64

8.5K 809 13
                                    

Ace mendatangi tempat rahasianya, disana sudah ada William dan Dariel. Ace kembali dengan penampilannya yang memakai setelan serba hitam dan jubah bertundungnya. Sebilah pedang tersimpan di balik jubahnya. Sorot matanya tak pernah berubah sejak terakhir ia bertemu Thalia. Dingin, dan penuh aura untuk membunuh.

"William, apa ada surat lagi?" Tanya Ace.

William mengangguk "Ada, Pangeran." Jawabnya kemudian menyodorkan surat penting dari Raja Helium.

Raja Helium telah berhasil menangkap Lisse beserta ke sepuluh bawahannya. Dengan membawa 4 kendil serta mereka bersiap untuk pergi menuju hutan terlarang. Kini, Raja Helium murka akibat kelancangan Ratu Julie yang sudah berani mengobrak-abrik kedamaian kerajaan Renegades. Dalam waktu dekat, Raja Helium akan menyerang pertahanan utara, dimana letak hutan terlarang berada dan menyerang langsung ke istana.

"Pangeran Ace!" Panggil Dariel dengan suara sedikit ragu-ragu.

Netra merah melirik Dariel, menunggunya berbicara. Dariel semakin tertekan karena sosok Ace yang biasanya santai, sekarang auranya nampak mencekam. Ia yang notabene peka terhadap aura merasa tercekik karena ulah Ace.

"Mohon maaf, Pangeran. Ada laporan dari pasukan bayangan saya yang berada di istana. Ratu Julie akan mengadakan pernikahan mendadak dalam waktu dekat, mungkin 3 hari kedepan. Dan saya dengar kediaman Duke Aaron menjadi tidak tenang setelah mengetahui putrinya berada di istana dan mendengar kabar bahwa akan diadakan pernikahan antara Pitri Nathalia dan Raja Ricard." Papar Dariel.

"Kamu tahu kabar tentang putri Duke?" Tanya Ace.

Dariel menggelengkan kepalanya "Sejauh ini, kami belum menemukan nona Thalia, Tuan. Sepertinya, Nona Thalia di sembunyikan di luar istana."

Ace mendengus kesal "Cari wanita itu sampai dapat, jika perlu awasi setiap pergerakan mencurigakan orang-orang istana termasuk Raja Ricard dan Ratu Julie ibunya!"

"Baik, Pangeran!" Jawab Dariel singkat.

"Bagaimana dengan Raja Liam. Apa mereka mencarinya?" Tanya Ace, Dariel mengangguk.

"Raja Ricard memerintahkan beberapa pasukan untuk mencari keberadaan Raja Liam."

Senyum Ace mengembang "Mereka tidak akan menemukannya."

Ace tidak memiliki waktu lagi. Penyerangan tiba-tiba yang di lakukan Raja Helium akan menimbulkan kehebohan, tak terkecuali Ratu Julie yang sudah menyembunyikan masalah besar di hutan tersebut. Ace tidak memahami apakah Raja Ricard juga ikut andil membantu Ratu Julie menjalankan ritual sesatnya.

"Pernikahan 3 hari lagi dan penyerangan dadakan dari Kerajaan Renegades ke istana akan membuat mereka tidak siap untuk melakukan pertahanan. Terlebih jika Duke Aaron menarik pasukan militernya mundur setelah mendengar bahwa putrinya di sekap." William mengutarakan apa yang ia pikirkan.

"Aku juga akan menyerang istana di saat Raja Helium tiba. Persiapkan pasukan kita untuk membantu Raja Helium!" Perintah Ace kepada William kemudian ia beranjak pergi dari tempatnya duduk.

***___***

Thalia mendengus kesal, rasa bosan menyerang dirinya. Ia di tinggal berdua dengan pelayan pribadi istana dan tersekap di dalam ruangan yang terbatas. Raja Ricard pergi meninggalkan dirinya setelah ada pengawal yang datang membawa sebuah perintah. Dahi Thalia sedikit berdenyut nyeri, ia berhasil menghantam wajah Raja Ricard setelah pria itu menaksakan sebuah ciuman padanya. Thalia kembali meringis setelah mendengar bunyi krek saat menghantam hidung Raja Ricard. Di dalam pikirannya, tulang hidung Raja Ricard pasti patah, aliran darah juga keluar setelahnya.

Tok tok tok

Netra emasnya melirik ke arah pintu. Pelayan pribadinya dengan mudahnya membuka pintu tanpa harus khawatir akan sihir yang menghalangi ruangan tersebut. Pelayan lain memasuki ruangan dengan membawa sebuah nampan makanan. Thalia menatap tak percaya dengan mudahnya pelayan itu masuk dengan membawa nampan tanpa terjadi apapun. Tidak ada ledakan, tidak ada yang terlempar, semuanya terkendali. Banyak teori di dalam otak Thalia yang ingin sekali ia coba tes.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang