Bab 69

15.2K 866 38
                                    

Happy Reading!

Tak ada orang tua yang tak menyayangi anaknya, pun sebaliknya, setiap anak tentu menyayangi kedua orang tua mereka, setidaknya begitulah ucapan sang mama yang selama ini sangat dipercayai oleh Salsa. Namun, apa jadinya jika ternyata selama ini orang tuamu justru menyembunyikan hal besar darimu? Apakah merasa dikhianati? Dibohongi? Atau dipermainkan?

Untuk masalah ini, Salsa tak dapat berbicara banyak. Otaknya terasa sangat buntu. Entah apa tujuan Sandra hingga membuatnya menjadi seperti ini. Di saat orang lain tahu apa yang sebenarnya terjadi, Salsa justru merasa bahwa ia hanyalah orang bodoh yang tak tahu apa-apa. Dunia dengan segala macam rahasia dan sandiwaranya berhasil mengelabui hidup Salsa selama ini.

Pelbagai fakta yang tadi baru diketahui oleh Salsa itu terasa tumpang tindih di pikirannya. Salsa merasa belum siap menerima ini semua. Dimulai dari hal yang membuat mamanya mau menikah dengan Geo, sesuatu yang membuat Sandra dengan tega hampir membuat nyawa Geo melayang, serta kematian Sandra yang terjadi di depan matanya. Semua itu terlalu mengejutkan bagi Salsa.

Sandra adalah satu-satunya orang tua yang ia punya, dan orang yang sangat ia percayai di dunia ini. Salsa sadar, perbuatan Sandra memang tak bisa dikatakan benar dan tak dapat diwajarkan. Namun, cinta dan kasih sayang yang selama ini diberikan Sandra sepenuh hati untuknya berhasil membuat Salsa memilih untuk mengikuti alur yang mamanya buat. Ia adalah seseorang yang memiliki bukti paling banyak hampir seluruh kejahatan yang telah dilakukan oleh Sandra.

Lantas, setelah kepergian Sandra, apalagi yang dapat Salsa lakukan? Ya, sang mama dinyatakan meninggal dunia di TKP kecelakaan yang menimpa dirinya dan perempuan itu. Tubuh penopang hidup sekaligus penyemangat Salsa telah menyatu dengan tanah, meninggalkannya sendirian di dunia yang terasa begitu penuh misteri dengan segala macam kekejamannya.

Hidup dengan bahagia? Apakah Salsa bisa? Bahkan, dirinya sendiri pun tak yakin. Salsa telah ikut andil dalam kejahatan yang mamanya perbuat. Ia memilih menutup mata atas semua itu. Jadi, mana mungkin Tuhan mau berbaik hati memberikannya kebahagiaan setelah semua keburukan yang telah ia lakukan bersama mamanya?

‘Salsa mau ikut Mama, Salsa nggak mungkin sanggup hadapin ini semua tanpa Mama,’ batinnya, miris. Ya, mamanya adalah iblis bersayap malaikat baginya. Sejahat apa pun Sandra, Salsa tetap menganggap perempuan itu ibu perinya.

“Kak, Kak Salsa?”

Salsa menoleh, segala macam lamunannya pun seketika buyar. Kini, di samping ranjang pasien yang ditempatinya, berdiri sosok adik tiri yang selama ini selalu disakitinya. Air mata Salsa mengalir tanpa diminta. Pun saat tubuhnya ditarik begitu saja memasuki dekapan hangat Raina, tangisannya pecah saat itu jua. Rasa bersalah pada Raina dan orang di sekitarnya yang selama ini ia abaikan akhirnya meloloskan diri juga; mengapung pada otak dan puncak hatinya.

“Maaf, Rai, maaf,” lirihnya, penuh penyesalan.

Salsa tahu, berjuta-juta kata maaf yang ia lontarkan tak akan cukup untuk menghapus tiap luka yang telah dengan sengaja ia goresan begitu dalam pada hati setiap orang. Namun, Salsa pun tak tahu harus berbuat apalagi untuk memperbaiki ini semua.

“Kita semua bakal maafin Kak Salsa, kalo Kakak mau berubah jadi lebih baik.”

Tutur kata yang terdengar lembut di telinganya itu dibalas gelengan oleh Salsa. Mana mungkin dengan berubah jadi lebih baik bisa membuat semua orang memaafkannya. Salsa tak pernah percaya kata-kata itu. Yang ia tahu, setidaknya harus ada penebusan atas dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh seseorang, setidaknya begitulah kalimat terakhir yang diucapkan oleh mamanya, dan sudah tentu Salsa mempercayainya. Lagi, Salsa juga merasa bahwa ia harus menanggung tiap-tiap akibat dari sebab yang telah diperbuat oleh mamanya semasa hidup.

Our Dream House (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang