71

9.1K 805 10
                                    

"Bersiap! Serang!" Seruan bernada tinggi menggema disambut dengan suara terompet tanda peperangan pun berbunyi.

Seluruh pasukan tak ragu untuk maju dan menyerang. Mereka bersiap di posisi bertahan, menyerang dan mendobrak pertahanan lawan. Setelah melihat pergerakan musuh, Duke Herry pun dengan lantang menyuarakan tanda bahwa peperangan di mulai.

"Jangan ragu dan jangan takut! Demi Kerajaan Orthello kita siap menghadapi dan mempertahankan keutuhan wilayah ini meskipun kematian sebagai bayarannya!" Seru Duke Herry membuat para pasukan kembali berkobar semangat untuk mempertahankan keutuhan tanah kelahirannya.

"Bersiap! Pasukan pemanah tembak!" Perintah Duke Herry menggema.

Tembakan anak panah dari kedua kerajaan saling berterbangan seperti burung elang menargetkan mangsanya. Para pemanah Kerajaan Orthello menyerang pasukan berpedang yang terlindungi oleh perisai yang sudah mereka posisikan sedemikian rupa untuk melindungi diri dan kawan lainnya.

Pasukan lawan juga menembakkan anak panahnya dan di tunjang dengan lemparan beberapa batu besar yang sudah terpasang pada Trebuchet, untuk menghancurkan pertahanan musuh dan menghalangi mereka melancarkan serangan secara bergantian.

Satu demi satu, pasukan dari kedua kerajaan mulai jatuh berguguran, penuh darah, dan luka akibat terkena panah beracun. Pasukan Orthello masih bisa bertahan lebih baik, karena mereka dalam posisi bertahan di balik pintu gerbang besar yang tertutup rapat.

Brak

Brak

Brak

Hantaman demi hantaman yang di hasilkan dari Baterring Ram membuat segel kayu dan besi penahan pintu gerbang mulai goyah.

"Semuanya bersiap!" Seru Duke Herry ketika ia menyadari bahwa detik-detik itulah peperangan yang sebenarnya terjadi.

Brak!

Pintu gerbang yang kokoh akhirnya rusak karena di dobrak paksa. Pasukan Kerajaan Renegades yang di pimpin Panglima Perang Beryllium segera menyerbu ke dalam perbatasan. Suara seruan ribuan pasukan beradu dengan suara dentingan pedang.

Suara sayatan pedang, suara luka robek serta suara pedang yang mampu menembus tubuh lawan setia menemani peristiwa berdarah tersebut. Dentingan pedang jatuh, serta jeritan pasukan yang akan menemui ajalnya saling sahut menyahut.

Tubuh kaku terkulai tanpa nyawa dengan darah membasahi tubuh para pahlawan masing-masing kerajaan semakin bertambah. Sedangkan yang hidup masih berusaha berjuang sampai titik darah penghabisan demi mencapai tujuan mereka masing-masing.

Rasa takut, rasa sedih, dan rasa marah sudah menjadi teman setia kala melihat jasad teman-teman seperjuangan tergeletak dan terinjak-injak oleh lawan. Di otak mereka hanya memikirkan satu tujuan saja, berjuang sampai mati.

Panglima Beryllium dengan tangan yang sudah berlumuran darah masih membabi buta menebas kepala demi kepala pasukan lawan. Sorot mata Aquamarine yang cantik tidak membuat sosoknya yang seperti iblis haus darah sirna begitu saja. Tatapannya memang sangat sejuk menenangkan. Akan tetapi, sangat berbahaya dan dapat memancing kematian bagi lawan yang tak sejalan dengannya.

"Kau masih saja tidak berubah, Beryllium si pembunuh berdarah dingin." Ujar Duke Herry saat ia berhadapan langsung dengan pemimpin peperangan.

Senyuman miring tercetak jelas di wajahnya. "Menyerahlah jika kamu masih ingin selamat, Tuan Duke. Akan lebih mudah bagi kita jika kalian menyerah terlebih dahulu dan membiarkan kami membabat habis wilayah utara."

"Jangan pernah bermimpi. Selama aku masih hidup dan menjabat sebagai Duke wilayah ini, aku akan tetap mempertahankan tanahku." Jawab Duke Herry tak kalah dinginnya.

Tring

Tring

Tring

Suara pedang beradu, mereka saling mencari celah untuk memukul dan memberikan luka serta cidera pada bagian vital tubuh lawan. Panglima Beryllium tersenyum miring, tubuhnya memang masih muda, berbeda dengan tubuh Duke Herry yang sudah hampir separuh abad.

"Menyerahlah atau kau akan berakhir di tanganku!" Ujar Beryllium.

Duke Herry terkekeh. "Jangan bermimpi!"

Serangan demi serangan dapat di patahkan oleh Duke Herry. Tapi, hal itu membuat tenaganya terkuras habis.

"Argghh!" Duke Herry merasakan pedih. Ia lengah saat mata pedang ksatria lain berhasil merobek bagian perutnya, darah mengalir di setiap sudut luka yang berhasil membuka aliran pembuluh darah halusnya. Duke Herry terkejut, ia terlalu fokus dengan Beryllium. Hingga tak menyadari posisinya berduel memang sangat menguntungkan bagi lawannya, Panglima Beryllium.

Seringaian iblis terukir di wajah rupawan sang Panglima. Duke Herry menekan di bagian tubuhnya yang terluka hingga kakinya tak terasa mundur kebelakang perlahan. Seorang ksatria menyadari keadaan Duke Herry sedang tak baik-baik saja. Ia datang memberikan pertolongan dan berusaha menggantikan posisi Duke Herry sebagai pemimpin pasukan.

Beryllium segera menghabisi pasukan lain, ia bersama pasukan yang berhasil mengalahkan lawannya kini semakin masuk menjajahi wilayah Kerajaan Orthello. Mereka menuju Hutan Terlarang dan mencari tempat persembunyian yang gunakan sebagai tempat memproduksi barang berbahaya.

Duke Smith berserta pasukannya berhasil mencapai rumah tua terlebih dahulu. Mereka bahu membahu menyelamatkan dan memusnahkan benda apa saja yang bisa di jadikan barang bukti.

Tanpa belas kasih, Duke Smith segera menebas para pelayan yang sudah mengabdi kepadanya membuat obat terlarang. Ia tak ingin mengambil resiko, jika pelayan tersebut tertangkap saat melarikan diri.

Sebagian pasukan yang membawa barang bukti keluar markas berhasil di tahan oleh pasukan Beryllium. Sorot mata Aquamarinenya menatap lawan penuh dengan aura membunuh. Pasukan yang terkepung terdiam karena posisinya sudah terkepung.

"Menyerahlah dan serahkan barang bukti tersebut!" Seru Panglima Beryllium.

Tak lama, Duke Smith keluar dari markas. Ia sedikit terkejut kala dirinya dan pasukannya sudah terkepung oleh pasukan Panglima Beryllium.

'Secepat itukah Duke Herry berhasil tumbang olehnya?' Batin Smith menerka-nerka.

Duke Smith berpikir sejenak, ia mengamati sekelilingnya. Pasukan Beryllium memang sedikit lebih banyak dari pasukannya. Tapi, ia masih memiliki waktu untuk memusnahkan rumah yang tampak tua dan reyot itu.

Duke Smith berhasil menebar bubuk mesiu di dalam rumah tersebut, ia juga sudah memberikan arahannya kepada ksatria untuk waktu yang tepat menyalakan api ke atas bubuk mesiu yang sudah ia sebarkan membentuk garis lurus memanjang mengisi seluruh pola rumah.

Duke Smith akan meledakkan markas tempat ia memproduksi obat-obatan racikannya sendiri.

"Bermimpilah mendengar kata menyerah dariku, Tuan Beryllium!" Ujar Duke Smith.

Beryllium tersenyum miring. "Kalau begitu, bersiaplah untuk kehilangan nyawamu!" Jawabnya dengan nada penuh ancaman.

I WANT YOUWhere stories live. Discover now