59

9.2K 802 8
                                    

Duke Aaron menikmati secangkir teh chamomile sembari menikmati matahari senja di taman mansion Thalia. Ia belum kembali ke mansion Zeyrav, karena masih rindu kepada putri bungsunya. Di atas meja, terdapat 2 surat dengan nama pengirimnya yang berbeda. Ekspresi Duke Aaron tampak rumit, kedua netranya menatap datar surat yang di peruntukkan untuk Thalia bukan dari sembarang orang.

Surat pertama dari Raja Ricard yang menginginkan Thalia menghadiri acara di istana dan surat kedua dari Raja Helium penguasa Kerajaan Renegades. Ia tak tahu kalau Thalia bisa sampai mengenal Raja Helium darinKerajaan Renegades, karena dulu Thalia hampir tidak memiliki teman akibat rumor buruk yang ia timbulkan.

Dari dalam rumah, Thalia muncul dengan gaun santainya berwarna peach, rambut panjangnya terikat menjadi satu keatas. Kedua tangannya membawa nampan berisi 2 porsi piring nasi uduk buatannya dengan lauk suir-suir ikan laut pedas, dadar telur, rendang daging rusa, serta urap-urap sayur. Menu sederhana tetapi bahan-bahan baku serta rempah-rempahnya amat mahal karena bukan berasal dari wilayah Orthello.

"Ayah!" Seru Thalia dengan wajah sumringahnya menyajikan hidangan yang ia bawa.

Duke Aaron tampak mematung melihat hidangan yang tidak familier di depan matanya. "Apa ini, Sayang?"

"Menu spesial buatan putri Ayah tersayang." Kata Thalia, ia duduk di sebelah Ayahnya.

Duke Aaron mulai mengambil peralatan makannya dan menikmatinya. Kedua matanya melebar, rasa baru menari di dalam mulutnya. Gurih, pedas, manis, semuanya seimbang, belum lagi nasi uduknya pulen serta sangat wangi karena menggunakan daun jeruk.

Duke Aaron menyantap makanan tersebut hingga tandas. Hidangan yang terasa asing di lidahnya, tapi tidak membuat Duke Aaron berhenti untuk menghabiskannya.

Thalia berbinar. "Bagaimana, Ayah?"

"Rasanya baru bagi Ayah." Duke Aaron membersihkan bibirnya dengan lap bersih. Kemudian meminum air putih yang sudah di bawa Thalia sebelumnya. "Enak sayang. Lain kali boleh Ayah di buatkan lagi."

Thalia mengangguk, "Tentu boleh, Ayah! Akan Thalia buatkan menu lain yang lebih nikmat." Thalia membereskan piring-piring kotor dan pelayan yang berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk mengambil alih untuk membawanya ke dapur.

"Sayang, ada 2 surat untukmu." Ujar Duke Aaron. Tangan kanannya menyodorkan 2 amplop panjang bersegel lambang kerajaan berbeda.

Kedua mata Thalia membaca pengirim surat tersebut. Raja Ricard Ellenius dan Raja Helium Eyxella. Thalia kembali duduk dengan tenang, surat dari Raja Helium lebih Thalia utamakan. Duke Aaron mempunyai firasat bahwa Thalia akan di undang Raja Helium ke Kerajaan Renegades, seperti kata Ace tempo hari.

Duke Aaron memperhatikan putrinya. Ia sedikit terkejut karena putrinya mengabaikan surat dari Raja Ricard dan lebih mengutamakan surat Raja Helium. Duke Aaron penasaran ingin bertanya. Akan tetapi, melihat putri memasang mimik wajah serius ia pun mengurungkan niatnya.

Thalia mengambil nafas panjang, ia menaruh suratnya dan mengambil surat Ricard dengan ogah-ogahan. Jemari tangannya membuka amplop berwarna cream, Thalia mengambil selembar kertas dan membacanya. Sebelah alis Thalia terangkat. Setelah ia selesai membaca kedua suratnya, netra emasnya menatap Duke Aaron dengan tatapan rumit.

"Ada apa, Sayang?" Tanya Duke Aaron.

"Aku mendapatkan 2 surat yang isinya sama-sama mengundangku untuk datang ke istana. Sepertinya, akan ada hal penting yang ingin mereka sampaikan padaku, Ayah." Jawabnya.

"Raja Ricard dan Raja Helium sama-sama memanggilmu ke Istana?" Tanya Duke Aaron memastikan.

Thalia mengangguk "Iya, Ayah." Jawabnya. "Raja Ricard mengundangku untuk minum di pesta teh yang di selenggarakan oleh Ratu Julie, sebagai pesta ucapan selamat atas pertunanganku dengan Ace." Sambungnya.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang