43

12.4K 987 6
                                    

Chapter kali ini mungkin agak tidak menyenangkan untuk di baca..
🙏🏻🙏🏻
Ingat! Semua hanya cerita fiksi ya, untuk hiburan semata...

HAPPY READING SAJA 😁😁

"Terimakasih," Sahut Thalia "Yasmin tahu dimana letak perasat tersebut. Kau tinggal meminta Yasmin untuk mengambilkannya," Sambungnya, tak lama Ace menghilang di depan matanya.

Hanya dalam hitungan menit, sambil menunggu mitra timnya siap. Thalia segera meminta ruangan bersih untuknya melakukan operasi besar--ini lah yang ia takutkan dari awal. Gadis itu sedikit gugup karena ia belum pernah melakukan operasi besar di jaman yang terbilang masih belum modern. Ada banyak hal yang ia pertimbangkan selain perdarahan, yaitu komplikasi infeksi.

Thalia sebisa mungkin menggunakan semua perasat dalam keadaan bersih, meskipun itu tidak steril. Hanya perasat yang di bawakan Ace saja sudah dalam kondisi steril, Thalia melakukannya dengan menggunakan alat panggang kue di rumahnya. Untuk kain-kain pembungkus luka Thalia bungkus menjadi satu dan ia kukus, setelahnya ia membiarkan dingin dulu baru di simpan di tempat yang steril dan tertutup.

Ace sudah kembali, ia tampak lelah dan pucat karena melakukan teleportasi dengan jarak yang amat jauh. Thalia memintanya untuk istirahat di kamar yang sudah Thalia minta kepada staf RS. Setelah tugasnya selesai Thalia akan menengok kondisi Ace.

Thalia menggelar perasat operasinya beserta kain operasi serta kain penutup lukanya yang steril. Ia meminta semua mitra yang akan bekerja bersamanya untuk mencuci tangan dan mengganti baju dengan baju milik Thalia yang sudah ia siapkan.

Thalia berharap operasinya berjalan lancar, ia hanya berniat menolong. Suami pasien pun sudah datang ke RS dan memberikan izin pada Thalia karena ia takut istrinya tidak selamat. Ibu hamil tersebut ternyata istri dari Duke Lorenza wilayah utara Kerajaan Renegades yang sedang menyamar sebagai rakyat dengan tujuan ingin berbelanja baju bayi. Gadis yang panik meminta pertolongan merupakan pelayan pribadi sang Duchess.

Sofia terdiam karena ia telah semena-mena pada seseorang yang tak lain adalah istri dari Duke Lorenza. Jika tahu wanita tersebut seorang Duchess, Sofia tak akan memandangnya rendah layaknya rakyat biasa. Penyamaran yang di lakukan Duchess memang tidak tanggung-tanggung. Kini Sofia berhadapan langsung dengan Duke Lorenza, sambil menunggu kedatangan Raja dan Ratu Kerajaan Renegades.

Ruangan bercat putih dengan brangkar di tengah-tengah, tak terlalu luas tetapi memiliki jalur sirkulasi udara yang bagus--jendela tidak di buka semua hanya 2 jendela terbuka itu pun terpasang gorden bersih untuk menyaring udara luar agar tidak menimbulkan komplikasi infeksi. Pencahayaannya juga bagus tak ada yang menghalangi. Karena Thalia membutuhkan penerangan untuk menunjang keberhasilan tindakannya.

Ia dan kelima mitra timnya sudah seragam lengkap memakai Alat Pelindung Diri berwarna hijau. Pasien pun terbaring dengan kain-kain berwarna senada APD mereka untuk menutupi tubuh yang tak memakai busana, dan hanya memoerlihatkan lingkaran pada perut yang nantinya akan dilakukan pembedahan.

Thalia memejamkan matanya untuk berdoa dan menenangkan dirinya, ia mengambil nafas panjang dan fokus kepada pasien yang sudah siap untuk di operasi "Pasien bernama Nyonya Willy Lorenza, usia 27 tahun dengan kehamilannya ke dua, usia kandungan berjalan 9 bulan. Akan di lakukan pembedahan karena pasien mengalami APB di sebabkan Solusio Plasenta akibat trauma benturan keras pada perut karena kecelakaan." Jelas Thalia dengan nada tegasnya. Tabib sebagai asisten Thalia, Penanggung jawab pembiusan, Pengontrol Cairan yang memasuki tubuh, serta 2 perawat yang nantinya akan membantu proses berjalannya pembedahan serta untuk merawat bayi.

"Bagaimana dengan biusnya? Sudah bekerja?" Thalia melirik ke penanggung jawab pembiusan.

"Sudah, Nona! Pembiusan dengan kloroform sudah dilakukan dan pasien sudah terbius total," Jawabnya dengan memeriksa pasien yang memang sudah jatuh tertidur.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang