77

7.7K 708 31
                                    

Chapter ini sedikit tidak nyaman untuk dibaca!

Ingat! Cerita hanya fiksi belaka...
Jangan di ambil serius..
Nikmati saja!

Happy Reading

😁😁😁

"Kau siap?" Tanya Ace.

"Ayo serang!" Seru Thalia.

Bagai pinang di belah dua, setiap gerakan yang mereka berdua lakukan itu sama. Kedua hantaman pedang berlapis sihir membuat perisai pelindung milik Ratu Julie memberontak dan mulai terkoyak. Ratu Julie bak kesetanan menikmati setiap jengkal tubuh janin tidak merasa terganggu sama sekali.

Perisai pelindung pun hancur di kala hantaman yang ketiga kalinya dari pedang sihir milik suami-istri itu. Ratu Julie menatap tajam pada Thalia yang kini penampilannya benar-benar seperti keponakan. Ia tak bisa melakukan apapun selain berusaha menghindar karena ritual masih berjalan. Ia berusaha menghabiskan sisa janin yang masih ada di dalam genggamannya-menghabiskan sebuah kepala memang memakan waktu lama, karena tulang-tulangnya sudah mulai mengeras meskipun ia masih mampu mengunyahnya hingga lembut.

Duke Smith tak bisa melakukan apapun karena Duke Aaron terus menyerangnya, ia tak bisa mengeluarkan sihirnya karena Duke Aaron pasti akan mematahkan mantranya sebelum Duke Smith selesai membacanya.

Duarrr

Ratu Julie menghindar ketika Thalia melemparkan sihir dari pedangnya. "Jangan terus menghindar, paman! Lawan aku!" Thalia gemas karena Ratu Julie hanya sibuk makan dan menghindari serangannya.

"Kacaukan ritualnya." Usul Ace.

"Bagaimana caranya?" Tanya Thalia.

"Dengan merebut janin di tangannya." Jawab Ace membuat Thalia menatap Ace horor.

Thalia terpaku dengan janin yang hanya tinggal kepalanya. Ratu julie sibuk mengunyah bagian leher sang janin-mendadak Thalia merasakan mual di perutnya. "Apakah aku bisa?" Tanyanya dengan tatapan rumit.

"Jangan terlalu diambil hati dan perasaan, Tha. Aku tahu kamu menyukai dunia Ibu dan Anak. Akan tetapi, situasi kita saat ini membutuhkan keberanian dan kesiapan mental. Jangan sampai karena rasa simpati dan empati itu membuatmu jadi lemah." Ace menasehati.

Thalia memang tidak tega melihat janin yang kini tinggal kepalanya saja. Tapi, di sisi lain ia juga harus mengalahkan Ratu Julie.

"Ambil nafas dalam, Tha. Kemudian hembuskan lewat mulut. Berusaha untuk kosongkan pikiranmu agar tetap fokus." Sambung Ace.

Thalia memejamkan matanya, ia berusaha mengatur nafasnya. Rasa mual, simpati dan empati yang ia rasa berlebihan kini sudah berkurang-ia merasa lebih baik.

Ace menyerang Ratu Julie terlebih dahulu, wanita itu menghindar dan menghalau serangan Ace yang datang bertubi-tubi. Thalia mengambil kesempatan untuk merebut benda bulat berdarah di tangan Ratu Julie.

"Dua lawan satu? Kalian curang?" Celetuk Ratu Julie.

"Itu tidak berlaku untuk paman." Balas Thalia.

Ratu Julie kelimpungan menghadapi serangan suami-istri yang datang bergantian. Ia harus fokus terhadap ritualnya. Setelah ada celah Ratu menendang pantat Thalia hingga gadis itu jatuh tersungkur. Secepat kilat Ratu Julie juga melemparkan serangan sihir kepada Ace ketika pria itu tampak tak fokus melihat istrinya. Tubuh Ace terpental ke belakang dan mendarat diatas rimbunan tanaman.

Ratu Julie segera menghabiskan santapan yang menurutnya lezat. Ia tak menghiraukan sekelilingnya, mulutnya sibuk mengunyah kedua bola mata yang terasa amat sangat gurih-seperti memakan cemilan berbentuk bulat kenyal berisi kejutan saat menggigitnya, ledakan isian yang gurih seketika lumer di dalam mulut.

"Aku menyukai bagian mata, kejutannya benar-benar melumer didalam mulut." Ratu Julie tersenyum puas.

Hap

Ratu Julie melahap bulatan kepala yang tinggal separuh berisikan otak.

Kres

Kres

Kres

Ia mengunyah tulang-tulang ranum yang melindungi otak si janin. Berlemak dan gurih, Ratu Julie menyukai bagian ini. Suara berisik akibat mengunyah tulang kepala yang hancur membuat siapapun yang mendengarnya menjadi sedikit risih-termasuk Thalia.

Netra heterochromia-nya seketika menggelap, lingkaran sihir kembali muncul di bawah kakinya. Bersinar kehitaman dan sedikit mengeluarkan kilatan-kilatan petir berwarna putih memyelimuti tubuhnya hingga tidak terlihat, ukurannya pun perlahan semakin membesar serta tinggi menjulang.

Kedua mata merah bersinar di balik kepulan asap hitam, perlahan asap tersebut memudar. Sosok tinggi besar dengan seringaian yang amat mengerikan terukir di wajah seramnya. Ratu cantik berubah menjadi sosok kegelapan, wajah bak tertutupi topeng tengkorak yang terselimuti kulit berkerut dan kering menempel di setiap sudut tulang wajahnya. Kedua iris matanya menyala merah tepat di tengah-tengah tulang matanya.

Deretan susunan gigi di bawah tulang hidungnya yang berlubang membuat siapapun ketakutan ketika melihatnya. Kepala tengkorak tersebut memakai tudung besi berhiaskan bulu-bulu halus berwarna hitam dan di puncak kepala terdapat tanduk kepala banteng dengan ukiran-ukiran kuno berwarna emas.

Sosok mengerikan itu memakai zirah perang berwarna keemasan, sebagian menonjolkan otot-otot lengan serta membentuk tubuhnya yang kekar. Kedua kaki berototnya dalam posisi duduk bersila di atas tumpukan tulang-tulang tengkorak manusia.

Thalia melebarkan matanya. "Apa itu?"

Ace berjalan menghampiri Thalia, ia menatap tajam Ratu Julie yang sudah berwujud sempurna setelah menyelesaikan ritualnya. "Dia perwujudan Dewa Mictlan. Dewa kematian yang menempati bagian terbawah alam kubur. Pemujaan terhadap Mictlan adalah memakan daging manusia." Papar Ace.

"Pantas saja, Ratu Julie menjadi kanibal dengan memakan daging janin tak berdosa. Ia berusaha membangkitkan kekuatan dewa kematian untuk melancarkan aksinya." Balas Thalia.

Suara tawa menggelegar, sosok seram yang mereka sebut Dewa Mictlan tertawa karena ia telah berhasil bangkit dari alam kuburnya. Kedua bola matanya bersinarnya menatap kearah Ace dan Thalia. "Kalian terlambat!" Serunya dengan suara tawa kembali menggema.

Jari telunjuk yang panjang terangkat milik Mictlan dan menunjuk kearah Duke Aaron. Sebuah serangan sihir terlempar membuat tubuh Duke Aaron terpental jauh dan menghantam dinding istana.

"Ayah!" Seru Thalia kaget melihat ayahnya terkena serangan.

Duke Smith tersenyum miring, "Akhirnya kau berhasil, Julie!"

Pria itu beranjak mendekati sang Dewa, ia menunduk memberikan rasa hormat untuk menyambut kebangkitannya.

"Aku akan membantu mengabulkan keinginan yang sudah kalian rencanakan." Sahut Mictlan dengan nada tinggi amat menyeramkan.

🌹🌹🌹

Aku paling seneng bikin Chapter bagian Ratu jadi kanibal ehehehehe...
Terlalu berlebihan kah? Wkwkwkw

I WANT YOUWhere stories live. Discover now