58

9.8K 821 8
                                    

Cerita hanya fiksi ya!
Ambil yang bermanfaat saja...

HAPPY READING SAJA!

😁😁😁

"Ayo, kita persiapkan pasien untuk memindahkannya ke Ruang Bersalin! Lebih baik menunggu di ruang bersalin daripada harus melahirkan di sini kan?" Ajak Thalia yang membuat kedua perawatnya kembali sibuk memindahkan pasien tersebut ke ruang bersalin.

Thalia memanggil dua perawat lagi untuk mengambil tandu. Kedua perawat merapikan pasien, menutupi tubuhnya agar pasien merasa nyaman.

Thalia mendatangi suami pasien yang berdiri di belakangnya. "Tuan! Tolong bantu saya untuk memindahkan istri Anda ke tandu. Kita akan ke ruang bersalin dan melahirkannya di sana!"

"Baik, Nona Thalia!" Jawab pria itu. Kemudian ia beranjak mendekati tempat tidur istrinya.

Setelah tandu datang, Thalia meminta tolong mereka untuk bersiap meletakkan tandu di tempat tidur jika pasien sudah di gendong suaminya.

"Angkat sekarang, Tuan!" Perintah Thalia.

Sang suami dengan mudahnya menggedong istrinya ala bridal style, sementara tandu di letaknya di tempat tidur. Dengan hati-hati, tubuh pasien di letakkan diatas tandu. Setelah merapikan pasien, 4 perawat segera membawa tandu tersebut ke ruang bersalin tak jauh dari UGD.

Thalia sudah berlari terlebih dahulu untuk melihat sejauh mana Lucy menyiapkan Ruang Bersalin. Ia akan membantu Lucy jika wanita itu belum selesai mempersiapkan ruangan beserta perasatnya. Pintu ruang bersalin di buka lebar oleh Thalia, ia segera masuk dan menemui Lucy yang sudah siap dengan alat dan ruangannya.

"Bagaimana sudah siap?" Tanya Thalia.

Lucy mengangguk, "Sudah, Nona."

Tak lama tandu pun datang, dengan bantuan 3 orang perawat yang membopong tubuh pasien secara bersama-sama untuk di pindahkan ke tempat tidur.

"Terimakasih atas bantuannya. Kalian boleh kembali!" Ujar Thalia kepada 4 perawat yang sudah membantunya memindahkan pasien. Tak lama mereka pergi kembali ke UGD depan, karena tugas mereka ialah menjaga Ruang UGD.

Akhirnya, pasien yang sudah berpindah ke bed tindakan dan menunggu waktu berjalan untuk kemajuan persalinannya. Lucy sibuk dengan berkas inform consent karena peraturan baru yang di buat oleh Thalia sudah termasuk dalam persiapan pasien.

Untuk persalinan pervaginam yang direncanakan meliputi permintaan inform consent dan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada kontraindikasi terhadap persalinan pervaginam dan melindungi sang penolong karena pihak suami telah menyetujui langkah yang akan di ambil untuk menolong pasien, karena kondisi yang dialami oleh pasien itu sendiri.

Ruangan bersalin RS Pusat kota Denally nampak sudah banyak berubah. Thalia merubah tata letak dan dekorasinya secara perlahan. Kini, ruangan yang awalnya terkesan semrawut menjadi lenggang dan tertata sesuai dengan standart peraturan RS. Tidak lagi alat-alat seperti troli ataupun interior lain yang terletak di setiap sudut ataupun jalan, karena bisa menghambat jalur evakuasi pasien.

Ruangan bersalin yang awalnya bercat warna suram, kini sudah terang. Karena warna dindingnya sudah berubah baru berwarna putih. Tak jauh dari bed tindakan terdapat 2 troli yang tertutupi kain berwarna hijau khas seperti ruang operasi di dunia Thalia. Kain- kain tersebut berfungsi untuk menutupi partus set yang akan di gunakan dan sudah dalam keadaan steril.

Pasien inpartu yang sudah mulai mengerang dan mendesis karena rasa sakit yang ia rasakan hilang timbul silih berganti membuat bercak darah bercampur mekoniumnya bertambah banyak. Lucy tak pernah putus memantau denyut jantung bayi dengan funandoskop. Setiap degupan suara, ritme yang keluar dari sang janin terdengar masih normal. Pasien juga kooperatif jika di minta bernafas panjang agar kondisi bayi dalam kandungannya aman.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang