20

25.6K 1.8K 38
                                    

"Saya sudah mendapatkan jadwal perjalanan para pedagang. Menurut pengamatan yang di dapat orang-orang saya, ada 2 rombongan pedagang yang akan bergerak sore dan malam. Entah ada keberanian apa mereka, tapi mereka memang ingin segera sampai ke kota Denally untuk memenuhi pesanan Rumah Sakit pusat. Para rombongan tersebut membawa peralatan medis, obat serta alat-alat penunjang lainnya yang katanya bahan bakunya langka serta mahal." Jelas Duke Herry pada Pangeran Ricard. Mereka berdua membahas kasus yang sedang meningkat di Forks, wilayah utara Orthello.

Pangeran Ricard menatap laporan yang ada di tangannya, keningnya berkerut. "Kenapa Rumah Sakit membutuhkan alat dan obat-obatan sebanyak ini? Apa terjadi sesuatu?" Tanyanya.

"Saya mendengar informasi menarik dari salah satu bawahan saya. Rumah Sakit pusat Denally kedatangan seorang wanita. Katanya dia orang yang di utus Raja Liam untuk mengabdi di RS tersebut karena kasus angka keguguran yang meningkat." Jawab Herry.

"Itu Thalia." Ucap Pangeran Ricard terperangah mendengarnya, terbesit bayangan Nathalia di hatinya.

Ricard tahu, memang gadis itu datang ke RS pusat kota Denally atas persetujuan Ayahnya. Ia terkejut Nathalia bisa melakukan hal rumit seperti itu. Padahal dulu, gadis itu tak peduli nasib orang lain, diotaknya hanya berisi tentang cara mendekati dan menarik perhatian Putra Mahkota.

Duke Herry mengangkat sebelah alisnya. "Pangeran mengenalnya?"

Pangeran Ricard mengangguk. "Dia tunangan saya—" Jawabnya 'dulu..' tambahnya dalam hati. Ekspresinya berubah sendu.

Ekspresi Duke Herry terkejut, "Wah, betapa beruntungnya Anda menjadi tunangan gadis itu. Aku dengar rumor lain kalau gadis itu menjadi pusat perhatian dan populer karena ketegasannya dan keberaniannya." Kata Duke Herry dengan nada antusiasnya.

Seketika Duke Herry terdiam melihat perubahan Pangeran Ricard. "Ada apa, Pangeran? Anda tampak tak sehat?" Tanya Duke Herry.

Pangeran Ricard tersenyum. "Tidak ada apa-apa, Tuan. Hanya saja saya merasa tidak seberuntung itu. Karena sekarang, gadis itu hanya bagian dari kenangan masa lalu saya."

Kedua mata Duke Herry melebar. "Mohon maafkan saya, Pangeran!" Sahut Duke Herry cepat. Pria paruh baya itu memahami maksud perkataan pemuda di depannya itu.

Pangeran Ricard menggelengkan kepala pelan, ia tersenyum getir. "Tidak apa-apa."

"Saya juga mendengar RS mengalami penyerangan beberapa bandit. Saya tak tahu apa pemyebabnya. Hanya saja bandit tersebut berhasil di basmi oleh gadis itu." Lanjut Duke Herry.

"Apa!" Pangeran Ricard terkejut. "Lalu apa dia baik-baik saja?" Tanyanya khawatir.

Herry mengangguk, "Dia baik-baik saja. Gadis itu tidak sendiri, dia bersama pria saat menghadapi penyerangan itu. Gosipnya mereka di anggap sebagai pasangan kekasih,"

Nyut, rasa sesak menghampiri dirinya.

Pangeran Ricard tak menyukai berita tersebut, di sudut hatinya tak menerima jika memang Thalia dekat dengan laki-laki lain. Memang status pertunangan mereka telah kandas, Pangeran Ricard tak bisa berbuat lebih untuk mengubah dan mengembalikan keadaan. Ia hanya berharap Thalia mau kembali ke dalam pelukannya.

Lalu bagaimana dengan Salsabila?

Pangeran Ricard juga tidak mau kehilangan wanita lemah lembutnya tersebut. Biar dia di cap sebagai lelaki serakah. Akan tetapi, ia memang tidak bisa kehilangan kedua wanita tersebut.

"Aku sudah gila," Gumamnya memijit pangkal hidungnya.

Duke Herry menangkap dumelannya. "Anda sedang mengatakan sesuatu, Pangeran?" Tanya Duke Herry.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang