043. Chu Lun

1.3K 293 117
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Iblis serigala berada dalam kesulitan, tetapi tidak ada iblis yang berbicara sebelumnya datang membantunya. Cang Ji akhirnya makan sampai kenyang. Dia tidak membuang waktu untuk melahapnya, dan semuanya berakhir dalam sekejap. Ketika dia melangkah keluar dari puing-puing, dia melihat Jing Lin mengelus rambut iblis kuas dan mendengar dia berkata, "Jalan-ku telah hancur."

Iblis kuas sudah berhenti menangis dan sekarang berlutut dengan kepala menunduk. Ketika Cang Ji melangkah lebih dekat, pemuda itu tampak mundur. Merasa kenyang, Cang Ji mencuci tangannya dengan sepanci air dari sebuah warung di sepanjang jalan. Kedua tangannya sangat halus. Tidak ada tanda-tanda sisik yang menakutkan tadi.

"Karena kita sudah selesai bermain-main, mari kita mengobrol dari hati ke hati sepanjang malam." Cang Ji menyeka tangannya secara acak sebelum mengangkat iblis kuas di kerah punggungnya. Kemudian, seolah-olah sedang mengangkut karung goni, dia melemparkan iblis kuas itu ke bangku kayu kecil.

Iblis kuas hampir tidak bisa mempertahankan keseimbangannya dan hampir jatuh telentang. Dia ingin menangis lagi. Cang Ji menendang bangku itu dengan keras dan membuatnya jatuh dengan pantat dilantai. Dia bahkan tidak berani menangis dan hanya bisa menahan air matanya saat dia melihat mereka.

Jing Lin mengulangi kata-katanya. "Kuas milik siapa kau?"

Iblis kuas berkata sambil menangis, "Mi, milik Sage Yining."

Sage Yining tidak terkenal karena dia tidak memberikan kontribusi yang luar biasa juga tidak memiliki bakat untuk menjadi penasihat meskipun menghabiskan beberapa tahun di bawah komando (ex) Lord Tertinggi. Dia lebih seperti bayangan dari berbagai dewa. Dia tidak menonjol di antara orang banyak, tetapi dia ada di mana pun mereka berada. Namun, itu adalah satu-satunya tugasnya untuk berada di mana-mana. Dia tidak memiliki pos dewa; dia hanya menerima perintah dari (ex) Lord Tertinggi. Dari Ninth Heaven sampai ke Dunia Bawah, bahkan gemerisik dedaunan yang tertiup angin tidak akan lepas dari telinganya. Dan itu berarti bahwa itu juga tidak akan luput dari telinga (ex) Lord Tertinggi.

*Note; sebelumnya kan agak gak jelas ini 'Lord Tertinggi' yang mana, yang baru apa yang lama, jadi mulai sekarang dan kedepannya, aku akan menambahkan (ex) untuk Lord Tertinggi Jiu Tian. Jadi; '(ex) Lord Tertinggi' adalah Lord Jiu Tian, sementara 'Lord Tertinggi' adalah Lord Cheng Tian; yang saat ini memegang kuasa atas 3 alam.

Orang ini tampaknya tidak membuat pencapaian apa pun, namun dia telah memenangkan hati (ex) Lord Tertinggi. Namun, dia memiliki temperamen yang eksentrik, dan hanya muncul beberapa kali di hadapan (ex) Lord Tertinggi untuk mengecam Lord Lin Song. Oleh karena itu, meskipun dia tidak memiliki hubungan pribadi dengan Jing Lin, mereka tidak asing satu sama lain. Apa yang paling pantas untuk disebutkan adalah bahwa dia membenci Jing Lin sedemikian rupa sehingga dia pernah menulis esai pedas setinggi seorang pria untuk mengkritiknya.

Sebagai kuas Sage Yining, orang-orang hampir tidak bisa menyalahkan iblis kuas karena begitu takut. Ini karena kuas ini sangat mungkin digunakan oleh Sage Yining untuk menulis semua artikel itu. Itulah mengapa dia mengenal Lord Lin Song dengan sangat rinci.

Setelah jeda sebentar, Jing Lin melanjutkan, "Bagaimana mungkin kau bisa berkeliaran di Zhongdu sendirian saat Yining masih ada?"

Tidak apa-apa jika Jing Lin tidak menyebutkannya. Tapi saat dia mengungkitnya, iblis kuas, yang menahan air matanya, mulai meraung keras lagi. Dia menangis begitu pahit bahkan sampai cegukan.

"Ini semua salah Lord Dong!" Iblis kuas menyeka air matanya. "Dia tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan, jadi dia membawaku tanpa izin untuk menulis puisi di Fan Tan. Hal ini menyebabkan berbagai biksu mengajukan keluhan terhadapnya kepada Lord Cheng Tian. Lord Cheng Tian menyerahkannya pada Sage Yining dan menghukumnya untuk kembali, merenungkan kesalahannya dalam kesendirian. Semakin Sage Yining memikirkannya, semakin marah dia. Dia berkata, 'Aku tidak menginginkan apa yang telah disentuh Lord Dong sebelumnya.' Dan jadi dia melempar, melemparku ke sini. Aku sendirian dan tidak berdaya tanpa keluarga atau teman di Zhongdu. Betapa, betapa menyedihkan!"

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin