79

5.6K 684 22
                                    

"Aku tidak akan membiarkan penganut sihir sesat sepertimu mempora-porandakan tata aturan dunia ini!" Seru Raja Helium yang datang tepat pada waktunya.

Sosok menyeramkan tersebut tertawa, ia merasa geli mendengar pemaparan Raja Helium. Tapi, benar saja apa yang dikatakan oleh pria penguasa Kerajaan Renegades—dirinya tak pernah memperdulikan tata aturan dan segala tetek bengeknya di dunia ini, tujuannya hanya satu. Ia bisa kembali ke dunianya lagi.

Raja Helium melirik sejenak kondisi wanita yang pernah singgah di kerajaannya bersama Ace. Wanita itu tidak sadarkan diri.

"Ia terkena Sihir Penghisap Jiwa. Ace lakukan Seal Sihir untuk menghentikan kinerja sihir tersebut. Dan murnikan kembali jiwa Thalia yang sempat terkena racun dari sihir tersebut agar jiwanya tidak lagi mengurai." Papar Raja Helium.

Ace mengangguk memahami. Inilah yang ia khawatirkan sedari awal. Dengan hati-hati Ace membaringkan Thalia dan meletakkan kedua tangan wanita itu di atas perutnya. Ace duduk bersila tepat di sampingnya. Ia berkonsentrasi penuh untuk memusatkan kekuatannya di satu titik. Ia harus menyegel sihir sebelum jiwa Thalia semakin mengurai dan menghilang-Ace membutuhkan waktu hingga Thalia berhasil melewati masa kritisnya.

"Dia tidak akan selamat!" Kekeh Mictlain dengan nada penuh kemenangan.

"Bukan kau yang menentukan takdir seseorang." Sergah Raja Helium dengan nada tegasnya.

"Benar, memang bukan aku yang bisa menentukan takdir seseorang. Akan tetapi, aku bisa mengukir takdirku sendiri diatas takdir orang lain!" Tawa Mictlain semakin membahana.

Langit senja tiba-tiba berubah gelap. Tanpa bulan dan bintang, serta tak ada hembusan angin sama sekali. Raja Helium mulai waspada, ia tahu pertanda yang alam tunjukkan. Kedua netra merahnya menatap sosok monster besar yang terdiam fokus memusatkan kekuatannya pada satu titik.

"Ia ingin membuka portal terlarang!" Ujar Raja Helium.

Raja Helium berharap agar Thalia bisa membuka matanya lagi. Karena jika Mictlain berhasil membuka portal terlarang maka jiwa Thalia yang akan menjadi sasarannya dan sebagai dampaknya kehancuran terjadi di sekitar portal yang terbuka.

Raja Helium mencoba untuk menyerang sosok tersebut dengan sihirnya. Kilatan sihir berwarna kemerahan terbang membelah udara menuju sosok yang menjadi targetnya.

Duarrrrr

Duke Smith membelokkan serangan kearah lain. Ia tidak akan membiarkan semuanya gagal dan jiwa Ratu Julie asli tidak akan pernah bisa kembali.

"Aku akan meladeni setiap kemarahanmu, Yang Mulia Raja." Sahut Duke Smith tersenyum remeh.

Pertarungan satu lawan satu antara Raja Helium dan Duke Smith tidak dapat dihindari. Serangan yang di lontarkan Raja Helium penuh dengan sarat akan membunuh. Sementara Duke Smith menghadapi Raja Helium dengan santainya-tujuannya memang mengulur waktu agar sosok dibelakangnya dapat menyelesaikan keinginannya membuka portal terlarang.

Hembusan angin kencang membuat kondisi di sekitar istana menjadi kacau balau, kobaran api semakin membesar melahap apapun yang ia lewati. Perlahan mulai terasa goncangan tanah menimbulkan retakan. Bangunan istana yang indah sebagian runtuh akibat getaran hebat. Mictlain masih fokus membuka portal terlarang, awan gelap perlahan berputar disambut dengan kilatan-kilatan petir.

Semakin lama awan hitam berkumpul dan berputar hingga membentuk sebuah lingkaran kecil dengan kegelapan menyertai di dalamnya. Lingkaran tersebut semakin membesar.

Mictlain tersenyum miring, "Akhirnya aku bisa pulang!"

Tubuh Thalia terasa memanas, peluh membanjiri keningnya. Ace masih berkutat dengan sihirnya, tak ada waktu lagi. Ia berharap tidak terjadi apa-apa kepada istrinya.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang