31

19.3K 1.2K 11
                                    

🌹🌹🌹🌹

Setelah kena chapter yang tidak mengenakan ke hati.. Sekarang tak ademin dulu...

HAPPY READING

🌹🌹🌹


Thalia sudah mempersiapkan perbekalannya yang ia butuhkan. Gadis itu berhasil mendapatkan cuti selama maksimal 1 minggu, sebenarnya sebagian pegawai keberatan dengan kepergian Thalia dari RS karena mereka merasa sangat membutuhkan sosoknya sebagai sandaran mereka.

Thalia di nilai mampu menghadapi kasus aneh-aneh di kamar bersalin yang membuat pasien serta bayi yang di lahirkan selamat. Segala yang di lakukan Thalia benar-baru baru di mata mereka dan tidak pernah mereka lihat metode yang di terapkan olehnya.

Meskipun Thalia kini di segani oleh pegawai lainnya, ia tetap berharap semoga tidak bertemu dengan kasus berat yang membutuhkan tindakan Operasi Sesar. Sejauh ini Thalia memang sering menolong persalinan normal dan belum pernah bertemu dengan kasus gawat darurat yang mengharuskan dirinya melakukan operasi saat itu juga.

Sebagai persiapan menghadapi hal itu, Thalia sudah mengirim ke Ayahnya Duke Aaron beberapa desain perasat untuk Operasi Sesar. Sedia payung sebelum hujan jauh lebih baik daripada ia tidak mempersiapkan apapun sama sekali. Thalia juga mempelajari ilmu kedokteran zaman itu, memang sudah ada teknik penjahitan akan tetapi masih kuno dan perlu pengangkatan benang. Untuk anastesi total juga membutuhkan ramuan obat bius terbaik dan harganya juga lumayan juga. Thalia juga tidak bisa bekerja sendiri jika sampai operasi itu terjadi, ia membutuhkan partner satu tim yang juga harus setara dengannya saat operasi berlangsung.

'Ahhhh... Masih enak jamanku toh?' Batinnya lesu.

Ia sudah merapikan tas ranselnya-tentu saja tas itu buatan Madam Jasmine atas permintaannya yang mendadak di tambah dengan setelan berwarna hitam sudah tergantung rapo di rak baju. Thalia tidak mungkin pergi menggunakan gaun kan meski ringan sekalipun. Jadi ia mempersiapkan beberapa setelan kemeja dan celana untuk 1 minggu kedepan. Ikat pinggangnserta sabuk penyimpan senjata juga sudah ia siapkan. Sepatu boots panjang memiliki hak 5 cm akan memberi kesan seksi meskipun berpakaian ala laki-laki pada zaman itu.

Thalia menatap setelan yang akan ia pakai "Sepertinya nanti aku akan mirip prajurit wanita yang akan bertempur di peperangan," Gumamnya terkekeh.

"Permisi Nona, sudah waktunya makan malam," Ujar Yasmin yang berdiri di depan pintu kamar yang memang sengaja Thalia buka.

Thalia mengangguk dan segera turun ke meja makan. Langkahnya terhenti ketika melihat sosok pria berdiri memberikan senyum kepadanya. Ia melupakan Ace yang memang akan bermalam di kediamannya karena besok mereka akan memulai perjalanan.

"Kau baik-baik saja Tha?" Tanya Ace saat melihat Thalia berhenti mendadak dan mematung melihatnya.

Thalia tersadar "Ya aku baik-baik saja. Hanya terkejut dan sedikit melupakan keberadaanmu di sini," Ujar Thalia menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Aku lupa kau akan menginap di sini," Ujarnya dengan nada pelan.

Ace terkekeh dan menggelengkan kepala "Kau terlalu bersemangat untuk besok sampai tega melupakanku yang sudah berdiri di sini menunggumu,"

"Maafkan aku. Aku tidak sabar akan melakukan perjalanan besok, aku akan berpetualang," Thalia tertawa, ia pun duduk di meja makan di temani oleh Ace. Dalam keheningan mereka makan dengan khidmat.

***___***

Malam sudah larut, Thalia belum bisa menutup matanya. Memang benar ia terlalu antusias menunggu besok sampai-sampai rasa kantuk tidak menghampiri matanya. Thalia jengah sedari tadi berguling-guling di tempat tidurnya. Akhirnya ia memutuskan untuk bersandar di balkon sambil menatap langit malam.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang