112. Manifestation

1.8K 255 76
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
Author : T97
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Cang Ji terpesona oleh jendela ketika dia bangun keesokan paginya. Agaknya, salju turun sepanjang malam. Jing Lin masih telentang di dadanya dalam tidur nyenyak. Cang Ji dengan hangat membelai kulit halus itu, sangat menyukainya sehingga dia benci berpisah dengannya. Area di pangkal kaki dan di sekitar pinggang Jing Lin telah dicubit sampai bekas jarinya terlihat jelas. Sekarang saat dia disentuh lagi, Jing Lin meringkuk dan meluncur di bawah selimut.

Cang Ji, bagaimanapun, tidak terlalu baik.

Paling-paling, dia bisa dikatakan hanya setengah kenyang tadi malam. Dia bahkan tidak bisa menggunakan semua keterampilan dan tekniknya secara maksimal. Dia meraup batu giok putih ini dan menggosoknya, meyakinkan diri dan siap beraksi. Gosokan-gosokan itu membuat Jing Lin menjadi lemah, dan beberapa lenguhan keluar dari mulutnya.

Cang Ji mendorong terpisah kaki Jing Lin hingga terbuka lebar dengan lututnya, di mana senandung kenikmatan yang tersisa dari tadi malam membuatnya lemah dan panas. Dia masuk dengan keakraban dan kemudahan, lalu memasukkan bibir Jing Lin yang terengah-engah ke dalam mulutnya sendiri dan perlahan, dengan lembut melanjutkan dorongannya.

Jing Lin masih belum sepenuhnya bangun, namun dia sudah terisak tak henti-hentinya saat dia mulai bergoyang-goyang dalam rasa basah dan panas sambil memeluk leher Cang Ji dan mengerang karena ciuman Cang Ji.

Pertarungan bercinta ini jelas tidak intens, tetapi kedua pria itu tetap bersimbah keringat.

"Panggil gege beberapa kali lagi." Cang Ji mendorong masuk dan keluar tanpa henti sambil menyenangkan Jing Lin dengan kelembutan pada saat yang sama. Dia menyeka keringat dan air mata Jing Lin dengan jari-jarinya. "Ayo kita dengarkan lagi beberapa kali."

Setelah dihentak sampai dia linglung, Jing Lin membiarkan dia mendapatkan apa yang dia inginkan dan meneriakkan banyak "gege".

◎◎◎


Tempat tidur mereka sangat berantakan saat selimut itu diangkat. Rambut mereka sangat licin karena keringat hingga menempel di punggung mereka. Ketika Jing Lin menopang dirinya, air mani meluncur ke seluruh kakinya. Cang Ji turun dari tempat tidur — telanjang sampai pinggang — dan membopong Jing Lin di bahunya untuk membawanya ke kamar mandi.

Hanya ketika Jing Lin berganti pakaian barulah dia merasa dihidupkan kembali. Cang Ji membuka pintu, dan udara dingin di luar menyerangnya tepat di wajahnya.

Saat itu tidak lagi turun salju, tetapi pegunungan telah membeku dan terbungkus es setinggi tiga kaki dalam semalam. Ketika Cang Ji membuka pintu, dia melihat pecahan es menempel di alur pintu. Dia memakai sepatunya, memakainya seperti sandal, dan berjalan ke beranda di mana dia melihat bahwa batu kerikil kecil dan pilar kecil di halaman sudah membeku semuanya.

"Beku dalam semalam." Jing Lin menutupi bukaan lengan bajunya. "Ini pasti ada hubungannya dengan Zong Yin."

"Aura naga secara tidak sengaja bocor tadi malam." Cang Ji melihat ke belakang. "Seluruh tubuhmu penuh dengan aroma naga. Dia pasti sudah mengendusnya."

Jing Lin tanpa sadar mengendus-endus pergelangan tangannya dan bertanya-tanya, "Kau belum melewati kesengsaraanmu. Jadi bagaimana mungkin aku memiliki aura naga padaku?"

*Papapa mereka itu bisa dianggap sebagai Kultivasi Ganda juga. Cang Ji sekarang kan belum berevolusi jadi naga, dia masih ikan. Makanya, Jing Lin bertanya-tanya dari mana aura naga dalam tubuhnya berasal. Yang sebenarnya sudah ditinggalkan Cang Ji sejak Kuktivasi Ganda mereka yang pertama kalinya. (Saat Jing Lin dikasih racun seperti afrodisiak sama Tao Zhi)

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now