24

21K 1.6K 10
                                    

Yasmin mengangguk "Tapi Nona, beberapa hari ini saya jarang melihat Pangeran Kedua. Apa beliau sibuk turun berperang lagi ya?"

Thalia melirik Yasmin dan terdiam, ia tertarik mendengar nama itu terucap di mulut pelayannya "Kau benar, Apa mungkin dia sibuk berperang ya?" Gumamnya bertanya.

'Apa Ace sibuk berperang lagi ya? Memang benar sesuai cerita di Novel sih kalau Ace sering di tunjuk sang Raja untuk turun berperang karena keterampilan dan kelihaiannya di medan perang' Batin Thalia membenarkan.

Yasmin kembali tersenyum senang "Apakah Nona merindukannya?" Pertanyaan telak membuat Thalia terbatuk akibat tersedak air liurnya sendiri.

Tatapan tajam mengarah kepada Yasmin. Sontak membuat si pelayan mendadak menundukkan kepala "Siapa yang merindukan pria sadis dan dingin seperti dia?" Sergah Thalia "Lagian ada untungnya juga dia tidak di sini, aku jadi bebas kan tidak ada yang mengikuti,"

"Tapi yang saya lihat bukan demikian. Nona malah tampak murung dan kesepian tanpa kehadiran Pangeran Ace. Beruntungnya semua itu tertutupi kala Nona sibuk dengan rutinitas keseharian Nona yang cukup padat," Yasmin tersenyum ketika melihat Nonanya sedikit merona dan salah tingkah ketika ia menyinggung nama Pangeran Kedua.

"Nona harus tahu selama ini yang saya lihat. Setiap Pangeran Ace berada di sekitar Nona, pasti Nona akan tersenyum dan ceria, nona seperti memiliki aura yang berwarna. Sangat berbeda jika Nona bersama dengan Pangeran Ricard, meskipun dari luar Nona terlihat gembira dan senang saat mengikuti Pangeran Ricard. Saya merasa Nona terluka dan berusaha menutupi luka yang nona rasakan itu," Ujar Yasmin panjang lebar.

Thalia terdiam mendengar kata-kata Yasmin, memang ia tak memungkiri berada di dekat Ace memang membuatnya lebih berwarna dan terkadang ia juga merasakan debaran aneh di hatinya. Berbeda dengan yang ia rasakan ketika bersama Ricard yang lebih dominan rasa sakit di hati meskipun debaran itu ada dan nyata-yakinlah itu merupakan perasaan Nathalia asli yang tertinggal.

Yasmin masih menatap Nonanya yang terdiam nampak berpikir "Saya kira Pangeran Ace itu seorang pria berdarah dingin, kejam dan tak berperasaan, memang saya mendengar rumor tersebut terutama ketika bersama wanita lain. Hanya saja hal tersebut berbeda jika Pangeran Ace bersama dengan Nona," Ucap Yasmin sambil tertawa-tawa sendiri. Thalia memalingkan tatapan matanya ke arah lain, karena ia merasa wajahnya amat sangat panas.

"Padahal 2 hari lagi adalah acara terpentingku. Apa dia tidak akan datang ya?" Tanya Thalia kemudian, Yasmin sontak menggelengkan kepalanya tanda ia tidak mengetahuinya "Tidak.. tidak..." Thalia menggelengkan kepalanya ribut, ia mengusir bayangan Ace di kepalanya "Harusnya aku lebih menfokuskan diri untuk acaraku besok. Yuk fokus Thalia, kamu pasti bisa!” Thalia mencoba menyemangati diri sendiri.

***___***

Di balik tirai putih terdapat wanita terkulai lemas akibat perdarahan hebat. Sudah tak bisa menilai tampilannya kali ini. Bed yang terlapisi alas tidur beserta selimut sudah berubah merah di area tubuh bagian bawahnya, gaunnya yang awalnya berwarna biru laut sudah tergradasi sempurna oleh darah ibu hamil yang sudah kehilangan kandungannya yang berjalan 5 bulan. Wanita tersebut merupakan pasien Thalia yang rutin memeriksakan dirinya, ia sudah bertemu 2 kali dengan Thalia tanpa ada keluhan apapun. Para tenaga medis melakukan tindakan cepat dan tanggap, sesuai yang di arahkan oleh Thalia. Perdarahan teratasi akan tetapi keguguranpun tak dapat terhindarkan.

Thalia menghela nafas panjang, ia benar-benar merasa ada yang tidak beres. Untuk kasus yang di bilang 'cuma kebetulan' tapi faktanya tidak seperti itu. Ibu hamil yang mengalami keguguran itu terjadi hampir setiap hari, bukan jarang lagi frekuensi kedatangannya melainkan sangat sering. Thalia di buat takjub akan hal itu. Padahal sedari awal Thalia sudah mengedukasi mereka tata cara pencegahan dari pola hidup sehat, istirahat teratur, hingga frekuensi berhubungan suami istri. Tapi, semua itu terasa tidak berguna karena bisa di pastikan mereka datang dengan keluhan yang sama.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang