Bab 5 ~ Memulai Perjalanan

99 42 2
                                    

Buro mengerutkan dahinya begitu mendengar jawaban Jiro.

"Tidak akan seru? Maksudnya?"

"Iya, kalau semua anak tahu, kita jadi tidak punya sesuatu untuk diceritakan nanti! Lagi pula, tenaga Tero bisa berguna di atas sana." Jiro tertawa, tetapi kali ini cepat terhenti begitu ia menyadari sesuatu.

"Hei, Buro!" ia berseru. "Kenapa kamu makan semua buahnya?"

"Cuma satu, atau dua, atau tiga. Makanya cepat lempar satu lagi. Kalau menunggu terlalu lama, aku jadi lapar."

"Ah, kamu banyak alasan!" ujar Jiro ketus.

"Tangkap ini." Piri melempar satu buah dari atas.

Cukup tiba-tiba. Tetapi dengan gerakan yang lumayan cekatan bagi anak segemuk dirinya Buro menangkap buah itu. Ia lalu meletakkannya di samping dahan tempat ia duduk.

"Ini juga." Jiro ikut melempar.

Buah meluncur deras, kali ini lolos dari tangkapan Buro. Buah itu jatuh ke rerumputan, tak jauh dari tempat anak-anak perempuan duduk.

"Lemparanmu jelek." Buro mencibir.

Jiro malah tertawa, sepertinya justru senang karena bisa membuat anak-anak perempuan di bawah menoleh ke arahnya.

"Kalian sedang main-main?" seru Yara, tampak kesal. "Buro, kenapa kamu cuma duduk-duduk dan tidak memetik buah?"

Jiro menimpali. "Betul, kalau kamu malas memanjat, lebih baik turun saja dan menangkap dari bawah."

"Ya, bantu kami membuat kantong-kantong ini," kata Nere.

"Ah, itu 'kan tugas kalian." Buro mengelak.

"Oh, lihat!" Sera menunjuk ke atas. Matanya berbinar. "Piri sudah sampai di dahan yang paling tinggi!"

Di dahan tertinggi yang bisa ia injak Piri merentangkan tangan setinggi mungkin. Jemarinya berhasil meraih satu buah allumint, dan tanpa ragu memetiknya.

Ia tersenyum lebar memandangi anak-anak di bawahnya. Ketiga anak perempuan berdiri, sementara Jiro dan Buro masih bertengger di dahan.

Piri menimang buah berkulit ungu kecoklatan di tangannya. Menimbang-nimbang, apakah lebih baik ia menyimpan buah itu di kantongnya, atau memakannya saja sekarang?

Pilihannya bukan kedua-duanya.

"Bersiaplah!" Ia melepaskan buahnya.

Ketiga anak perempuan menjerit riang sambil merentangkan tangan.

Buah allumint meluncur deras, melewati Jiro, lalu Buro.

Si gemuk berteriak kesal. Nere yang bertubuh tinggi kelihatannya akan menangkapnya, tetapi Yara yang penuh semangat melompat. Sayangnya, buah itu malah tergelincir dari tangannya, dan jatuh ke rumput.

Akhirnya si kecil Sera yang justru beruntung mendapatkannya.

Ia bersorak. "Terima kasih, Piri!"

Piri tertawa, tak mempedulikan Yara yang kini cemberut.

"Ambilkan satu lagi untukku!" seru Yara tak mau kalah. "Ya, yang itu! Aku yakin rasanya tidak kalah enak dibanding yang tadi."

Piri berpindah ke dahan lain lalu mengambil buah berikutnya. Ia melempar seluruh buah satu per satu ke bawah, dan menghabiskan waktunya di atas pohon.

Ia selalu menyukai setiap saat yang ia habiskan di pohon, sejak dulu. Hampir pasti ia akan berada di sana sampai gelap, jika saja Yara tidak memberitahunya bahwa buah-buah yang ia kumpulkan sudah cukup banyak.

The Dreams and Adventures of Children from the Bowl WorldWhere stories live. Discover now