48

11.2K 1K 18
                                    

Ace tiba-tiba merasa gelisah, perasaannya mulai tak nyaman. Ia tahu kemana larinya rasa khawatir yang timbul tanpa sebab itu.

Thalia.

Wanita yang sudah ia tandai dengan memberikan sebagian sari inti kehidupan milik dirinya ke dalam diri Thalia. Sehingga membuat Ace lebih sensitif lagi merasakan apa yang wanitanya lakukan, meskipun jarak jauh memisahkan mereka berdua--masih ingat tanda sepasang sayap di dada kiri Thalia, tanda itu muncul karena ulah Ace. Seandainya jika Thalia tahu, maka dapat di pastikan Ace akan di hajar oleh wanita pujaan hatinya itu.

Ia tak mengatakan apapun pada Thalia, tentang bagaimana ia tahu semua yang di lakukan Thalia serta seberapa genting Thalia berhadapan dengan situasi sulit? Karena pada kondisi tersebut datang mendesak, Ace tak ragu untuk segera berteleportasi untuk melihat Thalia dari jauh. Ia akan ikut terlibat, jika Thalia membutuhkan bantuan. Tapi, sejauh ini Thalia terlalu tangguh untuk diberikan sebuah pertolongan. Jadi, Ace hanya diam dan menonton saja. Miris bagi Ace, karena dirinya sudah jatuh dalam pesona Thalia yang kelewatan mandiri sebagai sosok perempuan.

Namun untuk saat ini, ia tak mungkin melakukannya. Ace tak mungkin menghilang begitu saja demi rasa keingintahuannya karena ia berada di istana Orthello bersama dengan kakak tirinya, Pangeran Ricard yang kini sudah menjadi Raja baru yang menggantikan posisi Raja Liam--ralat Raja Ricard.

Awalnya, Ace ingin melihat keadaan Raja Liam, jika memungkinkan ia akan membicarakan keinginannya untuk mengajukan lamaran kepada Nathalia. Akan tetapi, Ricard tidak memperbolehkan Ace untuk melihat sang Ayah. Ia memberikan alasan kalau Ayahnya tidak ingin bertemu dengan siapapun, tak terkecuali Ace yang notabene ialah Pangeran Kedua, adik tirinya sendiri.

"Jangan melampaui batasanmu Ace! Ini sudah keputusan yang di berikan Ayah sendiri! Dan ingat bahwa aku sudah menggantikan posisi Ayah saat ini!" Ujar Raja Ricard meningatkan.

Ace tersenyum miring, tatapan dinginnya tak pernah luntur "Tak ada siapapun yang berani melarangku, tak terkecuali itu kau! Memang benar kau adalah Raja saat ini. Tapi, kau menjadikan dirimu Raja ketika Ayah sedang jatuh sakit dengan tiba-tiba. Apa itu tidak terasa janggal?"

Rahang Ricard mengeras, kedua tangannya terkepal erat. Ia berusaha untuk tidak menyerang adik tirinya yang ia anggap sebagai penghalang satu-satunya pencapaian tertingginya.

"Seberapa lama pun kau menahanku untuk tidak boleh melihat Ayah? Tapi ingat, tujuan dan keinginanku tidak akan pernah bisa kau halangi sedikit pun!" Ujar Ace kemudian pergi meninggalkan Ricard yang berdiri mematung. Pria itu tak memahami makna tersirat dari perkataan Ace padanya.

Ace tetap akan menikahi Thalia dengan atau tanpa restu dari Raja Liam-Ayah kandungnya. Toh, hal itu tidak terlalu memberatkan dirinya bukan? Jika orang tua dari calon istri serta Thalia setuju, maka tak ada siapapun lagi yang bisa menghalangi niatnya.

Pria itu beranjak ke ruang kerja pribadinya. William ada disana memilah dokumen yang di kirim oleh ketua pencari informasi.

"Ada surat untuk anda, Pangeran!" William menyerahkan lembaran tersebut. Ia membaca sekilas, tatapan matanya berkilat merah.

"Aku akan kesana menemuinya," Ujar Ace dingin "Dan satu lagi, kirimkan surat lamaran kepada Duke Aaron! Surat lamaran yang aku tujukan untuk Putri tunggalnya, Nathalia Zeyrav!" Sambung Ace.

William mengangguk dengan perasaan takjub "Baik, Pangeran Ace!" Jawabnya singkat. William tak menyangka setelah sekian lama menjadi asisten dan tangan kanan Ace, baru sekali ini ia melihat Tuan majikannya begitu menggebu-gebu ingin segera menikahi gadis yang ia tahu memiliki rumor buruk, Nathalia Zeyrav.

William tertarik dengan apa yang sudah wanita itu lakukan hingga membuat majikannya bertindak sedemikian cepat. Pria itu tahu, bagaimana watak Ace, jika pria itu sudah menandai seorang wanita?

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang