061. To Await A Rabbit

1.3K 290 201
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Jing Lin menatap Cang Ji sampai Cang Ji merasakan hembusan dingin di punggungnya. Dia hampir curiga bahwa Jing Lin telah mendengar kata-katanya sebelumnya. Tapi Jing Lin hanya menatapnya sejenak sebelum menutupi dirinya kembali dengan buku itu lagi. Cang Ji menyentuh dadanya dengan hati yang masih berdebar-debar.

Pancaran cahaya melayang di seluruh halaman pada saat langit telah benar-benar gelap. Le Yan kembali untuk memberi Chu Lun obat. Keduanya berbicara dengan berbisik. Cang Ji tidak dapat mendengar detailnya dengan jelas, tetapi dia tahu bahwa percakapan mereka adalah sesuatu yang tidak seharusnya diketahui orang luar seperti dia. Jadi dia dengan murah hati melepaskan roh rumput dan meraih sosok batu kecil itu lalu turun dari atap untuk mencari Jing Lin.

Jing Lin mengenakan pakaian lengan lebar biru tua hari ini. Pergelangan tangannya, bersama dengan jari-jarinya yang panjang dan ramping, semuanya terbuka di malam hari, mengaduk jangkrik di antara rerumputan. Buku itu menutupi wajahnya tetapi memperlihatkan lehernya dalam tampilan penuh. Lekuk lehernya yang anggun tergeletak terjepit dan tersembunyi di antara kerah yang diikat erat, dengan biru tua dan putih bersih yang saling melengkapi. Itu membangkitkan keinginan seseorang untuk menyelidiki lebih jauh daripada saat dia memamerkan semuanya begitu saja.

Cang Ji menepi kursi rotan dengan jarinya. Kursi itu tanpa suara berkembang menjadi dua kali lebih besar dari ukuran aslinya. Dia berguling untuk naik ke atasnya. Menaruh tangannya di bawah kepalanya, dia membenamkan dirinya dalam aroma Jing Lin. Namun, dia lumayan tinggi, jadi tetap terjepit meski kursi rotannya dua kali lebih besar. Bahu, lengan, dan kakinya semuanya menekan Jing Lin.

Kedua pria itu terdiam sesaat ketika Cang Ji tiba-tiba bertanya, "Mungkinkah caraku bergantung padamu seperti seorang pemula (pemuda yang belum berpengalaman) yang melihatmu sebagai ibunya?"

Di bawah selubung buku, Jing Lin menendangnya. Cang Ji tertawa terbahak-bahak dan mengambil buku di wajah Jing Lin. Membolak-baliknya dengan santai, dia berkata, "Apa kau tidak takut meninggalkan tinta di wajahmu kalau menutupi wajahmu dengan benda penuh kata-kata ini… benar-benar ada tinta yang tertinggal."

Jing Lin hendak bangun ketika Cang Ji menekan pundaknya dan membungkuk untuk mengamati wajahnya. Menyemburkan omong kosong, dia berkata, "Separuh wajahmu sangat mencolok dengan tinta sekarang. Sentuhlah jika kau tidak mempercayaiku."

Jing Lin menyentuh pipinya dengan linglung. Cang Ji mengerutkan kening dan berkata, "Bukan di sini. Akan kutunjukkan." Dengan itu, dia mengambil tangan Jing Lin dan membelai pipi Jing Lin dengan jari telunjuknya di jari telunjuk Jing Lin. Dia berkata sambil menyentuhnya, "Aku akan menghapusnya untukmu."

Ujung jari Cang Ji menekan pipi Jing Lin sedikit lebih keras, menggosoknya hingga meninggalkan bekas merah. Jing Lin menatapnya. Refleksi Cang Ji masuk ke mata Jing Lin sampai mata Jing Lin tidak bisa menampung hal lain lagi. Cang Ji tersenyum sambil menggosok. Ketika dia sudah selesai, dia bahkan menolak untuk menunjukkannya pada Jing Lin. Sebaliknya, dia mengeluarkan saputangan dan bergeser ke belakang Jing Lin untuk berpura-pura menyeka tangannya (Jing Lin). Pipi Jing Lin menjadi panas karena usapan. Semakin dia tanpa ekspresi, semakin Cang Ji merasa bahwa godaan semacam ini hanya membuat hatinya sakit dan membengkak dengan cinta, bahkan lebih.

Hatinya sakit? Cinta?

Cinta apa?

Cang Ji tidak bisa memahaminya. Jadi dia hanya menertawakan dirinya sendiri dan berpikir bahwa dia pasti benar-benar menganggap Jing Lin sebagai ibunya.

Ada banyak nyamuk pada malam musim panas, berdengung di sekitar lentera begitu tak henti-hentinya sampai terasa begitu menjengkelkan. Chu Lun dan Le Yan sepertinya tertidur di kamar. Entah bagaimana di halaman terasa tidak tenang bahkan kunang-kunang merusak pemandangan.

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now