04

45.3K 3.1K 13
                                    

Brak!

Pintu kamar Thalia terbuka secara paksa dan berakhir terbaring lunglai di lantai karena engselnya yang patah akibat hantaman kekuatan ultimate dari si empunya. Pria berambut pirang dengan setelan kemeja putih, rompi biru navy serta celana yang sesuai dengan warna rompinya berhasil membuat pintu malang itu tergeletak sempurna muncul dari balik pintu.

Dia memasang wajah bersemangat dan kedua mata emasnya berbinar melihat sosok Nathalia yang berdiri mematung melihat kearahnya.

"Kau sudah sadar adikku sayang?" Tanya Pria itu langsung menyergap tubuh Nathalia untuk ia peluk.

Thalia reflek memintir tangan Pria itu, ia tidak menggunakan kekuatan penuh karena tangannya terlalu lemah. Tapi, ia sukses membuat pria tampan itu mengerang kesakitan karena di banting oleh Thalia. Yasmin membelalakan matanya kaget karena baru pertama melihat Nathalia membanting tuannya Alexandros Zeyrav.

"Aduh, sakit! Lepaskan! Kau bisa membunuh kakak tampanmu" Serunya panik.

Alexandros yang biasa di panggil Xandros tak mungkin membalas perlakuan adik kesayangannya itu, jadi ia memilih mengalah. Thalia melepaskan tangan Xandros, tubuh pria itu terhuyung dan hampir terjungkal jatuh ke depan. Dengan wajah tertekuk Xandros memijat tangannya yang cukup nyeri karena ulah adiknya.

Ia tak menyangka Nathalia mempunyai kekuatan sebesar itu, mengingat dulu saat Nathalia ia buat kesal karena kejahilannya, pukulan Nathalia pun tak terasa sama sekali di tubuhnya-malah menjadi menggemaskan menurut Xandros.

"Siapa kamu?" Tanya Thalia dengan tatapan tajamnya.

Xandros mencelos. "Aku kakakmu. Kakak paling tampan dan paling menyayangimu." Ujarnya tak terima.

Yasmin gugup menyela sebelum terjadi keributan kembali antara kakak dan adik. "Maaf tuan, keadaan Nona Nathalia untuk saat ini memang baik secara fisik. Hanya saja Nona kehilangan ingatannya Tuan."

Bibir Xandros sukses melongo. "Parah sekali kalau begitu. Apa kepalamu sampai terbentur batu tebing saat kau terjatuh?" Tanya Alexandros.

Thalia menggelengkan kepalanya, "Aku sama sekali tak mengingatnya, Kak! Aku seperti orang bodoh disini yang tidakb bisa mengingat apapun!"

Xandros tertawa, dia duduk di kursi di depan tempat tidur Nathalia. "Berarti kau juga lupa dengan apa yang sebenarnya terjadi pada dirimu 5 bulan yang lalu?" Tanyanya dengan wajah tersirat kekhawatiran dan serius.

Thalia mengangguk, "Benar. Aku tak ingat sama sekali,"

"Bagaimana dengan tunanganmu? Kau ingat?" Tanya Xandros. "Dia Putra Mahkota?" Tambahnya lagi.

Thalia menggelengkan kepalanya, "Tak ingat kak."

Thalia mengambil nafas panjang. "Aku sudah berusaha mengingatnya. Tapi, semua sia-sia. Tak ada yang berhasil aku ingat," Jelasnya tanpa berbohong.

Buat apa bohong, toh dia memang tak tahu kan. Ingatan Nathalia tak ada yang tertinggal di otaknya. Semua di dalam otaknya hanya ada memori Thalia seorang.

"Akan tetapi Ayah sudah menjelaskan sedikit tentang tunanganku padaku. Dia Putra Mahkota yang bernama Ricard Ellenius. Putra pertama Raja di Kerajaan Othello." Tambah Thalia kemudian.

Xandros memijit pangkal hidungnya, "Ini benar-benar serius kau tahu Nat. Kau jatuh di tebing pun tak ada orang yang melintas di sana. Dengan kata lain tak ada saksi mata. Dan lagi sekarang, kau malah kehilangan ingatan." Katanya kesal, Thalia diam mendengar penjelasan kakaknya.

"Tapi kakak tenang saja. Kata tabib ingatanku pasti kembali secara perlahan." Jawab Thalia mencoba menenangkan, padahal dia sendiri tak tahu pasti kebenaran penjelasan tabibnya.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang