032. The Arrival

1.5K 325 148
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Cang Ji tidak mengerti rasa sakit dari kata "perpisahan", jadi dia tidak tergerak oleh tangisan anak itu. Tapi suara terakhir yang dibuat oleh wanita itu membuat rambutnya berdiri. Dia baru saja akan menyingkirkan dahan untuk menyelidiki lebih jauh ketika dia merasakan ilusi tenggelam seperti air dan hancur di kakinya dalam sekejap mata. Lonceng berdenting kencang. Itu menciptakan keributan yang membuat Cang Ji langsung membuka matanya.

Dia tidak menyangka lonceng masih berbunyi dengan cepat saat dia membuka matanya.

Enam indera Cang Ji tajam. Dia tiba-tiba menengok ke belakang dan melihat Gu Shen duduk di kamar sambil menggoyangkan lonceng.

Gu Shen menghentikan lonceng saat melihat Cang Ji sudah bangun. Dia waspada dan takut pada Cang Ji, jadi dia memegang jimat di antara jari-jarinya sambil berkata kepada Cang Ji, "Kalian berdua telah mengikutiku selama beberapa hari. Apa sebenarnya yang kau inginkan?"

Cang Ji menjawab, "Kami melihat betapa kerasnya dagingmu; itu cocok untuk membuat hidangan."

"Kau memiliki banyak peluang di jalan, tapi kalian berdua tidak bergerak. Aku khawatir itu bukan karena kerakusan." Gu Shen menyangga dirinya saat dia duduk bersila dan berkata dengan ekspresi serius, "Aku sangat miskin sehingga aku terdampar di sini. Mengapa kau tidak memberitahuku apa yang kau inginkan?"

"Karena kau tahu bahwa aku telah mengikutimu selama beberapa hari, mengapa kau baru menanyakannya hari ini?" Cang Ji menuang secangkir teh dingin dari meja untuk dirinya sendiri, mengendusnya, lalu memerciknya.

"Aku tidak bisa memastikan sampai tadi malam ketika aku melihat kalian berdua lagi." Gu Shen berkata, "Jika ada sesuatu yang ingin kau minta untuk kulakukan, silakan katakan."

"Tidak ada yang ingin kami minta darimu." Jing Lin tiba-tiba membuka matanya. "Tapi ada sesuatu yang bisa kami bantu lakukan untukmu. Tidakkah kau menyadari bahwa kau sedang dimanipulasi oleh orang lain selama kau mencari keluargamu dan berkeliaran di sekitar pegunungan?"

"Dimanipulasi?" Ekspresi keraguan muncul di wajah Gu Shen. "Apa aku dituntun ke kota hanya untuk menjadi hidangan para iblis?"

"Kuncinya adalah pencarian keluargamu." Jing Lin berkata, "Jika kematian Dong Lin dapat dikaitkan dengan kata 'kematian', maka alasan lonceng tembaga mencarimu adalah karena kata 'perpisahan'. Mimpi tadi malam mengingatkanku. Karena lonceng ada di sini, itu bukan tanpa alasan."

*八苦, delapan penderitaan dalam hidup (yang dibimbing oleh lonceng Jing Lin) - sejauh ini, kita telah menghadapi kematian (Dong Lin) dan perpisahan, atau perpisahan dari orang yang dicintai (Gu Shen). Yang lainnya adalah kelahiran, usia tua, penyakit, perjumpaan (dengan yang dibenci), tidak terpenuhi (harapan dan keinginan), dan ketidakmampuan untuk melepaskan.

"Aku bahkan tidak tahu di mana keluargaku, bagaimana para pengamat bisa membantuku? Jangan bilang ..." suara Gu Shen terhenti.

"Kau tidak tahu." Jing Lin akhirnya bisa memijat tengkuknya. Sambil menutup matanya, dia berkata, "Tapi seseorang di sini tahu."

◎◎◎

Pemilik penginapan Zhu terikat dengan kuat. Dia ingin menangis, tetapi tidak ada air mata yang keluar, jadi dia hanya bisa mengemis. "Tuan-tuan, tolong ampuni aku! Aku hanya serakah; aku tidak ingin membunuh siapa pun."

"Pisau itu bahkan diasah dan digantung di leherku." Gu Shen melipat tangannya. "Dan kau masih ingin membohongi kami."

"Kau, kau tidak mati." Pemilik penginapan Zhu mengedipkan matanya yang berbintik-bintik dan mengeluarkan air mata. Tubuhnya bergetar saat dia menangis. "Kami hanyalah iblis gunung yang tidak penting. Kami butuh beberapa ratus tahun hanya untuk melihat makhluk hidup yang hidup. Bagaimana kau bisa menyalahkan kami ?!"

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now