81

5.2K 643 24
                                    

Berdirinya Kerajaan Renegades ratusan tahun yang lalu diawali dengan perjanjian suci antara manusia dengan para arwah penjaga Soul of Phoenix. Perjanjian yang melibatkan dua golongan aliran darah yang berbeda.

Sebagai simbol suci perjanjian maka perubahan kedua mata menjadi warna semerah darah dan disetiap keturunan murni yang lahir akan muncul satu orang dengan kekuatan unik milik golongan Phoenix. Tidak semua keturunan mata merah memiliki kekuatannya.

Raja Eyxella, pemimpin Kerajaan Renegades menjadi pemilik kekuatan unik yang kesekian kalinya. Dari ketiga anak-anaknya, keturunan dari Leonix lah yang beruntung memilikinya. Ace Ellenius, pria rupawan terkenal akan rumor buruknya. Ia nampak tidak pernah peduli dengan rumor-rumor negatif yang selalu menghiasi kehidupannya.

Alur kehidupannya hanya untuk berperang, merebut kekuasaan, dan membawa kemenangan kehadapan ayahnya—Raja Liam. Akan tetapi, semua yang ia dapatkan tidak sebanding dengan apa yang didapat oleh saudara tirinya Ricard Ellenius.

Perbandingan kehidupan Ace dengan saudara tirinya, bagaikan langit dan bumi. Ricard sebagai langit, karena ia memiliki kehidupan layak dan selalu diagung-agungkan tanpa perlu bersusah payah berjuang di medan peperangan. Sedangkan, Ace sebagai bumi, karena ia tak memiliki semua yang dimiliki oleh Ricard. Sangat bertolak belakang.

Hatinya kosong dan hampa dari sejak ia masih kecil. Tapi, semuanya berubah ketika ia melihat sosok wanita yang mampu mengisi kekosongan hatinya, anehnya hanya dia yang mampu melihat wanita tersebut. Sosok wanita itu transparan seperti arwah penasaran. Ace mencoba mencari sosok wanita yang mirip seperti yang ia temui kala itu-nihil. Itulah kenyataannya, ia tidak dapat menemukan sosok tersebut hingga ia bertemu dengan Nathalia.

Tidak seperti sebelumnya, ketika ia bertemu Nathalia meskipun sekilas. Ia tidak merasakan gejolak aneh pada tubuhnya ketika melihat Nathalia bergelayut manja, haus akan perhatian Ricard—saudara tirinya. Akan tetapi, berbeda saat ia tidak sengaja melihat Nathalia menghadapi para bandit yang akan merampoknya, wanita itu penuh akan ambisi, tegas, dan pembawaannya tenang.

Detik itu juga, debaran asing menyerang Ace hingga ia merasa sesak. Tertegun dan berpikir, karena debaran itu nyata. Sama seperti ketika ia melihat sosok wanita asing dengan rambut dan kedua matanya yang hitam, bibirnya terukir senyuman manis untuknya. Detik itu juga, hati Ace mencair dan ia tertarik untuk mendekati Nathalia Zeyrav.

"Bola sihirnya lenyap." Thalia terperangah menatap bola sihir ukuran besar terserap tanpa sisa ke dalam portal tersebut.

Ace tersentak dari lamunannya setelah mendengar seruan Thalia—hatinya mulai cemas. Jika portal dimensi tidak sengaja menyerap kekuatan sihir lain, khawatir bisa terjadi musibah besar setelahnya-tidak ada satupun yang menyadari akan hal itu.

Inilah yang Ace khawatirkan, jika seseorang mencoba membuka Portal Dimensi menggunakan sihir terlarang, kesalahan sedikit saja bisa membuat kehancuran di sekitarnya.

Mictlain masih terus menyerang Thalia, ia tidak memiliki waktu lagi. Portal dimensi akan menjadi bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu. Tepat disaat Mictlain melayangkan serangannya, Ace segera menarik Thalia, berteleportasi untuk menghindari serangannya.

Tidak lama, portal dimensi meledak—meluluh lantakkan apapun di sekitarnya. Refleks, tubuh Ace memeluk erat Thalia. Ada dorongan ia ingin melindungi Thalia meskipun ia harus kehilangan nyawanya, ia terjepit.

Tidak ada tempat berlindung terdekat, teleportasi akan berakhir sia-sia atau malah memperparah mereka berdua. Kedua netra merahnya menatap sendu kearah Thalia yang sudah memeluk erat dirinya.

'Haruskah aku melepaskannya?' Batin Ace tercekat.

Kedua iris matanya bersinar kemerahan, ia melepaskan kekuatan yang sudah lama tertidur ditubuhnya. Seluruh tubuhnya berdenyut, kilatan seperti kobaran api yang menyala menyelimuti tubuh Ace dan Thalia.

I WANT YOUWhere stories live. Discover now