33

15.8K 1.1K 19
                                    

Malam pun tiba, Ace dan Thalia mencari penginapan terdekat, satu persatu penginapan yang mereka datangi sudah penuh. Karena kepergian mereka bertepatan dengan festival di desa tersebut. Sebenarnya acara festivalnya sudah di mulai, jalanan di pemukiman tersebut memang sudah ramai dengan kerumunan orang-orang yang merayakannya. Thalia dan Ace menuntun kuda mereka yang berjalan di belakang mengikuti si pemiliknya.

"Aku akan mencoba bertanya di depan. Kau tunggu di sini saja Tha sambil memesan makanan," Kata Ace saat mereka berhenti di depan rumah makan yang tampak sederhana.

"Iya," Jawab Thalia, ia kemudian mengikat kudanya pada tiang agar tidak lari kemana-mana.

Thalia segera memesan menu makanan beserta minumannya, ia duduk di depan agar bisa memantau keramaian para warga yang merayakan festival. Tak lama, pesanan Thalia pun datang. Ia memutuskan untuk menunggu kedatangan Ace agar mereka bisa makan bersama.

Ace pun datang, ia segera mengikat tali kekang kudanya di sebelah kuda Thalia. Kedua kakinya beranjak duduk di meja dimana Thalia sudah menunggunya.

"Bagaimana? Kau sudah mendapatkan penginapan untuk kita?" Tanya Thalia.

Ace mengangguk "Sudah, akan tetapi hanya ada satu ruangan saja Tha. Seluruh penginapan di desa ini sudah penuh dan hanya satu yang tersisa,  itu pun kamar kosong juga tinggal satu," Jelas Ace yang membuat Thalia menatap Ace horor.

"Lalu? Kita berdua berbagi kamar begitu?" Terdengar jelas sekali nada bicara Thalia yang terkejut.

Ace mengangguk dengan tatapan sedikit meledek Thalia "Apa kau tega menyuruhku tidur di luar bersama kuda,"

Thalia mengangguk "Jika itu kemauanmu aku juga tidak keberatan," Jawab Thalia membuat hati Ace sedikit mencelos kecewa.

Gadis itu tertawa ia mengelap sedikit air matanya yang keluar, Thalia tak tahan melihat ekspresi Ace yang kecewa "Sudahlah, berbagi tempat pun tak masalah. Aku tahu kau tidak akan berbuat macam-macam padaku," Ucap Thalia mantap.

Ace terperangah "Kata siapa aku tidak berani melakukannya? Sadarkah kita akan menginap di satu ruangan," Ujarnya.

Plak

Suara pukulan Thalia yang mendarat di lengan kanan Ace membuat pria tersebut tertawa "Sudah cukup hentikan candaanmu. Ingat jangan melampui batas, aku hanya ingin memberikan semuanya secara utuh hanya untuk suamiku kelak,"

"Baiklah aku akan mengirimkan surat lamaran setelah kita kembali dari Kerajaan Renegades!" Kata Ace mantab. Thalia melongo mendengar penuturan Ace, ia berusaha mengelak tapi lelaki itu mengabaikannya dan lebih memilih makan makanan yang sudah Thalia pesan.

"Jangan bercanda Ace. Aku hanya bergurau," Sahut Thalia yang sebal di abaikan.

Ace menatapnya datar "Kau tahu kan kalau aku bukan pria yang suka bercanda tentang komitmen dan perasaan?" Jawabnya dengan nada dingin membuat Thalia terdiam seketika.

Thalia diam dan ia merasa merinding mendengar Ace berbicara datar dan dingin kepadanya. Ini baru pertama kali ia mendapat perlakuan seperti itu-sejauh ini Ace memperlakukannya dengan sangat hangat dan lembut. Ia tahu laki-laki di depannya ini marah karena dirinya yang terkesan meremehkan.

"Maafkan aku Ace," Sahut Thalia kemudian, ia sadar akan kesalahannya.

"Tak apa-apa, kau tidak melakukan kesalahan apapun," Jawab Ace, Thalia masih terdiam.

Tatapan Ace berubah melembut, jemarinya meraih dagu Thalia untuk mendongakkan sedikit wajah Thalia yang tadi menunduk menghindari tatapan matanya "Tapi, niatku yang sudah aku katakan tidak akan aku tarik kembali. Jadi bersiaplah!"

I WANT YOUWhere stories live. Discover now