae dari Munyeong. Kemudian Mangtae ada di tangan mereka berdua, ditarik-tarik heboh, dan KRARAK, Mangtae robek di bagian leher hingga kepala dan tubuhnya terpisah. Munyeong memegang bagian kepala dan Sangtae memegang bagian tubuh. Keduanya MARAH BESAR karena hal itu.

Sangtae terengah-engah, meremas tubuh Mangtae dengan marah, dan KESAL sekali pada Munyeong. Dia hampir tidak bisa mengendalikan diri dan, “HYEAAAAA!” Dia menyerang Munyeong sejadi-jadinya.

 Dia hampir tidak bisa mengendalikan diri dan, “HYEAAAAA!” Dia menyerang Munyeong sejadi-jadinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now