01

62.4K 3.3K 45
                                    

Thalia ialah seorang Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di salah satu Rumah Sakit ternama di Indonesia. Seorang wanita cantik dengan kedua netra hitamnya menatap teduh, tapi masih terkesan tegas dan sedikit tajam. Rambut hitam panjangnya yang terkepang rapi dari ujung kepala hingga tengkuknya--hanya ada beberapa anakan rambut tergerai sebagai poni yang membuat penampilan Thalia semakin cantik. Tahlia memiliki tubuh tinggi 175 cm dan langsing bak gitar spanyol, berkulit putih-seputih serta semulus porselen, dan yang paling utama sosoknya memang sempurna tidak ada yang cela.

Meskipun dengan statusnya sebagai dokter spesialis dengan jam terbang tinggi, Thalia tak meninggalkan rutinitasnya mengolah dan menjaga kesehatan tubuhnya. Banyak kegiatan yang ia lakukan, terutama kesukaannya bela diri dan memasak. Dia sudah membuat jadwal kegiatan dalam satu minggu ke depan dengan antusias, mengingat Thalia seorang wanita yang sibuk dengan jadwalnya yang padat.

Ponsel Thalia berdering nyaring mengundang kedua mata lentik Thalia untuk meliriknya. Dengan segera, ia meraih ponsel tersebut di atas nakas dan menjawabnya. Sayup-sayup suara yang tak lain ialah Perawat Rumah Sakit keluar dari lubang speaker memberikan kabar tentang keadaan seorang pasien yang baru datang ke Rumah Sakit dimana ia bekerja.

"Halo Rena!" Sahut Thalia sambil mencatat jadwal pribadinya di buku catatan kecil. Kemana pun Thalia pergi, ia selalu membawa notes kecilnya. Terkadang ia menggunakan notes yang ada di ponselnya sebagai tambahan alarm pengingatnya jika catatan itu merupakan jadwal yang penting. Tetapi, ia lebih suka menulis, karena ia akan ingat dengan apa yang dia catat.

"Dokter ada pasien rujukan bidan! Pasien bernama Nyonya W, G2 P1-1 Ab0 (artinya Kehamilan Ke-2, anak hidup satu, dan tidak ada riwayat Keguguran) usia kandungan 42 minggu dengan keluhan gerak janin berkurang dan keluar cairan sedikit-sedikit sejak 2 hari lalu, anak pertama lahir normal sekarang usia sudah 5 tahun. Dan kehamilan ini pasiennya tidak pernah USG dokter!" Rena menjelaskan kondisi pasien.

"Hasil pemeriksaannya bagaimana?" Tanya Thalia.

"Hasil pemeriksaannya tanda-tanda vital normal, ukuran Tinggi Fundus Uteri 35 cm, letak kepala, Denyut Jantung bayi normal 145x/menit, pemeriksaan bawah inspeksi celana dalam basah, cek lakmus kebiruan, dan pembukaan masih 1 cm!" Papar Rena, di sisi lain jemari tangannya mengapit dan memainkan sebuah bolpoin hitam andalannya, ia bersiap menulis advice yang akan Thalia sampaikan.

'Pasien Postdate, suspect Makrosomi sepertinya. Khawatirku si ibu CPD.' Batin Thalia.

"Anak pertama berat lahir berapa?" Tanya Thalia.

"Anak pertama lahir dengan berat 3000gr dokter." Jawab Rena.

Thalia mengalihkan tatapannya ke jam dinding, jarum masih menunjukkan pukul 10 pagi. Dan 3 jam lagi, ia akan ada jadwal operasi sesar dengan diagnosa gemelli atau bayi kembar. Karena sekarang masih proses pematangan paru-paru untuk si janin kembar agar saat mereka lahir, kedua paru-parunya sudah siap dan berfungsi normal. Menginggat usia kandungannya masih 36 minggu terhitung masih premature akibat peregangan otot rahim yang berlebihan menyebabkan timbulnya kontraksi.

"Siapkan USG untuk memeriksa pasien Nyonya W!" Titah Thalia singkat. Ia segera beranjak dari kursinya menunju ruangan dimana dia bekerja melayani pasien rawat jalan bersama dengan peralatan penunjangnya yaitu USG.

***____***

Pasien bersama suaminya menatap Dokter Thalia dengan tatapan serius dan terlihat gurat kekhawatiran di wajah mereka. Tangan Thalia dengan lihainya menggerakan transducer di atas perut pasien, mata tajam Thalia mengecek segala kondisi rahim pasien melalui layar monitor USGnya.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang