57

10.6K 821 13
                                    

Tak bosan-bosan aku mengingatkan!

Cerita hanyalah fiksi belaka!
Ambil ilmunya saja!

Happy Reading Saja!

😘😘😘😘

Salsabila berjalan dengan menghentak- hentakkan kakinya, ia menuju istana dimana Raja Ricard berada. Semua prajurit membiarkannya masuk karena perintah dari Raja Ricard sendiri untuk membiarkan wanita itu bebas keluar masuk istana. Sungguh beruntung nasib Salsabila, Ricard masih memanjakannya meskipun pria itu sangat menyebalkan.

Dua prajurit berjaga di depan pintu ruang kerja Raja Ricard. Salsabila menghampiri kedua prajurit tersebut "Tolong beritahu Raja Ricard, Nona Salsabila ingin berkunjung!" Kata Salsabila.

Prajurit tersebut segera memasuki ruangan sang Raja. Salsabila menunggu dengan raut wajah juteknya. Tak lama prajurit pun kembali keluar dari ruangan kerja Ricard.

"Silahkan masuk, Nona!" Ujar prajurit membukakan pintu untuk Salsabila.

Dengan langkah kesal, ia segera masuk. Pintu kembali tertutup dari luar. Netra abu-abunya menatap sekeliling ruangan yang luas penuh dengan rak yang berisi berbagai jenis buku dan gulungan kertas. Tepat di tengah-tengah sebuah meja besar dengan kursi dimana Raja Ricard sibuk membuka tutup beberapa tumpukkan kertas di atas meja. Daniel tangan kanannya juga sibuk merapikan ceceran kertas di depan Ricard.

'Tampaknya dia sibuk sekali,' Batin Salsabila. Gadis itu berjalan mendekat.

"Salam kepada Matahari Kerajaan Orthello, semoga dewi keabadian selalu menyertai anda." Sahut Salsabila.

Ricard menghentikan aktivitasnya "Ada keperluan apa kau kemari?" Tanyanya dengan nada sedikit tak acuh.

Salsabila yang awalnya sudah menahan emosi karena ulah Thalia, kini ia di hadapkan dengan tingkah Ricard yang seakan tidak peduli dengannya. Salsabila ingin marah akan tetapi ia tetap harus menjaga setiap tingkah lakunya.

Bulir kristal bening keluar dari sudut mata Salsabila, Ricard terenyuh dan hatinya merasa bersalah karena sikapnya yang sedikit tidak bersahabat. Ia melirik Daniel untuk meninggalkan mereka berdua sementara waktu, Daniel peka akan tatapan mata itu. Ia segera berpamitan dan beranjak keluar dari ruang kerja Raja Ricard.

Pria bernetra biru beranjak mendekati Salsabila. Ia menarik tubuh gadis itu dan memeluknya erat "Maafkan aku!" Ujarnya. Salsabila masih sesenggukan di dalam pelukan Ricard.

Setelah menunggu gadis pujaan hatinya tenang, Ricard pun melepaskan pelukannya. Ia menghapus jejak air mata dari wajah Salsabila dengan jemari tangannya.

"Ada apa denganmu? Apa ada yang menyakitimu?" Tanya Ricard. Salsabila masih terdiam dan menatap Raja di depannya dengan tatapan nanar.

"Katakan padaku, siapa yang menyakitimu. Aku akan menangkap dan menghukumnya!" Ujar Raja Ricard sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Kamu ternyata serius, Ricard!" Kata Salsabila, nada bicaranya tampak sekali Salsabila sangat terluka sampai Salsabila lupa akan statusnya dan status baru Ricard sebagai Raja.

"Apa maksudmu? Aku serius apa?" Tanya Ricard.

Salsabila mengambil nafas panjang "Kenapa tidak memberitahuku kalau kamu melamar Thalia?"

Ricard melebarkan kedua matanya "Darimana kamu tahu?"

"Aku melihatnya!" Air mata Salsabila kembali keluar. Ia menangis sesenggukan "Aku melihat jari manisnya. Meskipun aku tahu niatmu untuk mengambil Thalia kembali tapi rasanya tetap sakit..." Salsabila terhenti karena ia merasakan sesak di dada "Rasanya sesak sekali saat mengetahui Thalia sudah resmi menjadi tunangan Anda. Aku melihat cicin tersemat di jari manisnya!" Salsabila memukul dada Ricard karena ia meluapkan emosi yang sudah ia tahan.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang