042. Wolf Demon

1.4K 317 135
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Chu Lun berbakat, memiliki ingatan fotografis sejak kecil. Dia yakin bahwa dia belum pernah melihat kedua pria ini sebelumnya, jadi dia waspada setelah mengucapkan salam.

Jing Lin membalas salamnya, segera berubah dari tuan muda pesolek menjadi pria sederhana. Dia berkata, "Aku Lin Jing dari Donghai. Aku berkesempatan bertemu dengan Yang Mulia Chu di kapal di sungai setengah bulan yang lalu. Apa Yang Mulia masih mengingatku?"

Itu bertujuan untuk melihat reaksi Chu Lun. Dia tidak merasa cemas atau bingung dan menyembunyikan emosinya dengan sempurna saat dia berkata dengan tulus, "Maaf, tapi aku tidak mengingatmu. Bolehkah aku tahu tujuan kunjunganmu hari ini?"

Jing Lin tersenyum penuh arti sebagai jawaban.

Chu Lun berkata, "Aku terlalu banyak minum dan mabuk berat malam itu, karenanya, ingatan malam itu hilang. Tolong, katakan saja apa yang kau inginkan."

Jing Lin menjawab secara spontan, "Malam itu, Yang Mulia sepertinya memiliki beberapa hal mendesak yang harus diselesaikan. Sebelum kau pergi dengan terburu-buru, kau meminjam lima puluh mutiara emas dariku. Aku malu mengatakannya. Tetapi saat pertama kali aku datang ke ibu kota, aku menghambur-hamburkan semua uang yang diberikan keluargaku pada saat-saat impulsif. Itulah sebabnya aku datang mengunjungi Yang Mulia malam ini."

Chu Lun bertanya, "Apa kau memiliki bukti hutang?"

Jing Lin berkata dengan malu, "Situasinya mendesak saat itu. Kita tidak menuliskannya."

Karena tidak ada bukti tertulis, Chu Lun bisa menyangkalnya. Tapi dia diam-diam mengakuinya seolah-olah ini adalah kejadian biasa baginya.

"Seperti keberuntungan." Chu Lun akhirnya terlihat agak malu. "Aku akan kesulitan sekali mengumpulkan lima puluh emas untuk waktu yang cukup lama. Mengapa kita tidak menuliskan bukti hutang malam ini? Aku akan membayarmu saat kau mengunjungiku lagi lain hari."

Jing Lin menunjukkan sikap lembut saat dia menyetujuinya. "Baiklah."

Chu Lun memimpin keduanya masuk ke kediaman. Meskipun dia adalah sarjana baru, dia hanya ditugaskan di Hanlin, dan pangkat serta jabatan resminya masih belum diketahui. Dia masih harus menunggu kementerian untuk membahas dan menyelesaikannya hari ini, itu sebabnya dia masih bertahan di sini untuk saat ini. Perabotan di kediamannya sederhana. Jelas bahwa Chu Lun agak kekurangan uang. Dia akan menjadi pejabat dinasti yang berkuasa, namun bahkan tidak ada pelayan di sekitarnya.

Cang Ji melihat sekeliling untuk mencari aromanya, tapi dia tidak melihat ada 'kuas'. Tak butuh waktu lama untuk membuat kesepakatan tertulis itu.

Jing Lin dan Chu Lun bertukar beberapa kalimat sopan sejenak sebelum mereka(cangji & jinglin) yang harus pamit; pergi dan dia (chulun) yang harus mengantar kepergian tamu; melihat mereka (cangji & jinglin) keluar.

Cang Ji menemukan fakta bahwa begitu Jing Lin menyamar, dia sering menjadi orang yang berbeda. Itu seperti, tipe orang yang halus dan alami saat menipu dan mengelabui orang lain. Saat mereka hendak meninggalkan rumah, 'Chu Lun' lain kebetulan melangkah melalui pintu. Sepasang dari mereka di setiap sisi, berhadapan satu sama lain.

Bagaimana 'Chu Lun' ini tahu bahwa dia akan bertemu langsung dengan dewa pembantaian ini? Ekspresinya berubah saat dia mundur ketakutan. Tanpa mengucapkan salam, dia membalikkan badan sebelum melompat dari pagar dan kabur.

Jing Lin perlahan memasukkan dokumen itu ke dalam lengan bajunya dan berkata kepada Chu Lun yang lain di belakangnya, "Mengapa aku tidak mendengar bahwa Yang Mulia memiliki saudara kembar?"

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now