06

41.6K 3K 16
                                    

Angin berhembus pelan menerpa tubuh Nathalia yang sedang khusyuk menikmati kesegaran suasana pagi di dunianya yang baru. Hari ini, ia berencana mengunjungi seorang wanita di desa Welles, dusun kecil yang masih satu kawasan Orthello. Ia mendapatkan informasi dari Yasmin pelayan pribadinya kemarin. Tak lupa, Yasmin selalu ikut kemana pun nonanya pergi.

Thalia ingin membuat beberapa baju dan gaun, ia merasa jengkel melihat walk in closet milik Nathalia berisi hampir semua gaun berat dan terlihat norak. Berbekal beberapa lembar kertas yang di tenteng Yasmin--karena memaksa membawakan beberapa kertas desain milik Thalia. Mereka berdua bersiap memulai perjalan dengan naik kereta kuda.

"Untunglah Yas, ayah menyetujui aku memiliki ruang pribadiku yang lain. Aku berniat akan membuatnya sebagai ruang kerjaku." Sahut Thalia setelah kereta kudanya berjalan menjauhi kediaman Zeyrav.

Yasmin mengangguk antusias, "Tentu, Nona! Tuan Duke Aaron akan mengabulkan keinginan Nona. Selama hal itu tidak menimbulkan luka pada Nona."

Thalia tersenyum tipis, "Nantinya aku juga membutuhkan asisten untuk membantuku mengelola bisnisku."

"Saya akan membantu Nona mencarikan kandidat asisten terbaik jika Nona menginginkan." Kata Yasmin menawarkan diri.

"Wah, kebetulan sekali. Tentu aku mau Yas!" Sahut Thalia senang. "Tapi, aku minta kandidat terbaik yang lulus dari perguruan sesuai kejuruan mereka di daerah ini." Sambungnya menambahi di sambut anggukan patuh Yasmin yang duduk di depannya.

Sepanjang perjalanan terisi dengan obrolan ringan sampai membahas keinginan Thalia yang ingin membuka usaha butiknya. Terlintas ide membuka butik karena dasarnya ia ingin memiliki baju dan gaun sesuai keinginan dan situasinya.

Thalia tak mungkin merawat dan mengolah tubuh Nathalia agar tidak lembek dengan menggunakan gaun-gaun lebar nan berat. Ia bergidik membayangkan. Thalia sadar tubuh Nathalia lemah karena sang empunya jarang melatih otot-ototnya.

***___***

Sesampainya di desa Welles, Thalia melewati pasar yang sangat ramai. Yasmin menjelaskan kalau itu merupakan pasar utama atau pusat, jadi banyak pedagang entah itu pedagang asli penduduk Orthello ataupun pedagang luar wilayah datang untuk melakukan transaksi jual beli.

Gadis berambut Highlight Blonde itu tertarik dengan toko yang sangat antri pembeli. Ia penasaran tentang toko itu.

"Kau tahu toko apa itu, Yas?" Tanya Thalia membuat Yasmin melihat apa yang Thalia lihat.

"Ohh, itu rumah makan Nona. Dan di dalamnya juga menjual aneka roti yang memang terkenal enak. Nona berminat untuk mencobanya?" Tanya Yasmin.

Thalia mengangguk, "Boleh, ayo kita coba!" Thalia menyuruh kusir kereta untuk memberhentikan laju keretanya.

Kedua wanita itu turun dan berjalan mendekati toko roti tersebut. Hidung Thalia tak henti-hentinya mengendus aroma wangi yang di hasilkan toko roti itu. Wangi rotinya sangat berbeda dengan wangi roti di dunianya yang cenderung membuat enek.

"Nona, tunggu di kereta saja. Biar saya yang membelinya. Saya takut nona kecapekan melihat yang antri begitu banyak." Ujar Yasmin.

Thalia terdiam sejenak, "Baiklah. Tapi aku tidak menunggu di kereta. Aku akan jalan-jalan sekitar sini."

"Baik, Nona! Biar kusir mendampingi Nona agar tetap aman." Jawab Yasmin.

Thalia mengangguk setuju, "Ahh, jangan lupa! Beli yang banyak rotinya. Nanti kita bagikan untukmu, kusir, pelayan di rumah. Untuk Ayah dan Kakak pisahkan bungkusnya. Dan ini beberapa koin emasnya." Sahut Thalia cepat sambil menyerahkan kantong yang berisi beberapa koin emas. Yasmin mengangguk dan berlalu menuju toko roti.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang