055. Yan Quan

1.3K 285 180
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

"Jing Lin" mengamati Jing Lin dengan serius, embun beku menyelimuti ujung alisnya. Saat dia bangkit, gerakannya sama persis dengan Jing Lin. Bahkan cara dia menurunkan matanya saat dia menyikat lengan bajunya pun identik. Dia adalah salinan dari Jing Lin.

"Membunuh iblis untuk melindungi Jalan ku." Dia mengejek ringan. "Jika bukan aku, lalu siapa?"

"Semua bakat di dunia," suara Jing Lin agak serak, "bisa tergantikan."

"Tidak ada orang lain yang bisa menyaingi hati ini yang bisa melemparkan pedang. Dihadapan Yan Quan, semua yang disebut bakat direduksi menjadi biasa-biasa saja." Dia berhenti sejenak, bahkan menirukan nada suara Jing Lin dengan sempurna. "Mungkin akan dipertanyakan siapa di antara berbagai rekan murid yang dapat memegang lilin untukku?"

"Sungguh lancang." Jing Lin dengan ringan melontarkan dua kata.

"Hanya dengan menjadi cukup lancang aku akan hidup sesuai dengan nama Lord Lin Song." Dia berkata dengan kebencian. "Lord Lin Song harus sombong, angkuh, dan cukup keras hati. Jika tidak, bagaimana dia bisa berbicara tentang membela Jalan nya? Bagaimana dia bisa mengambil nyawa yang masih hidup? Bagaimana dia bisa melakukan pembunuhan terhadap ayahnya?"

Jing Lin menatap dirinya sendiri. Dia sangat sadar bahwa roh jahat sedang mengotak-atik pikirannya, tetapi tidak mungkin dia bisa menghindarinya. Dia menatap dirinya sendiri dengan dingin. Seolah-olah dia melihat betapa gilanya dia beberapa ratus tahun yang lalu.

Berbalik, dan keselamatan sudah dekat.

Itulah yang dikatakan oleh Buddha Sejati kepadanya hari itu.

Jing Lin, bertobatlah, dan kau akan diampuni dari dosa-dosamu.

Tapi apa jawaban Jing Lin?

Roh jahat itu mengangkat tangannya untuk menarik Yan Quan. Tepi pedang dingin yang tersembunyi di dalam sarungnya yang tumpul muncul dengan sebuah "dentang", dan tubuh pedang yang seperti merkuri tiba-tiba terlihat di dalam ruangan gelap itu. Dia menaiki tangga, seperti bagaimana Jing Lin menaiki Teras Ninth Heaven dengan pedangnya yang menggantung di tanah lima ratus tahun yang lalu.

"Lord Lin Song yang Lurus tentang Jalan yang Benar." Roh jahat dan Jing Lin saling memandang. Seolah-olah Jing Lin mempertanyakan dirinya sendiri. "Bagaimana mungkin aku tidak berhasil menjaga mayatku tetap utuh?"

"Dilenyapkan di antara Tiga Alam." Kata Jing Lin. "Itu adalah kematian yang layak."

"Perasaan menikam Ayah benar-benar memuaskan." Roh jahat itu menjentikkan jari ke pedang itu. "Pedang itu menebas lehernya, dan aku melihat kepala Ayah jatuh ke tanah dengan darahnya menyembur seperti mata air. Itu adalah kepala orang yang paling menyayangiku di seluruh dunia. Kepala itu berguling dari sisi kakiku menuruni tangga, jatuh. Dan kemudian, posisi Penguasa Tiga Alam berpindah tangan. Dengan pedang di tangan, aku mempertahankan Jalan-ku sampai aku direduksi menjadi binatang buas dalam bentuk manusia dengan membunuh Ayah dan Lord-ku. Aku bahkan menghancurkan diriku sendiri. Betapa menyenangkan!"

Jing Lin mengepalkan tinjunya saat dia mengerutkan bibirnya. Tapi tetap saja, dia terus merespons tanpa berhenti sedikit pun. "Tepat sekali."

"Jadi, aku mati." Roh jahat itu mematahkan pedang menjadi dua dan membuang potongan di samping kakinya. Dia mencibir dengan merendahkan.

Jing Lin berkata, "Ya."

Roh jahat itu memandang Jing Lin dan tertawa mengejek. Dia mengangkat lehernya untuk melihat ke dalam kegelapan yang gelap gulita. Kabut tebal bertiup di belakangnya dan berkumpul di ruangan gelap. Itu menyelimuti mata Jing Lin dan menutupi wajahnya dari pandangan. Roh jahat itu bertanya, "Mengapa kau tidak musnah sepenuhnya?"

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now