14

35.3K 2.4K 21
                                    

Tok.. Tok.. Tok..

Cklek

Thalia membuka pintu ruang kerja Duke Aaron. Sang pemilik ruangan pun menghentikan aktivitasnya melihat Putrinya berjalan menghampiri sambil membawa nampan berisi kue kering beserta teh hangat. Senyuman paling manis pun terbit di bibir Nathalia.

"Selamat Pagi, Ayah!" Sambutnya sambil menaruh nampan itu.

Kedua mata Duke Aaron masih memperhatikan kue yang di bawa Thalia dengan penuh minat.

"Aku membuatnya sendiri, Ayah!" Ujarnya tersenyum manis, sambil menaruh nampan berisi kue dan teh hangat.

"Bolehkan aku mencicipinya?" Jemari Duke Aaron mengambil kue itu di sambut anggukan semangat Thalia.

"Enak!" Seru Duke Aaron jujur setelah merasakan kue buatan Thalia. Ia mengambil 2-3 kue buatan putrinya.

"Syukurlah kalau Ayah suka," Sahut Thalia senang.

Duke Aaron menyantap beberapa kue Nathalia, kemudian ia menatap putrinya satu-satunya intens. Thalia menyadari tatapan itu. "Apa apa, Ayah?" Tanya Thalia yang duduk di sofa tak jauh dari meja kerja Duke.

"Sayang, apa kau benar-benar akan tinggal di Denally setelah mengusulkan konsekuensinya karena mengakhiri pertunanganmu?" Tanya Duke Aaron.

Thalia mengangguk mantab. "Aku tidak akan menyesali keputusanku Ayah. Jika aku mengetahui hukumanku sesuai dengan keinginanku sendiri. Kenapa tidak dari dulu aku mengakhiri pertunangan dengan Pangeran Ricard. Raja Liam memang yang terbaik!" Thalia tertawa membuat Duke Aaron memijit pelipisnya.

Flashback ON

Raja Liam menghela nafas panjang. "Jika kau mengeluarkan keputusan itu, maka akan membuat nama kedua belah pihak tercoreng. Apa kau siap dengan konsekuensinya?" Tanya Raja Liam.

"Tidak, tidak ada yang akan berakhir, Ayah! Aku tidak setuju!" Sahut Pangeran Ricard membuat kedua mata Thalia membola sempurna.

'Brengsek!' Batin Thalia mengumpat.

Raja Liam menatap tajam Putranya. "Kalau memang kau tidak setuju, lantas apa yang sudah kau lakukan ini sudah membuatku malu Nak!" Seru Raja Liam yang menatap datar putranya.

Ricard tertegun, ia masih terdiam. Salsabila menatap sendu Ricard, dalam hati dia merutuki dirinya sendiri karena sudah membuat Ricard dalam keadaan sulit.

"Kau akan mendapat hukuman dariku, Ricard! Mulai besok pagi, kau akan mengunjungi wilayah utara dekat perbatasan. Selesaikan permasalahan di sana, kau pasti tahu kan rumor perampokan yang sulit di taklukan. Bantu Duke di wilayah utara untuk menangkap para pelaku perampokan. Kau tidak di izinkan untuk kembali ke istana jika wilayah utara belum aman!" Akhirnya keputusan final di ambil oleh Raja Liam.

Perasaan Ricard sedikit mengganjal, ia tidak terima pertunanganmya berakhir. Tetapi, ia juga tidak mau kehilangan wanita yang ia cintai. "Ayah, aku keberatan. Aku akan menerima hukuman itu. Tapi, tidak dengan mengakhiri pertunangan!" Ricard bersikukuh.

Tindakan pemuda itu membuat Salsabila kembali terperangah--ia di kejutkan oleh keputusan Raja Liam dan perkataan Ricard. Hatinya sakit karena kedua orang itu.

"Tidak ada bantahan!" Putus Raja Liam.

Ratu Julie menghela nafas panjang. "Sayang, apa kau tidak terlalu kejam pada Putramu?" Tanya Ratu dengan nada lembut.

Raja Liam menggelengkan kepala menjawab pertanyaan sang Ratu. "Tidak, keputusan ini sudah benar," Jawabnya singkat.

Raja Liam beralih menatap Thalia. "Dan sekarang, untuk Lady Nathalia, Putri Duke Zeyrav. Aku memutuskan untuk mengakhiri pertunangan kalian berdua dan sesuai kesepakatan, konsekuensi apa yang kau inginkan? Aku akan mengabulkannya jika sesuai dengan pertimbanganku."

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang