03 - 5 : BERSENANG-SENANG

144 16 0
                                    

Berita tentang janji para calon legislatif, tak terkecuali Kwon Mansu—ayahnya Kwon Gido, untuk akan menutup RSJ OK karena selama ini dianggap telah meresahkan, jadi bahan pembicaraan utama para karyawan dan pasien di rumah sakit tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berita tentang janji para calon legislatif, tak terkecuali Kwon Mansu—ayahnya Kwon Gido, untuk akan menutup RSJ OK karena selama ini dianggap telah meresahkan, jadi bahan pembicaraan utama para karyawan dan pasien di rumah sakit tersebut.

“Auh, setiap pemilihan, mereka pasti ribut tentang menutup rumah sakit kita. Tidak pernah tidak, kan?” gerutu Kepala Park, sambil mencuci tangan dan pergi.

“Padahal kan anaknya sendiri dirawat di sini. Keterlaluan banget sih, ayahnya itu,” sambung Perawat Seon, mengasihani Kwon Gido.

“Pastinya dia lebih mementingkan politik daripada anaknya sendiri,” pendapat Dokter Kwon, sambil lalu.

Perawat Seon menghembus dan, “Hah? Burung Camar 777! Burung Camar 777!” melihat kekacauan di lorong sekitar kamar rawat Kwon Gido dan mengumumkan keadaan kacau tersebut. (Burung Camar 777, merupakan kata sandi yang merujuk pada pasien yang melarikan diri. Rumah sakit jiwa melarang penggunaan kalimat langsung yang dapat mengganggu stabilitas pasien lain, dan melarang karyawannya untuk berlari meski keadaan sangat darurat.)

Kwon Gido membuat kekacauan di lorong depan kamar rawatnya, menghindari tangkapan sitter yang bertugas, dan terus bergerak lorong lainnya dan akhirnya tiba di meja depan. Dengan tubuhnya yang hanya ditutupi selembar mantel, Kwon Gido duduk sok ganteng di atas meja depan itu.

“Bagaimana? Hm? Aku bisa merasakan jantungku berdebar. Huh!” serunya, di depan Perawat Seon yang merasa ngeri, lalu melompat turun lagi dari meja itu dan berlari dari kejaran para sitter.

Kepala Park marah. “HEY, SUDAH KUBILANG, JANGAN LARI-LARI DI RUMAH SAKIT! Ah, berapa kali aku harus mengatakannya. Huh.”

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, di mobil bersama Juri yang menyetir, Kangtae melihat-lihat harga camping car di internet

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, di mobil bersama Juri yang menyetir, Kangtae melihat-lihat harga camping car di internet. Hm, dan ternyata yang paling murah pun masih sangat mahal untuknya.

Juri mengintip. “Camping car? Untuk apa?” tanyanya, ingin tahu.

“Tidak, bukan apa-apa.” Kangtae bukan tak mau memberi tahu.

“Senior kenalanku ada yang menyewakan camping car. Pasti seru kalau kapan-kapan kita semua bisa berkemah di luar. Iya, kan?” Juri berharap, tapi bukan itu yang Kangtae inginkan.

PSYCHO BUT IT'S OKAYWhere stories live. Discover now