07 - 3 : BERKAT KAU

126 11 0
                                    

“Hyungnim juga tahu,” Jaesu masih curhat pada Sangtae, “sejak saat itu aku terus saja hanya menjual ayam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Hyungnim juga tahu,” Jaesu masih curhat pada Sangtae, “sejak saat itu aku terus saja hanya menjual ayam. Ayam goreng, pepes ayam, ayam panggang, paha ayam, cekernya juga! Kenapa aku begitu?”

“Kepala ayam.” Sangtae menyakiti perasaan Jaesu tapi, “Kau tidak pernah menjual kepala ayam.” Sangtae memanjangkan ucapan yang sebelumnya.

“Iya. Kepala ayam itu tidak bisa dijual.”

“Tidak bisa,” sahut Sangtae, setuju.

“Aku gak mau,” Jaesu melanjutkan curhatannya meski agak kesal pada Sangtae, “sebenarnya aku GAK SUKA bau ayam, tapi HANYA ITU bisnis yang paling menjanjikan. Aku juga gak tahu kapan temanku itu akan pindah lagi, MAKANYA AKU HANYA MENJUAL AYAM. TAPI KALI INI rasanya akan berbeda. Kayaknya dia akan MENETAP di sini. Makanya aku MENGUMPULKAN semua uang yang ada, MEMBOBOL tabungan dan mengambil pinjaman,” Sangtae menguap, “lalu aku PINDAH haluan, mengucapkan selamat tinggal JUGA pada ayam, TAPI DIA … MALAH MENINGGALKANKU. KENAPA? Hihihiks. KWENAPA DIA LWEBIH  MEMILWIH PEREMPUWAN SINTHING ITU DARIPADWA AKHU YANG SUDAH 15 TAHHUN BERSAMANYWA?!”

“Bukan begitu.”

“APANYA?!” Jaesu menyalak.

“I-i-itu karena aku.” Sangtae memberi tahu, “Ak-ak-aku membuat kontrak dengan Bu Penulis dan Kangtae ikut pindah bersamaku. One plus one, satu paket, satu paket.”

“Hyungnim juga,” Jaesu menggenggam pipi Sangtae dengan kedua tangannya dengan sangat emosional, “jangan terlalu mempercayai Kangtae. Nanti Hyungnim bisa jadi seperti aku.”

“Seperti Jaesu?” Sangtae tidak mengerti.

“Anjing menggonggong, ayam berlalu.”

“An-anjing?” Sangtae tetap tak mengerti.

Jaesu pun menangis semakin parah dan pergi entah ke mana, sedangkan Sangtae melap-lap pipinya yang tadi disentuh Jaesu dan mengucapkan permintaan maaf pada para pembeli yang sedang makan atas keributan barusan.

Kemudian Penata Yoo datang bukan untuk makan piza, “Selamat siang, Pak Illustrator.”

“Siang!” Sangtae hanya menjawab sapaannya.

“Siang!” Sangtae hanya menjawab sapaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now