120. Cheng Tian

676 131 33
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
Author : T97

English Translator : Lianyin

Indonesian Translator : shenyue_gongzu

.

.

.

Rantai emas melesat ke segala arah, menghubungkan ke berbagai sudut platform yang tinggi untuk menggantung sangkar emas di tengah Teras Ninth Heaven. Aksara Sansekerta muncul dan berputar-putar di sekitar sangkar emas untuk membentuk penghalang.

Awan marah bergejolak di tengah suara gemuruh nyanyian buddha.

Dengan mutiara bercahaya di mahkota yang tergantung di wajahnya, Lord ChengTian, Yun Sheng, menaiki tangga. Dia berdiri di depan sangkar emas, lalu mendorong mutiara ke samping dan mencondongkan tubuh ke depan untuk melihat Jing Lin di dalam sangkar.

"Siapa ini?" Yun Sheng mengutak-atik manik-manik Yin Yang di telapak tangannya."Berpikir aku tidak bisa lagi mengenalimu."

Jing Lin menggenggam jeruji besi. Setengah dari bahunya sudah berlumuran darah.

Mata YunSheng menyelidik maju mundur. Dia berkata sambil menghela nafas. "Aku tidak menyangka kelahiran makhluk jahat di laut timur akan memancingmu keluar. Jing Lin, tidak kusangka kau akan menjalani hidup dalam rasa malu dan aib. Lord Lin Song begitu tinggi dan perkasa saat itu. Dan bagaimana dia jatuh dan keluar sedemikian rupa. Bagaimana pendapat Ayah jika dia mengetahui hal ini di Dunia Bawah?"

Jing Lin berkata, "Munafik?"

"Beginilah dunia ini." Yun Sheng berkata, "Beraninya kau mengaku berbicara dari hatimu tanpa memendam pikiran yang bertentangan?"

"Aku berdarah saat aku membunuh." Jing Lin menatapnya melalui celah jeruji. "Kalian membunuh tanpa jejak."

"Begitulah seharusnya orang-orang yang menjadi pedang." Yun Sheng berkata, "Aku bukan pedang, jadi tentu saja, aku harus mencari cara lain. Hanya saja dosamu dari semua pembunuhan itu terlalu dalam. Langit dan Bumi tidak bisa lagi menoleransi dan menerimamu. Jika aku menegakkan keadilan atas nama Surga, aku masih bisa menganugerahimu nama baik di Teras Ninth Heaven ini."

"Menganugerahi." Jing Lin berkata dengan nada sedikit mengejek. "Kau telah menganugerahi dan mengabulkan keinginan begitu banyak orang, tapi kau tidak pernah memikirkan dirimu sendiri?"

Yun Sheng tertawa kecil dan berkata, "Apa kau benar-benar mengerti arti dari 'Lord Tertinggi'? Selama bertahun-tahun ini, kau tidak pernah benar-benar memasuki Sekte Ninth Heaven. Kau sama sekali tidak tahu apa artinya menjadi 'Lord Tertinggi'. Begitu kau duduk di posisi ini, kau akan menjadi penguasa di seluruh dunia. Lord Tertinggi adalah orang yang mengabulkan keinginan semua orang. Dan sekarang, aku adalah Lord Tertinggi. Mengatakan bahwa aku akan mengabulkan permintaanmu adalah kebaikan yang dianugerahkan kepadamu oleh Surga. Saat itu, Ayah menyebutmu pedang, seluruh dunia menganggap itu pujian tertinggi yang pernah ada. Tapi, kenyataannya, kami tahu betul bahwa itu hanya ejekan. Dalam hati ini, kau bahkan tidak memenuhi syarat untuk menjadi seorang manusia."

Jing Lin menekan kandang dan tidak mengatakan apa-apa.

Yun Sheng mengambil beberapa langkah. Jubahnya yang megah dan mewah mengikuti di belakangnya saat dia mengitari sangkar seolah-olah dia sedang mengagumi pemandangan binatang langka yang berharga.

"Dari cara Surga menganugerahimu penampilan seperti itu, aku sudah tahu suatu hari kau akan menghadapi kesengsaraan cinta. Aku berulang kali menasehati Ayah untuk mengambil tindakan pencegahan, tetapi dia yakin bahwa kau tidak akan jatuh dalam keinginan (hasrat) seperti itu. Seorang pria yang telah berdiri di atas untuk waktu yang lama akan lengah. Dia terlalu keras kepala dan sombong untuk mendengarkan nasihat, dan lihat saja, dia menemui ajalnya di tanganmu. Setelah membunuh dan memenggal kepala Ayahmu sendiri, kau bersalah atas kejahatan yang paling keji. Tapi jika kau bertanya kepadaku, bukankah ini menegakkan keadilan atas nama Surga juga? Ayah sudah tua, dan bakat alaminya telah mengering. Baginya, Tahap Pencapaian Besar adalah ilusi yang indah namun cepat berlalu, seperti bulan di dalam air dan bunga di cermin. Bagaimana dia bisa meraihnya? Dia hanya menggunakan nama 'Ayah Tertinggi' untuk membunuh anak-anak yang tidak bersalah demi memperbaiki kemacetan dalam kultivasinya. Bahkan sampai hari ini, kau masih tidak mengerti tujuanmu; kau tidak berbeda dari Laut Darah. Kalian semua adalah batu loncatan Ayah. Pembunuhan di masa-masa sulit banyak terjadi di mana air berdarah menembus tembok kota. Semakin meningkat reputasimu, semakin baik juga reputasinya akan tumbuh. Kau bukan pedang Sekte Ninth Heaven; kau hanyalah pedang miliknya, hanya dia. Moralitas yang kau cari juga bukan jalan dunia yang benar. Kau hanya kaki tangan di Jalan palsu yang membantu penjahat melakukan kejahatan. Jing Lin, kau membunuhnya, dan dia membunuhmu. Dan beginilah cara kalian berdua benar-benar bisa dianggap sebagai ayah dan anak yang sesungguhnya!"

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now